Biar Nggak Gampang Bokek, 5 Kebiasaan Ini Wajib Dihindari Kids Zaman Now

Senin, 5 September 2022 22:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Satu hal yang pasti mereka ini "gila belanja" yang terindikasi dari hasil survei Manulife Investor Sentiment Index.

Kids Zaman Now sangat akrab dengan yang namanya smartphone, belanja online, tiktok, selfie dan wefie lalu mengunggahnya ke media sosial. Mereka ini juga demen yang namanya nongkrong di kafe dan tempat-tempat instagramable.

Namun satu hal yang pasti mereka ini "gila belanja" yang terindikasi dari hasil survei Manulife Investor Sentiment Index. Survei ini mendapati kalau responden yang rata-rata Kids Zaman Now menghabiskan 70 persen dari penghasilan mereka untuk berbelanja dan 10 persen dari responden menghabiskan 90 persen dari penghasilannya untuk berbelanja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gila belanja ini tentu bukan tanpa alasan. Ada banyak keuntungan dan kepraktisan dari belanja online yang makin ke sini makin menggeser toko-toko offline. Kemudahan ini pun menjadi pemicu peningkatan konsumerisme.

Namun jika menilik mayoritas persentase pengalokasian keuangan untuk belanja online maka ini yang perlu disadari sebagai fakta pengelolaan keuangan yang nggak sehat lagi.

Nah, biar kondisi keuangan sehat dan duit sudah terkuras baru di tengah bulan, berikut ini 5 kebiasaan yang sebaiknya dihindari generasi Kids Zaman Now:

1. Jangan Gampang Terpengaruh

Mayoritas generasi Kids Zaman Now dikategorikan sebagai generasi yang gampang terpengaruh. FoMO jadi salah satu cirinya, sehingga ada kesan mereka ini banyak yang bertindak terlebih dahulu, baru berpikir belakangan. Karena gampang terpengaruh makanya saat teman update gadget maka ia buru-buru ingin ganti yang baru juga. Apa pun dibeli secara online karena pengaruh orang lain. Ini semua dilakuin karena takut tak diterima dalam lingkungan pergaulan. Namun menjadi diri sendiri dan nggak ikut-ikutan bukan sesuatu yang salah. Justru jika mau jadi diri sendiri, kondisi keuangan justru menjadi sehat.

2. Hindari Apa-apa Dikredit

Generasi Kids Zaman Now itu gampang tergoda sehingga maunya apa-apa dikredit biar terkesan bisa punya barang-barang mewah. Bagi mereka, kemewahan itu bentuk eksistensi. Biar dianggap eksis, mereka rela kredit apapun yang diinginkan dan lagi ngetren. Mereka berpikir kartu kredit itu uang tambahan. Padahal, begitu digesek, saat itu juga mereka menjadi penghutang aktif. Begitu juga utang online yang akhir-akhir ini marak dengan bunga yang mencekik. Tak sedikit Kids Zaman Now yang 

3. Kurangi Hangout

Seperti tak peduli dengan pendapatan yang cekak, generasi Kids Zaman Now ini ternyata memiliki kebiasaan hangout di tempat-tempat yang mahal untuk menunjukkan kelas dan eksistensinya. Memang sesekali nongkrong sembari membeli jajanan atau minuman mahal itu boleh-boleh saja. Tapi kalau keterusan tapi dana terbatas maka bukan tidak mungkin baru tengah bulan saja gaji sudah kering keronta. Ini yang tidak sehat secara keuangan. Hangout memang perlu, apalagi setelah lama terkungkung dengan pandemi Covid-19, namun terlalu sering hangout tapi dana cekak juga tidak untuk kesehatan keuangan.

4. Jangan Cepat Merasa Puas

Generasi Kids Zaman Now itu gampang puas dengan gaji yang didapatkan. Mereka enggan mencari pendapatan tambahan. Dibanding mencari pendapatan tambahan, mereka lebih memilih utang atau kredit yang akhirnya membebani keuangan karena menumpuknya utang. So, hidup itu tidak hanya untuk hari ini. Ada juga masa depan yang perlu disiapkan sejak dini.

5. Jangan Meremehkan Nilai Uang

Generasi Kids Zaman Now itu sering menggampangkan cara mendapatkan uang sehingga meremehkan yang namanya nilai uang. Pengeluaran pun tak beraturan, apalagi tercatat. Kebiasan buruk ini mengancam keuangan di masa depan. Investasi untuk masa depan mereka abaikan karena bagi mereka hidup adalah hari ini. Padahal agar tidak boros, generasi "gadget freak" ini bisa memanfaatkan aplikasi IPOT untuk memaksimalkan nilai uang yang tak tergerus inflasi. Investasi saham yang memberikan potensi cuan tinggi bisa dimulai dengan modal yang terbatas. Dengan Rp100.000 saja investasi saham sudah bisa dilakukan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler