x

Iklan

Frans Ari Prasetyo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 29 Agustus 2022 06:13 WIB

Bulan Madu Tarif Online Berakhir


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berakhirnya subsidi gaya hidup milenial termasuk di Indonesia. Era yang membahagiakan ketika menggunakan jasa transportasi online melalui aplikasi digital seperti Grab atau Go Jek melintasi kota berharga beberapa rupiah termasuk memesan makanan via jasa penyedia layanan makanan seperti pada aplikasi Shopee Food atau Traveloka Food bahkan yang terhubung dengan transportasi online-nya seperti Go Food dan Grab Food yang menyediakan display dari restoran mana pun dengan biaya tambahan nominal. Hampir setiap kali anda atau saya memesan makanan atau memanggil transportasi online ini, maka perusahaan di balik aplikasi itu merugi. Akibatnya, start-up ini, yang didukung oleh modal ventura, membayar kita, konsumen, untuk membeli produk mereka. 

Namun investor terus mendukung perusahaan yang menumbuhkan basis pengguna mereka sambil merugi. Selama uang itu murah dan 'Silicon Valley' mengatakan pada dirinya sendiri bahwa perusahaan teknologi konsumen penakluk dunia berikutnya adalah satu putaran pendanaan, cara terbaik untuk memulai untuk menghasilkan uang dari pemodal ventura adalah kehilangan uang untuk mendapatkan trilyun pelanggan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang, perusahaan-perusahaan itu menghadapi perhitungan. Start-up ini bukan nirlaba, amal, atau perusahaan sosialis yang dikelola negara. Akhirnya, mereka harus melakukan kapitalisme dan menghasilkan keuntungan. Pada tahun 2022, Kenaikan suku bunga mematikan keran untuk start-up yang merugi, yang dikombinasikan dengan inflasi energi dan kenaikan upah bagi pekerja berpenghasilan rendah, telah memaksa Grab, Gojek, dan Shopee untuk membuat layanan mereka lebih mahal. Dan disisi lainnya, fake growth economy that runs our lives with spinning perception from goverment. 

Sementara itu, kondisi pasar tenaga kerja yang membaik berarti bahwa pekerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pemberi kerja. Saat ini, lowongan pekerjaan secara historis berlimpah dan upah nominal meningkat paling cepat untuk pekerja berpenghasilan rendah. Masa keemasan diskon teknologi perkotaan berdasarkan permintaan bougie telah berakhir. Kita mungkin sekarang harus kembali membayar biaya produk dan layanan yang sebenarnya. 

Jadi jika menurut pandangan struktur kelas, apakah buruh-buruh digital ini bukan dianggap kelas pekerja hanya karena mereka memiliki alat produksi dan kapital tidak perlu membuat invest machinery yang itu kemudian menjadi tanggunguan buruh digital tersebut. Mengerikan !

 

Ikuti tulisan menarik Frans Ari Prasetyo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB