x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Senin, 12 September 2022 06:18 WIB

Koran Tempo Kupas Tuntas Praktik Baik Taman Bacaan Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak

Media cetak punya peran penting dalam sosialisasikan gerakan literasi. Kupas praktik baik pegiat literasi dan aktivitas pemberatasan buta aksara

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam rangka Hari Aksara Internasional, Koran Tempo mengangkat liputan khusus tentang perjuangan pegiat literasi dalam menegakkan kegemaran membaca anak dan pemberantasan buta aksara. Selaian pegiat literasi dari Surabaya dan Sumba Barat, Syarifudin Yunus, Pendiri Taman Bacaan Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun didapuk sebagai Narasumber.

 

Liputan media menjadi penting dalam ikut mensosialisasikan pentingnya membaca buku di kalangan anak-anak di era digital. Agar tidak terlena dengan gawai atau aktivitas yang tidak produktif. Karena itu, peran taman bacaan dalam memantik minat belajar dan baca dengan cara menarik patut dikedepankan. Sebagaimana yang dilakukan Taman Bacaan Lentera Pustaka yang awalnya hanya menjadi tempat membaca 14 anak, kini setelah 5 tahun berjalan menjadi 130-an pemca aktif. Tentu berkat dukungan TBM Edutainment sebagai model pengembangan dan tata kelola taman bacaan. Selalu ada salam literasi, doa literasi, senam literasi dan event bulanan di taaman bacaan yang terletak di kaki Gunung Salak Bogor ini. (Baca: https://koran.tempo.co/read/topik/476359/metode-belajar-unik-untuk-memberantas-buta-huruf?usefree=true).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Berjuang memberantas buta aksara pun menjadi salah satu aktivitas literasi yang dilakukan Taman Bacaan Lentera Pustaka. Melalui Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), TBM Lentera Pustaka kini membuka kelas belajar dua kali seminggu untuk 9 kaum ibu buta aksara. Mulai dari mengajarkan menulis nama dan membuat tanda tangan, lalu mengeja kata dan membuat kalimat. Bahkan tiap belajar, kaum ibu buta aksara pun diberikan “pekerjaan rumah” menulis selembar buku, di samping diberi “hadiah” berupa seliter beras atau mis instan sesuai belajar. Sebuah cara menarik dalam pemberantasan buta aksara. (Baca: https://koran.tempo.co/read/topik/476362/kisah-para-pegiat-literasi-mengatasi-buta-aksara?usefree=true).

 

Sebuah praktik baik sudah dijalankan di Taman Bacaan Lentera Pustaka. Sejak berdiri 5 tahun lalu, awalnya hanya 1 program taman bacaan, kini Taman Bacaan Lentera Pustaka mengelola 14 program literasi. Diantaranya TAman BAcaan (TABA) dengan 130 anak pembaca aktif dari 3 desa, GERakan BERantas BUta aksaRA (GEBEBURA) dnegan 9 warga belajar, KElas PRAsekolah (KEPRA) dengan 26 anak, TBM Ramah Difabel, YAtim BInaan (YABI) dengan 14 anak yatim, JOMpo BInaan (JOMBI) dengan 12 kaum jompo, MOtor BAca KEliling (MOBAKE) yang keliling kampung, dan Koperasi Lentera dengan 33 anggota. Tidak kurang 250 orang pengguna layanan TBM Lentera Pustak setiap minggunya.

 

Praktik baik di Taman Bacaan Lentera Pustaka, patut dicatat sebagai ikhtiar dan jalan hidup dalam menebar kebaikan kepada sesama. Salam literasi #GeberBura #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi #HariAksaraInternasional #KoranTempo

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler