x

Iklan

Okty Budiati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Juli 2022

Jumat, 26 Agustus 2022 07:15 WIB

Penyamaran

Anak-anak bukan manusia yang diharuskan untuk mendadak bertanggung jawab atas kelahirannya, sebab tumbuh kembangnya di masa mereka saat ini masih menjadi eksplorasi perjalanannya sebagai pengalaman yang selayaknya kita hargai sebagai kedirian. Tentu saja, generasi baby boomers akan memiliki argumen terhadap perihal ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tentang anatomi tubuh manusia, pengetahuan serta informasi yang menggantung dikepung batas-batas realitas mulai dikompromikan ke suatu definisi yang tidak lagi bersifat konservatif. Memaknai kosakata kemanusiaan hingga subjektivitas dalam batas-batas anatomi tubuh manusia menjadi suatu desakan memasuki dunia metahumanism. Pada akhirnya, yang alamiah atas manunggal/oneness dikembalikan kepada manusia sebagai yang posthumanism. Penyamaran tentang pengorbanan telah terpelanting ke dalam penanaman uji coba dan eror sebagai utopia para baby boomers yang bersikap menolak masa depan.

Terlepas dari kebiasaan/konservatif tentang rahasia dalam rahasia berpikir dan membaca batas-batas realitas kemanusiaan. Sebuah komposisi The Second Walzt dari Dmitri Shostakovich, menggoncang empedu tergelap malam Jumat. Bisa jadi yang wajar bukanlah tentang penyamaran, namun sensasi mengungkap emosi hingga momok antara pro dan kontra sebagai transaksi hati dengan pikiran yang merajut kebingungan lithographic pada otak manusia.

Penyamaran sebagai pengetahuan serta informasi yang dikepung batas-batas realitas cenderung menuntut definisi pemahaman atas A Pattern Language sebagai The Archaeology of Knowledge.

Namun, dalam rentang penyamaran di masa pandemi, bahwa masa depan sedang mencipta kembali eksistensi manusia dengan senyum yang lindap dari para phlebotomy dan seringkali amuk sekaligus gagap bisu para penggali kuburan menyamar untuk cyborg. Sementara, penciptaan generasi akan tetap berkembang sebagai teknologi Gen X terhadap REM tentang Everybody Hurts. Sementara pertanyaannya adalah, apakah penyamaran mampu menjadi self-healing untuk civilized society atau cenderung menebarkan benih-benih overemotional? Sungguh dunia metahumanism terportal.

Baru-baru ini saya menonton sebuah series di Netflix berjudul Sweet Tooth yang begitu menyentuh sisi tergelap di mana batas-batas realitas tentang kemanusiaan tidak memiliki cukup kata-kata untuk menyamar-menggali-menerima eksistensi anak-anak atau Gen X sebagai kawan. Ada momen di mana saya mengingat masa tumbuh kembang hingga masa remaja yang cenderung memiliki sisi pemberontakan. Apakah menjadi orang tua, berarti harus menolak dengan menyalahkan komunikasi anak-anak? Bukankah orang tua atau mereka yang lebih tua memiliki tanggung jawab membaca dan menjadi bagian dari dunia mereka, bukan mewariskan apa yang telah menjadi Everybody Hurts dari Gen X untuk eksistensi yang tidak meminta selain kepatuhan pada baby boomers utopia.

Anak-anak bukan manusia yang diharuskan untuk mendadak bertanggung jawab atas kelahirannya, sebab tumbuh kembangnya di masa mereka saat ini masih menjadi eksplorasi perjalanannya sebagai pengalaman yang selayaknya kita hargai sebagai kedirian. Tentu saja, generasi baby boomers akan memiliki argumen terhadap perihal ini, khususnya, bagi yang cenderung mengungkap emosi antara pro dan kontra sebagai transaksi hati dengan pikiran dalam mengingkari kebingungan otak sendiri, kegagalan pernikahan, dan menolak adanya penciptaan kelahiran manusia atas nama kemanusiaan. "In short, the history of thought, of knowledge, of philosophy, of literature seems to be seeking, and discovering, more and more discontinuities, whereas history itself appears to be abandoning the irruption of events in favour of stable structures." [Michel Foucault]

Ikuti tulisan menarik Okty Budiati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB