Mengapa Membenci Hujan?
Kau bisa saja berdalih
membenci hujan
dan menikmati panas matahari
Jas hujan kau gantung
menjadi patung
sementara rinai mendekap erat
hingga menyatu dalam gigil
dan senyum itu tampak begitu lekat.
Semua membuatmu tertawa lepas;
genangan di jalan setapak,
daun-daun basah,
kerikil kecil terbawa air,
daun talas kau sentuh hingga tumpah tetes hujan.
Masihkah kau membenci hujan?
Mungkin saja ada yang terlupakan,
saat jalanan basah
anak-anak berlarian membawa bola
lalu ada yang bergelayut
hingga ranting pohon patah
dan kau melompat ke kubangan
hingga baju putihmu ternodai
tetapi wajah itu tetap bahagia.
Atau masih ingatkah,
ketika hujan bulan Juni
waktu kenyataan pahit menghampiri
kau dibuang seperti kertas bekas
tiada yang berusaha mendekap
hanya gerimis tetap setia memeluk,
mendengar kesah tanpa ada matahari
memberimu kehangatan.
Roy Frans S
Bekasi, 05 Juni 2022
Ikuti tulisan menarik Roy Frans S lainnya di sini.