x

image: LovePanky

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 15 Agustus 2022 13:32 WIB

Bersama Dalam Suka dan Duka

Sebagian besar anggota masyarakat Indonesia masih hidup susah. Sebagian dari kita sudah menikmati kemakmuran. Bagaimana nasehat nenek moyang untuk menyikapi hal ini? Sila baca.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bersama Dalam Suka dan Duka

 

Bambang Udoyono, penulis buku

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

 

Dulu di jalan depan rumah saya ada seorang pedagang roti yang setiap  hari berkeliling dengan gerobak dorong menjajakan rotinya.  Orangnya sangat ramah.  Setiap kali lewat di depan rumah saya dan ketemu saya, dia selalu menyapa hangat sambil membungkukkan badannya.  Demikian juga setiap kali bertemu orang.  Saya termasuk salah satu pelanggannya.   Biasanya sambil beli roti saya berbasa basi sedikit.  Jadi saya tahu sedikit tentang keluarganya.  Dia memiliki dua anak yang masih kecil.  Mereka tinggal bersama ibunya di Tasikmalaya.  Setiap dua minggu dia pulang kampung menengok keluarganya.  Suatu hari dia tidak berjualan.  Setelah beberapa hari absen saya tanya ke tetangga depan rumah.  Jawabnya sangat mengejutkan. Dia sudah meninggal sekitar dua minggu sebelumnya dan dimakamkan di kampung halamannya.   Terbayang kesulitan yang dihadapi anak istrinya jika istrinya tidak bekerja.  Entah berapa puluh juta orang bernasib seperti itu itu di Indonesia.

 

Di sisi lain kita mungkin melihat sendiri atau paling tidak melihat di televisi orang orang yang pamer kekayaan dan kemewahan.  Bayangkan ada orang yang kuat beli tas seharga ratusan juta.  Bahkan belinya tidak hanya satu atau dua.    Kalau tasnya saja ratusan juta bayangkan rumahnya dan mobilnya seperti apa. 

 

 

Saling mendukung

 

Melihat kesenjangan kemakmuran seperti itu tidak jarang saya mengelus dada.  Apakah mereka sudah melupakan ajaran nènèk moyang berupa peri bahasa Saboyo mukti, saboyo pati.  Apakah meréka tidak paham?  Mari kita bahas.

 

Kata ’saboyo’  sudah tidak pernah dipakai lagi dalam percakapan sehari hari di kalangan orang Jawa.  Artinya kira kira berniat.  Mukti artinya hidup makmur bahagia.  Pati adalah sinonim dari mati.  Jadi arti kalimat itu adalah bahagia bersama, mati bersama.    Kalimat ini adalah tekad yang ada di dada setiap pasangan yang menikah.  Jadi sejak awal menjalani pernikahan mereka sudah bertekad akan bersama sama menjalani kehidupan. Mereka sudah bertekad akan melampaui semua gelombang kehidupan.  Mereka bertekad menghadapi susah dan senang bersama. 

Keluarga harus saling menguatkan

 

Keluarga inti memang hanya ayah, ibu dan anak anak.  Meskipun demikian dikenal juga istilah keluarga besar.  Bahkan bangsa Indonesia ini juga keluarga besar.  Maka sebaikya prinsip ‘Saboyo mukti, saboyo pati’  diterapkan juga di dalam tingkatan keluarga besar bangsa Indonesia.  Maka sudah seharusnyalah anggota keluarga besar saling membantu.  Kalau ada yang sedang mengalami kesusahan sebaiknya dibantu olh yang sedang jaya.  Bantuan memang bisa saja “memberi pancing”, tapi bisa juga “memberi ikan”.

Ini sesuai dengan firman  Allah swt di dalam AL Qur’an

Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)”  (QS. Al-Ma’arij, [70]: 24-25)

Berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu”  (QS. An-Nuur [24]: 33)

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”  (QS. Al-Hadid [57]: 7)

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”  (QS. At-Taubah [9]: 60)

 

Ada banyak sekali hadist yang  membahas tentang sedekah, di antaranya:

"Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik."  (HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016).

 

Ternyata nasehat nenek moyang sesuai dengan  ajaran Islam.  Jadi monggo kita terapkan dalam keluarga dan bahkan keluarga besar bangsa Indonesia.

Penutup

 

Ke depannya semoga kita saling membantu dan saling menguatkan.  Ketika Anda sedang jaya, jangan lupa dengan saudara saudara yang masih berada dalam kesulitan.  Ingatlah sesama saudara sebaiknya bersama sama dalam suka maupun duka.  Jangan mau senangnya sendiri. Toh semua pemberian Anda akan kembali kepada Anda sendiri.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu