x

Iklan

Aidin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Februari 2022

Sabtu, 27 Agustus 2022 06:48 WIB

Anak Sebagai Invertasi Dunia Akhirat

Jika orang tua memberikan contoh baik pada anak-anaknya, maka baik pula kepribadian yang akan terbentuk pada anak tersebut. Pun sebaliknya, jika orang tua memberikan contoh yang buruk pada anaknya, maka buruk pula kepribadian yang akan terbentuk pada anak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Abi, masukin amal.”

Saya tiba-tiba tersadar dari lamunan ketika mendengar suara tersebut. Ternyata suara itu berasal dari anak kecil yang berada di depan saya saat sedang menuruni eskalator di sebuah masjid. Khas dengan suara imut anak-anak berusia sekitar lima tahun. Seketika, saya pun memperhatikan anak kecil tadi dengan raut wajah bingung, heran dan kagum bercampur menjadi satu.

Pemandangan yang barusan saya lihat bisa dibilang mengagumkan. Bagaimana tidak, kalimat itu terlontar dari mulut seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa, bahkan arti amal pun dia tidak tahu. Namun, anak itu mampu melontarkan sebuah kalimat yang membuat saya termenung sejenak mencoba mencerna kalimat itu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam sosiologi, hal tersebut dinamakan imitasi. Sebuah tindakan atau usaha yang dilakukan untuk meniru tindakan orang lain seperti, seorang anak meniru kebiasan-kebiasan orang tuanya dalam hal berbicara, berpakaian, makan dan lain-lain. Di mana seorang anak mencoba mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang dia lihat, dalam hal ini orang tua. 

Di lingkungan keluarga inilah kepribadian seorang anak pertama kali akan terbentuk karena keluarga merupakan sekolah pertama baginya. Salah satunya melalui proses imitasi tersebut. Anak akan mulai mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang tuanya baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Di sinilah peran penting  orang tua maupun calon orang tua memahami kondisi ini. Orang tua merupakan contoh yang akan diikuti oleh anak. Jika orang tua memberikan contoh baik pada anak-anaknya, maka baik pula kepribadian yang akan terbentuk pada anak tersebut. Pun sebaliknya, jika orang tua memberikan contoh yang buruk pada anaknya, maka buruk pula kepribadian yang akan terbentuk pada anak.

Kasus-kasus kenakalan remaja yang marak terjadi seringkali salah satu penyebabnya selain faktor eksternal, timbul karena faktor internal yaitu dari keluarga. Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya menyebutkan bahwa, kenakalan dan kekerasan yang dilakukan anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan. Diantaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orang tua.

Anak-anak yang sering mengalami kekerasan, khususnya kekerasan fisik, nantinya akan menimbulkan trauma tersendiri bagi anak tersebut. Yang lebih parahnya lagi, akan terbentuk pula mindset pendendam didalam otak mereka. Ketika mereka sudah dewasa atau mulai bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas nantinya, mereka akan mencari pelampiasan atas apa yang telah mereka alami. Dan ini akan menciptakan rantai kekerasan yang tak berujung jika tidak secepatnya diputus.

Dalam Islam, anak adalah sebuah anugerah yang Allah berikan pada hambanya. Sebuah anugerah yang tidak bisa digantikan dengan apapun. Islam pun hadir 14 abad yang lalu, di tengah kondisi masyarakat jahiliyah. Salah satunya untuk menghilangkan praktik-praktik kebiadaban, seperti mengubur hidup-hidup anak perempuan. Anak merupakan investasi dunia dan akhirat bagi orang tua. Anak-anak yang sholeh, ketika orang tua mereka telah wafat akan menjadi penolong di akhirat. Doa anak yang sholeh merupakan salah satu amalan yang tidak akan terputus walaupun orang tersebut telah wafat. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. yang berbunyi:

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan doa anak yang sholeh” (HR. Muslim: 1631)

Maka sudah menjadi sebuah kewajiban para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka agar menjadi generasi yang shalih. Jangan sampai bagi para orang tua ketika di akhirat saat ingin memasuki surga, dirinya ditarik ke neraka oleh anaknya sendiri karena saat di dunia tidak pernah mendidik anaknya. Dan bagi para calon orang tua, saatnya dari sekarang mempersiapkan bekal untuk mendidik anak-anak agar kelak menjadi generasi yang shalih.

 

Ikuti tulisan menarik Aidin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu