untuk Ulfia Nur Anisa di corner gedung J kala itu
hening adalah ketika diam-diam sebenarnya aku melirik ke arahmu, ke pergelangan tanganmu di mana sebuah arlogi terkalung di sana. waktu menuding ke arah pukul 11.25 dan matahari di mana matahari?
hening adalah ketika aku membiarkanmu sendiri di sana, duduk memahat layar laptop entah menulis takdir yang mana
hening adalah ketika aku berjalan meninggalkanmu di sana dan aku merasa sepi di sini seolah aku sebenarnya ingin berlama-lama di sana memandangmu dan kita saling bercakap tentang dosen-dosen di perkuliahan kita yang semakin ada-ada saja kelakuannya
hening adalah namamu yang kutulis dalam sajak-sajakku, namamu diam tetapi juga berisik bergelombang seperti badai lautan di malam hari dan aku hanyalah awak kapal yaang kewalahan mengendalikan namamu dalam badaiku
2022
Ikuti tulisan menarik Muhammad Syahroni lainnya di sini.