Aku tak peduli!
Kukatakan kepada dunia
Aku tak peduli selamanya ...
Pada ketimpangan kian menganga
Kian merambah segenap sendi kehidupan
Di bumi ini, di bumi ini ...
Kan kugenggam sampai mati
Nilai prinsip keseimbangan
Maunya Tuhan semesta alam
Ajaran Tuhan semesta alam
Bukan ajaran setan
Bukan ajaran iblis
Perayu menggiurkan
Bukan!
Ku tak mau bujuk rayu
Robekkan kalbu yang baku
Menghadang mau-Mu dan mau-Mu
Telah kusaksikan utusan-Mu
Patron teladan kehidupan
Bagi seluruh umat manusia
Kutantang wahai sang tirani!
Penguasa pengungkung anak negeri
Bila masih punya nurani
Di atas kepedihan
Di atas getir kepahitan
Bagi mereka
Yang tak secuilpun peroleh afeksi
Dalam kubangan dalam genggaman
Bayang-bayang hitam nan kelam
Busung lapar gelepar membiar
Di lautan kemiskinan
Imbas berebut kekuasaan
Posisi dan jabatan
Modal yang diharamkan
Amanah terabaikan
Dibenamkan!
Nafsu yang membabi buta
Dalam topeng aulia
Membungkus angkara
Membalut durjana mengusung tega
Mereka yang terhina
Mungkinkah adil sejahtera tercipta?
Bila nafsu kepentingan diri melayu laju?
Mengatasnamakan suku
Mengatasnamakan agama
Mengatasnamakan ras
Busungkan golongan
Tak mungkin dan tak mungkin terjadi!
Kuberseru dalam suara
Melaju menderu
Walau belum mampu
Mendongkrak seribu jiwa
Menembus menyibak tertuju
Pulau emas berhampar ratna mutu manikam
Tanda kebenaran nyata
Tatanan hidup seimbang
Maunya Tuhan Semesta Alam
Sebab aku masih meniti rintisan juang
Penaku nan tajam menyayat
Tertuju kepada sang laknat
Penggerus hajat hidup
Dan kehidupan para sang biasa
Tak gentar tak goyah hadangan desingan
Pistol, senjata laras panjang
Aku kan terus bereseru dalam suara
Gaungkan kalam kebajikan kebenaran
Ke seantero negeri sepenuh hati
Risalah teruji, silakan diuji
Api nyaliku telah membara
Wahai pewarta dimanapun engkau berada!
Sampaikanlah kepada mereka
Bila aku masih punya cita yang tersisa
Kepada bangsa dan negeri ini
Menuju tatanan hidup seimbang
Dalam kedaulatan Tuhan semesta alam
Dan takkan kubiarkan
Ketimpangan hidup
Menghujam mencengkeram tak putus
Atas nasib bangsa negeri ini ...
*****
Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh delapan, Dua Ribu Dua Puluh Dua.
Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.