x

Gemar membaca di era internet cepat (freepik)

Iklan

Achmad Humaidy

Seorang narablog yang menyalurkan hobi membaca dan menulisnya melalui INDONESIANA supaya bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja. Kepoin blognya: https://www.blogger-eksis.my.id II IG @me_eksis II Twitter @me_idy
Bergabung Sejak: 23 Februari 2022

Kamis, 18 Agustus 2022 09:02 WIB

Gemar Membaca Pada Masa Internet Cepat

Gemar membaca bisa berpengaruh pada aspek kehidupan manusia. Aktivitas membaca ini harus dibiasakan sedini mungkin. Dengan begitu karakter dan pemikiran anak bangsa bisa terbentuk.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

     Gemar membaca jadi tolak ukur pembangunan literasi masyarakat yang akurat dan valid. Hal ini tak hanya sebagai landasan untuk perpustakaan yang terus beradaptasi pada era digitalisasi terkini. Para pegiat literasi juga harus menciptakan kedekatan terhadap publik dan bahan bacaan yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Apalagi akses informasi dan teknologi seperti internet cepat sudah menembus batas peradaban.

   Beruntunglah, aku termasuk orang yang gemar membaca. Aku selalu mengikuti standar membaca buku yang ditetapkan UNESCO, minimal 4-6 jam sehari. Standar ini juga seharusnya dibiasakan oleh masyarakat Indonesia lain sehingga bahan bacaan baik format fisik maupun digital bisa disentuh dan wawasan kita setiap hari makin terbuka luas.

  Lantas, haruskah aktivitas membaca dijadikan kegiatan penting dalam keseharian? Aku bisa mengatakan ‘iya’. Meski, kita tak harus menghabiskan waktu untuk membaca buku yang tebal. Sejatinya, keseharian kita sudah menerapkan aktivitas membaca. Contoh saat harus membeli obat atau camilan, tentu kita harus baca terlebih dahulu label dan komposisi pada kemasan. Saat ada kebijakan terbaru dari Pemerintah atau aturan di lingkungan rumah, sekolah, dan kantor pun semua harus dibaca satu per satu. Begitu juga komunikasi via daring yang terbentuk melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan Telegram. Chat atau pesan masuk bisa dibaca perlahan sambil dicermati isinya. Semua perilaku sederhana itu mengharuskan kita untuk membaca, kan?!

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

   Bayangkan saja kalau kebiasaan membaca ini tidak dilakukan dalam keseharian. Pertama, banyak pelanggaran yang dilakukan apabila tidak membaca kebijakan atau peraturan baru yang dibuat. Kedua, diri sendiri bisa merugi saat kita salah konsumsi obat atau menelan makanan yang telah kedaluwarsa. Ketiga, berita bohong (hoax) akan semakin banyak karena kita lebih sering berbagi tanpa memahami isi pesan yang sebenarnya ingin disampaikan.

   Ketidakacuhan karena tidak mau membaca harus dihilangkan sedini mungkin. Jangan sampai budaya literasi di Indonesia terus dipandang rendah oleh bangsa lain. Kita harus mulai menimbun kekayaan pengetahuan dengan gemar membaca. Telaah setiap informasi yang didapat dan cari perspektif kebenaran dengan terus membaca. Ingat, ilmu pengetahuan itu tanpa batas dan hanya bisa diakses bila kita mau mencari dan mempelajari lebih mendalam.

   Papan pengumuman, himbauan, berita di media online, tulisan pada blog, dan sebagainya akan selalu tetap jadi bagian dari literasi. Kita tak harus ke perpustakaan dahulu atau beli buku baru untuk mulai membaca. Banyak hal mudah disekitar kita yang bisa dijadikan kebiasaan supaya makin gemar membaca. Baca apapun itu minimal satu jam sekali per hari. Dengan membaca, informasi yang disampaikan tentu bisa lebih dipahami.

    Eksistensi bahan bacaan daring seperti buku digital (e-book) atau akses layanan perpustakaan digital juga memberi momen pada kita untuk giat membaca. Banyak buku yang mudah diakses, dipinjam, atau dikembalikan tanpa harus tatap muka. Portal berita, artikel blog, dan opini netizen dari media sosial yang tersambung jaringan internet cepat dari IndiHome juga bisa mendukung aktivitas membaca. Semua hal sudah ada dalam genggaman kita, tinggal seperti apa kita memanfaatkannya dengan bijak. Apalagi sejak aku pakai produk dan layanan dari Telkom Group yang punya komitmen gerak cepat untuk memperbaiki kondisi Indonesia pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat, terutama dalam literasi digital terkini.

   Suka atau tidak suka, pandemi berkepanjangan telah mengajak kita berkenalan dengan perangkat teknologi yang belum terjamah sebelumnya. Kondisi demikian akan memudahkan kita untuk peroleh informasi lebih beragam. Asalkan kita bisa menyaring mana saja informasi yang berguna untuk pengembangan diri.

   Buat pembaca artikel ini yang sudah punya anak, jangan lupa biasakan anaknya gemar membaca sedini mungkin. Dengan begitu, anak bisa tumbuh tak hanya dari sokongan perangkat digital terkini. Mereka juga akan terbiasa akses melalui internet cepat dan membaca semua hal tentang kehidupan dengan makna lebih luas. Sekali MERDEKA, tetap MEMBACA!

 

“Kemampuan membaca itu sebuah rahmat.

Kegemaran membaca; sebuah kebahagiaan”

(Goenawan Mohamad)

Ikuti tulisan menarik Achmad Humaidy lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB