x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 7 September 2022 05:58 WIB

Pintu Kecil Menuju Pintu Besar

Jangan sepelekan kesempatan kecil karena bisa membuka kesempatan besar. Bagaimana bisa? Sila baca.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

Kalau seseorang menunjukkan kepada Anda sebuah pintu kecil dan sederhana.  Lalu dia mengatakan bahwa di balik pintu kecil itu ada pintu lain yang lebih besar dan bangunan megah tapi tidak terlihat, apakah Anda percaya?  Kemungkinan besar Anda tidak akan percaya.  Saya yakin kebanyakan orang hanya akan percaya pada apa yang nampak jelas di depan matanya.  Mereka tidak percaya pada sesuatu yang tidak nampak atau belum jelas.

Demikian juga dengan pekerjaan atau peluang usaha.  Jika Anda belum bekerja lalu ditawari pekerjaan dengan gaji atau upah kecil, apakah Anda mau?  Atau kalau Anda berbisnis, maukah Anda ambil peluang yang nampaknya hanya kecil saja?

Gambaran sikap mental

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Saya ingat seorang teman yang bekerja di sebuah LPK atau biasa disebut lembaga kursus.  Ketika ada lowongan guru di tempat kerjanya dia lantas memberitahu saudara sepupunya yang masih belum bekerja. Alih alih berterima kasih, saudaranya menjawab dengan ketus. 

“Saya kan alumni sebuah perguruan tinggi top, masa jadi guru kursus?”

Ada lagi sebuah kejadian lucu. Ada seorang anak muda yang baru lulus S1. Dia minta tolong kepada boss orang tuanya. Si boss kebetulan sebelumnya mendapat permintaan tolong temannya yang mencari karyawan. Maka dia rekomendasikan anak baru lulus ini karena dia perkirakan sikapnya agak lumayan baik.

Ternyata ketika diwawancara anak kemarin sore ini sudah meminta gaji tinggi. Dia tidak mau menerima gaji awal yang dia pandang terlalu rendah. 

Jadi dia tidak sadar bahwa karyawan baru tidak memiliki posisi tawar yang kuat. Dia tidak paham bahwa seharusnya karyawan baru menunjukkan dulu kinerjanya yang baik. Setelah itu barulah dia punya kesempatan naik.

Meskipun tidak tahu jumlahnya, saya yakin kebanyakan orang akan menyepelekan kesempatan kecil dan bahkan mengabaikannya.  Kebanyakan orang ingin mendapatkan keuntungan besar dengan cepat.  Banyak orang memiliki mentalitas jalan pintas.  Inilah karakter lemah yang harus dimusnahkan.

Menanamkan sikap mental unggul

 

Pertanyaannya, bagaimana cara mengusir sifat buruk ini dan menggantinya dengan sifat unggul? 

 

Sifat orang dibentuk terutama dalam keluarga asalnya. Kemudian masyarakat juga memiliki pengaruh.  Tapi pengaruh keluarga lebih dominan, paling tidak dalam banyak kasus.  Jadi kalau sudah terbentuk dalam keluarganya sifat itu sudah permanen.  Kalau bisa berubah ya paling sedikit saja.

 

Karena itu ketika Anda dalam posisi sebagai orang tua, penting sekali merancang pendidikan keluarga sedini mungkin. Pendidikan keluarga hars memasukkan pembentukan karakter sebagai program utamanya. Karena karakter hanya bisa dibentuk di dalam keluarga. Bagaimana cara membentuk karakter?

Contoh, wacana dan kebiasaan baik

 

Pertama dengan contoh. Kedua dengan wacana. Ketiga dengan menanamkan kebiasaan baik.

Orang tua harus memberi contoh yang baik. Jadi kalau ingin anak anaknya memiiki mental kuat ya orang tua sendiri harus kuat mentalnya. Ortu harus menunjukkan ke anak anaknya ketangguhan mental dalam bekerja. Ortu sendiri harus tidak bermental mencari jalan pintas. Orang tua yang mmeberi contoh kkn sama saja dengan mengajari anak anaknya kkn. 

Wacana alias dialog dua arah dalam keluarga juga harus dilakukan rituin dan terencana. Ortu harus menunjukkan karyanya sendiri dan juga karya orang lain yang bermanfaat untuk masyarakat. Kenalkan anak dengan pemikiran hebat untuk memotivasi dan menginspirasi mereka.

Kebiasaan baik seperti ibadah ya harus dijalankan dan dicontohkan oleh irtu. Bapak harus menjadi imam keluarga. Tidak hanya memimpin solat tapi juga harus memberi contoh berpuasa, bersedekah dll.

Anak anak yang tumbuh dalam keluarga seperti itu insya Allah akan tumbuh menjadi anak anak yang unggul.

Pintu kecil menuju pintu besar dan gedung megah

 

Mereka tidak akan ragu memasuki ‘pintu kecil’ karena mereka tahu  bahwa karakter, attitude, pengetahuan dan ketrampilan mereka sudah bisa diandalkan. Maka mereka yakin bahwa  pintu kecil itu akan menuju ke ‘pintu besar’ dan bahkan ‘gedung megah’.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler