Puisi: Penaku Nyala Apiku - Fiksi - www.indonesiana.id
x

sucahyo adi swasono

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474
Bergabung Sejak: 26 Maret 2022

Senin, 29 Agustus 2022 06:00 WIB

  • Fiksi
  • Topik Utama
  • Puisi: Penaku Nyala Apiku

    Ku tak mau bujuk rayu robekkan kalbu yang baku, menghadang mau-Mu dan mau-Mu ...

    Dibaca : 1.212 kali

    Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

    Aku tak peduli!

    Kukatakan kepada dunia

    Aku tak peduli selamanya ...

     

    Pada ketimpangan kian menganga

    Kian merambah segenap sendi kehidupan

    Di bumi ini, di bumi ini ...

     

    Kan kugenggam sampai mati

    Nilai prinsip keseimbangan

    Maunya Tuhan semesta alam

    Ajaran Tuhan semesta alam

    Bukan ajaran setan

    Bukan ajaran iblis

    Perayu menggiurkan

    Bukan!

     

    Ku tak mau bujuk rayu

    Robekkan kalbu yang baku

    Menghadang mau-Mu dan mau-Mu

    Telah kusaksikan utusan-Mu

    Patron teladan kehidupan

    Bagi seluruh umat manusia

     

    Kutantang wahai sang tirani!

    Penguasa pengungkung anak negeri

    Bila masih punya nurani

    Di atas kepedihan

    Di atas getir kepahitan

    Bagi mereka

    Yang tak secuilpun peroleh afeksi

    Dalam kubangan dalam genggaman

    Bayang-bayang hitam nan kelam

     

    Busung lapar gelepar membiar

    Di lautan kemiskinan

    Imbas berebut kekuasaan

    Posisi dan jabatan

    Modal yang diharamkan

    Amanah terabaikan

    Dibenamkan!

    Nafsu yang membabi buta

    Dalam topeng aulia

    Membungkus angkara

    Membalut durjana mengusung tega

    Mereka yang terhina

     

    Mungkinkah adil sejahtera tercipta?

    Bila nafsu kepentingan diri melayu laju?

    Mengatasnamakan suku

    Mengatasnamakan agama 

    Mengatasnamakan ras

    Busungkan golongan 

    Tak mungkin dan tak mungkin terjadi!

     

    Kuberseru dalam suara

    Melaju menderu

    Walau belum mampu

    Mendongkrak seribu jiwa

    Menembus menyibak tertuju

    Pulau emas berhampar ratna mutu manikam

    Tanda kebenaran nyata

    Tatanan hidup seimbang

    Maunya Tuhan Semesta Alam

    Sebab aku masih meniti rintisan juang

     

    Penaku nan tajam menyayat

    Tertuju kepada sang laknat

    Penggerus hajat hidup

    Dan kehidupan para sang biasa

    Tak gentar tak goyah hadangan desingan

    Pistol, senjata laras panjang

     

    Aku kan terus bereseru dalam suara

    Gaungkan kalam kebajikan kebenaran

    Ke seantero negeri sepenuh hati

    Risalah teruji, silakan diuji

     

    Api nyaliku telah membara

    Wahai pewarta dimanapun engkau berada!

    Sampaikanlah kepada mereka

    Bila aku masih punya cita yang tersisa

    Kepada bangsa dan negeri ini

    Menuju tatanan hidup seimbang

    Dalam kedaulatan Tuhan semesta alam

    Dan takkan kubiarkan

    Ketimpangan hidup

    Menghujam mencengkeram tak putus

    Atas nasib bangsa negeri ini ... 

     

    *****

    Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh delapan, Dua Ribu Dua Puluh Dua. 

     

     

    Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.



    Suka dengan apa yang Anda baca?

    Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.



    Oleh: Frank Jiib

    3 hari lalu

    Untuk Adikku

    Dibaca : 103 kali









    Oleh: Frank Jiib

    Senin, 20 Maret 2023 19:26 WIB

    Aisyahra

    Dibaca : 253 kali