x

Dok pribadi

Iklan

Dien Matina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Selasa, 6 September 2022 17:23 WIB

Semacam Puisi (18)


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

1. Puisi semacam pesta perayaan. Berbincang dan bersulang dengan diri sendiri. Mengantar pesan-pesan tersembunyi yang entah sampai entah terabai. 

 

2. Hujan hilir mudik di kalender November. Seperti biasa ia tak datang sendirian, kadang bersama kenangan, kadang bersama wangi rindu yang memabukkan. Aku kewalahan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

3. Beberapa luka mencoba menyembuhkan dirinya sendiri, beberapa yang lain terasa semakin nyeri. 

 

4. Lewat celah pintu dan jendela kesedihan mengalir tipis-tipis ke ariku. Ke lelah denyut nadiku. 

 

5. Ingatan jatuh pada ucapan terakhir seseorang di telepon, "Berpura-pura itu melelahkan, Ing, maka akan kuselesaikan." 

 

6. Hanya pecah di lidah, tak sanggup menembus pintu dan jendela. Kasih itu, kekasih, serupa bulat hosti untuk diri sendiri. 

 

7. Semesta selalu bekerja; cuaca yang begitu berwarna, gerimis tumbuh di mataku, wangi pantai di rambutku dan jejak lalu di kakiku. 

 

8. Kali ini hujan begitu mengganggu, memberi pekerjaan yang sepertinya tak sanggup kulakukan, menghalau rindu padamu. 

 

9. Barangkali kau datang terlalu tiba-tiba. Belum juga sadar kueja, senyummu tertinggal di karcis bioskop, di puisi-puisi dan di bantal tempat aku menitipkan mimpi. 

 

10. Sebuah obrolan dipertemukan malam, bertumpuk-tumpuk dengan pesan-pesan dan obrolan lain. Semacam kangen yang sibuk berlalu lalang ingin menyampaikan pesan, tentang cinta yang sedikit cemas tapi banyak senyumnya. 

 

Ikuti tulisan menarik Dien Matina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler