Serahkan Masalah Pada Tuhan
Bambang Udoyono, penulis buku
Kehidupan manusia ini memang penuh tantangan, penuh liku dan penuh kejutan. Tidak jarang kita menghadapi ketidakpastian. Seperti ketika dunia dihebohkan dengan pandemi yang tidak ketahuan kapan berakhirnya. Akibatnya ekonomi dunia mengalami pasang surut. Tidak ada yang tahu kapan bangkitnya ekonomi dunia. Ratusan juta orang sedunia mengalami kemunduran ekonomi, bahkan kehilangan pekerjaan. Nah, nenek moyang kita yang sudah kenyang makan asam garamnya kehidupan, memiliki kata mutiara yang bisa membantu kita menata sikap untuk menghadapi segala tantangan kehidupan. Hanya satu kata semèlèh tapi sarat makna. Apa maksudnya ? Mari kita bahas.
Semèlèh
Pertama artinya dulu. Kata semèlèh adalah bentuk pasif yang artinya terletak atau diletakkan atau ditaruh. Kata dasarnya sèlèh yang artinya meletakkan atau menaruh. Dalam konteks sikon kehidupan ini, arti harafiahnya adalah meletakkan atau menaruh segala macam masalah dan hasilnya. Tentu saja hanya kepada Allah swt. Ketika kita menghadapi persoalan pelik maka kembalikan masalah kepada Allah swt. Sikap ini sesuai dengan tuntunan Al Qur’an di dalam surah Al Baqarah ayat 210:
“……Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan”
Di dalam surah Ali Imron ayat 109 disebukan:
“Kepunyaan Allah lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah lah dikembalikan segala urusan.”
Di dalam surah Al Anfaal ayat 44 :
“…..Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.”
Di dalam surah Hud ayat 123:
”Dan kepunyaan Allah-lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.”
Di dalam surah Al Hajj ayat 41:
”(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Di dalam surah al Hajj ayat 76:
”Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan.”
Di dalam surah Al Luqman ayat 22:
”Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.”
Di dalam surah Al Faathir ayat 4:
”Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.”
Di dalam surah As Syura 53:
”(Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.”
Di dalam surah Al Hadid ayat 5
”Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.”
Sikap nenek moyang sudah benar, sudah sesuai dengan Al Qur’an. Mereka merujuk kepada Allah swt untuk memecahkan segala masalah yang dihadapi.
Setelah memohon petunjuk kepada Allah akan ada solusi. Di dalam beberapa ayat disebutkan seperti berikut ini.
“….barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia berikan rezeki dari tempat yang tidak di sangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan cukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” Q. S. Ath Talaq: 2-3
”Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (Surah at Thalaq ayat 4)
Di dalam surah Al Isyirah 5 – 6
”Karena sesungguhnya sesudah (di balik) kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah (di balik) kesulitan ada kemudahan”
Kemudian setelah Allah swt memberikan keputusan atau solusi maka manusia harus menerimanya dengan senang hati. Apapun pemberian Allah swt itulah yang terbaik buat dia, meskipun mungkin tidak sesuai dengan harapannya. Dengan kata lain manusia harus ridho dengan semua keputusan Allah swt. Tatkala bisnis rugi, usaha surut, atau bahkan mengalami phk, manusia harus menata hati. Tentu saja harus tetap berihtiar.
Penutup
Jadi semèlèh adalah mengembalikan segala masalah kepada Allah swt saja dan juga menyerahkan hasilnya kepada Allah swt. Dengan demikian kita akan merasa hidup ini ringan. Kita tidak stress. Kita akan merasa hidup ini indah dan seru. Life is full of twist and turns but still it is wonderful. Demikian kata orang Barat. Monggo menata hati agar semèlèh sehingga kita akan hidup bahagia di dunia dan akherat. Lain kali kita bahas lagi kata mutiara warisan leluhur.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.