x

Iklan

Dimas Nurdiansyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Kamis, 18 Agustus 2022 23:04 WIB

Sebuah Surat

Kepada Tuan Putri, dengan ini kupersembahkan:

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pasuruan, 12 Agustus 2022

Lagi kini kuhilang akal, Dik...

Aku lelaki dan kau perempuan. Kau tak pernah mungkin bisa jadi aku, pun aku tak pernah bisa juga jadi kamu. Wanita tak pernah bisa dieja perasaannya; itulah kau yang kutemui di palung hatimu. Wanita juga tidak hanya bisa diluluhkan dengan sebuah puisi; pun sama kaulah orangnya.

Mungkin sebaiknya kita tak pernah bertemu, Dik. Pernah kubilang padamu satu hari satu puisi, namun tiada objek untuk hari-hari ini melainkan kau Wahai Tuan Putri!

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini aku hanya ingin menjelma kantukmu. Merengkuh setiap mentari yang terbit di indah dagumu, atau terangnya benderang rembulan di caya matamu. Melingkungi engkau dan aku.

Dik...

Jika kusalah, dengan rela nadi ini kau pecah. Terbelah membelah. Seketika nyawaku melayang; kuingin kau menjadi yang paling indah dan paling kusayang.

Aroma wangi Surga tercium, sehela nafas cintamu kukuntum.

 

(Dimas, Agustus 2022)

Ikuti tulisan menarik Dimas Nurdiansyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB