x

Commuter menunggu di peron kereta pada suatu hari yang cerah (Sumber: Pixabay)

Iklan

sucahyo adi swasono

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474
Bergabung Sejak: 26 Maret 2022

Sabtu, 17 September 2022 07:12 WIB

Hakikat dan Pengejawantahan

Menunggu apalagikah? Setidak-tidaknya melatih diri, amalkan konsepsi. Agar tak hanya berteori, di pusaran ruang hampa, membelakangi alam nyata. Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau ...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bila inti 'tlah diresapi

Masih teruskah bersawala?

Bukankah tinggal mengimplementasikan saja?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sendiri, menuju pembuktian atas saripati konsepsi

Atau bersama-sama demi menggapai yang lebih luas lagi

Karena tak mungkin melampaui hanya seorang diri

Wujud kehidupan harmoni yang dimaui Tuhan semesta alam

Bila memang sudah sevisi, sefrekuensi, apalagi yang musti dipersoalkan?

Haruskah berkubang pada kata-kata yang sarat akan retorika belaka?

Tak berujung tak berpangkal, laju melenggang dalam ketidakpastian arah tujuan

Malah akan jadi basi, jauh dari esensi yang 'tlah tergenggam

Alpa pada apa yang seharusnya dijalani

Tongkat kendali, lepas tiada batas bagai ular bergerak liar

Buas mengganas!

 

Omong kosong tentang visi frekuensi yang dikata sudah sehati

Bila esensi misi jauh panggang dari api dalam implementasi

Karena keakuan tinggi masih menghinggapi, menyelimuti

Diri pribadi seperti tak menuju mati!

 

Saatnya dimulai dari diri sendiri

Lingkup paling kecil bila memang sudah memahami

Menunggu apalagikah?

Setidak-tidaknya melatih diri, amalkan konsepsi

Agar tak hanya berteori, di pusaran ruang hampa

Membelakangi alam nyata

Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau

 

Terus bertahan dan teruskah bertahan?

Duduk bersila mengeja dan mengeja

Kata demi kata yang sudah seharusnya mengejawantah

Berwujud nyata dan akan terbaca

Tepat atau salahnya, antara konsepsi dan aktualisasi

Jangan sampai justru berujung kontrasepsi

Percuma!

 

Sekian lama merentang waktu, tahun demi tahun

Duduk bersila mengeja kata demi kata temukan makna

Bila bermuara hanya sebagai ahli teori

Hanya menjadi ahli kitab!

Sementara, asa jadi terpenggal oleh fakta

Sia-sialah jua ujung akhirnya

Hanya duduk bersila mengeja kata demi kata belaka

Yang dicapainya ...

Akui saja!

Tak usah bersendratari, bernyanyi dalam gelaran orkestra dan opera ...

*****

Kota Malang, September di hari keenam belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.

 

  

 

Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler