Hindari Herding Behavior dalam Investasi Saham

Senin, 29 Agustus 2022 15:01 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Herding behavior merupakan perilaku investor yang cenderung mengikuti investor lain dalam berinvestasi tanpa melakukan analisis fundamental terlebih dahulu sehingga pasar yang terbentuk menjadi tidak efisien.

Istilah herding dalam investasi saham dipahami sebagai perilaku ikut-ikutan. Seperti halnya hewan gembalaan, herding dipahami sebagai aktivitas penggiringan untuk satu arah tertentu.

Herding adalah sesuatu yang biasa dalam berbagai segi kehidupan. Pertama, karena hal ini sebagai insting evolusi. Sejak zaman dahulu, jika manusia ingin bertahan maka harus berkelompok, karena probabilitas orang untuk bertahan hidup sendiri lebih kecil daripada hidup berkelompok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, nyaman berbuat salah dalam kelompok. Berbuat salah menimbulkan perasaan yang tidak nyaman bagi seorang individu, terlebih jika kesalahan tersebut diemban seorang diri. Namun jika kesalahan ini dilakukan secara bersama, perasaan bersalah lebih berkurang karena ditanggung bersama.

Ketiga, cenderung memilih tempat yang ramai dikunjungi. Tempat makan yang kosong memberi kita informasi bahwa ada sesuatu hal yang kurang dari tempat tersebut, tapi tempat makan yang ramai banyak dipilih dengan mudah.

Selanjutnya dalam investasi saham, istilah herding ini dipahami sebagai investasi yang dilakukan karena ikut-ikutan pihak lain. Herding behavior merupakan perilaku investor yang cenderung mengikuti investor lain dalam berinvestasi tanpa melakukan analisis fundamental terlebih dahulu sehingga pasar yang terbentuk menjadi tidak efisien.

Untuk tahap awal, investor saham mungkin masuk di dunia pasar modal hanya karena ikut-ikutan, tapi untuk selanjutnya seabaiknya memang dilakukan secara mandiri.  

Apakah kalian pernah diberikan tip oleh teman atau broker bahwa harga sebuah saham akan naik? Lalu keesokan harinya harga saham tersebut naik lebih dari 15% dan kamu menyesal tidak membelinya.

Kemudian ketika harga saham tersebut turun 5% di hari berikutnya, kamu membeli saham tersebut dan berharap akan mengikuti keuntungan yang diterima teman atau broker kamu.

Sebagai investor yang bijaksana, tentu herding bukanlah perilaku yang optimal. Hal yang perlu ditanamkan pada benak investor adalah opini 1,000 orang tidak semata-mata membuat sesuatu menjadi fakta.

Ikut-ikutan boleh saja, namun harus tetap melakukan analisis mendalam terhadap sebuah saham sebelum melakukan transaksi. Analisis yang komprehensif diperlukan supaya hasil yang diinginkan tercapai.

Menariknya, analisis yang komprehensif kini gampang dilakukan karena sudah ada sarananya, semisal di aplikasi IPOT milik Indo Premier Sekuritas, investor bisa melakukan analisis yang komprehensif dengan mudah.

Analisi fundamental dan teknikal bisa dilakukan karena data, informasi, hasil riset dan fitur-fitur yang komplit disajikan secara free. Investor tinggal menganalisis saham yang diinginkan secara mandiri untuk hasil yang optimal dengan cepat. 

Dengan demikian, investasi saham bisa dilakukan dengan mudah secara mandiri dan tidak terjebak dalam arus ikut-ikutan tanpa tahu fundamental dan teknikalnya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler