Kalimat "Bagaimana" menjelma partikel partikel dalam sindrom pertemuan kita,
semesta mengamini pertikaian kita tentang isi kepala dan hati yang butuh akan pelukan.
Diantara abu dan asap nikotin pelengkap elegi, kita menertawakan dunia,
lamunan ku berubah menjadi rindu,
gerutumu berubah menjadi masa depan.
Ada waktu dan tertawa lepas yang menyelimuti kita diantara bau busuk kota,
kita bagaikan sepasang pengelana yang butuh akan luka,
Lampu lampu kota mulai terang,
jalanan mulai sepi, para buruh dan tani telah lama terlelap pergi menjemput mimpi,
Dan kita, memanfaatkan keluh kesah mereka yang terbawa oleh do'a - doa' diantara sunyinya neraka. ♡
Juni/mertamerdeka/2019/
Ikuti tulisan menarik Merta Merdeka lainnya di sini.