Bila inti 'tlah diresapi
Masih teruskah bersawala?
Bukankah tinggal mengimplementasikan saja?
Sendiri, menuju pembuktian atas saripati konsepsi
Atau bersama-sama demi menggapai yang lebih luas lagi
Karena tak mungkin melampaui hanya seorang diri
Wujud kehidupan harmoni yang dimaui Tuhan semesta alam
Bila memang sudah sevisi, sefrekuensi, apalagi yang musti dipersoalkan?
Haruskah berkubang pada kata-kata yang sarat akan retorika belaka?
Tak berujung tak berpangkal, laju melenggang dalam ketidakpastian arah tujuan
Malah akan jadi basi, jauh dari esensi yang 'tlah tergenggam
Alpa pada apa yang seharusnya dijalani
Tongkat kendali, lepas tiada batas bagai ular bergerak liar
Buas mengganas!
Omong kosong tentang visi frekuensi yang dikata sudah sehati
Bila esensi misi jauh panggang dari api dalam implementasi
Karena keakuan tinggi masih menghinggapi, menyelimuti
Diri pribadi seperti tak menuju mati!
Saatnya dimulai dari diri sendiri
Lingkup paling kecil bila memang sudah memahami
Menunggu apalagikah?
Setidak-tidaknya melatih diri, amalkan konsepsi
Agar tak hanya berteori, di pusaran ruang hampa
Membelakangi alam nyata
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau
Terus bertahan dan teruskah bertahan?
Duduk bersila mengeja dan mengeja
Kata demi kata yang sudah seharusnya mengejawantah
Berwujud nyata dan akan terbaca
Tepat atau salahnya, antara konsepsi dan aktualisasi
Jangan sampai justru berujung kontrasepsi
Percuma!
Sekian lama merentang waktu, tahun demi tahun
Duduk bersila mengeja kata demi kata temukan makna
Bila bermuara hanya sebagai ahli teori
Hanya menjadi ahli kitab!
Sementara, asa jadi terpenggal oleh fakta
Sia-sialah jua ujung akhirnya
Hanya duduk bersila mengeja kata demi kata belaka
Yang dicapainya ...
Akui saja!
Tak usah bersendratari, bernyanyi dalam gelaran orkestra dan opera ...
*****
Kota Malang, September di hari keenam belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.
Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.