x

Sastra berperan penting dalam pendidikan karakter karena pada dasarnya karya sastra membicarakan berbagai nilai hidup dan kehidupan yang berkaitan langsung dengan pembentukkan karakter manusia.

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Kamis, 13 Oktober 2022 06:43 WIB

Merekayasa Budaya untuk Membentuk Manusia Indonesia yang Unggul

Budaya memengaruhi cara bicara, bahasa, tingkah laku, aspirasi, cita cita, asumsi, kreativitas dan lain-lain. Ng Aik Kwan dalam bukunya Why Asians are less creative than Westerners  memaparkan bahwa budaya Asia membuat orang Asia menjadi kalah kreatif daripada orang Barat. Benarkah? Betapa pun, semua pihak perlu merekayasa kebudayaan Indonesia agar bisa mendukung pembentukan manusia Indonesia yang ideal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nasib anak selain dipengaruhi oleh kedua orang tuanya dia dipengaruhi juga oleh lingkungan sosial politik dan budayanya. Pengaruh politik itu kadang jelas kadang samar.  Berikut ini salah satu pengaruh situasi politik yang sangat jelas pada nasib seseorang.

Napoleon Bonaparte lahir di pulau Corsica pada tanggal 15 Agustus 1769, tidak lama setelah pulau itu dianeksasi oleh Prancis dari Italia yang sedang lemah. Setelah dewasa Napoleon menjadi komandan militer brilian di tentara Prancis. Akhirnya  dia menjadi penguasa Prancis dan mendominasi Eropa kontinental di awal abad ke sembilan belas.

Pulau Corsica dulu dikuasai oleh Italia.  Jika pulau Corsica tidak diambil alih oleh Prancis maka nasib Napoleon bisa sangat berbeda.  Dia mungkin akan menjadi warga negara Italia.  Maka dia tidak akan menjadi kaisar Prancis. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi kalau melihat perjalanan hidup Napoleon terlihat jelas sekali pengaturan Allah yang dalam bahasa Jawa disebut pepesthèn.  Dalam istilah Islam takdir.  Itulah keputusan Allah swt.

Manusia tidak bisa mengubah takdir. Hanya doa yang bisa dilakukan manusia. Namun keputusannya mutlak ada pada Allah swt.  Beda dengan budaya. Inilah unsur yang bisa direkayasa oleh manusia.

Karakter juga menentukan nasib manusia. Sedangkan karakter dipengaruhi oleh budaya.  

Pengaruh budaya juga kuat sekali.  Budaya memengaruhi cara bicara, bahasa, tingkah laku, aspirasi, cita cita, asumsi, kreativitas dsb. Ng Aik Kwan dalam bukunya Why Asians are less creative than Westerners  memaparkan bahwa budaya Asia membuat orang Asia menjadi kalah kreatif daripada orang Barat.

Itulah sebabnya semua pihak perlu merekayasa kebudayaan Indonesia agar bisa mendukung pembentukan manusia Indonesia yang ideal. Idealnya manusia Indonesia memiliki karakter unggul seperti yang dipaparkan Stephen Covey dll. Manusia Indonesia idealnya memiliki sifat proaktif, produktif, pekerja keras, mandiri, ulet, rasional dan sejumlah sifat positif lain.

Sembari menunggu pemerintah membangun budaya Indonesia yang ideal, para orang tua juga mesti memilih dan memilah kebudayaan yang akan diberikan kepada anak anaknya.

Unsur kebudayaan yang tidak baik seperti klenik, animisme, feodalisme, KKN dll harus dibuang jauh jauh. Kebudayaan yang masih bisa dipertahankan antara lain kesenian, bela diri, arsitektur, sastra dll.

Para penulis juga idealnya menulis buku yang mampu menjawab pertanyaan bagaimana memanfaatkan budaya Indonesia untuk membangun karakter dan kompetensi generasi muda. 

Ini memang masih menjadi impian. Masih belum jadi nyata. Tapi jangan lupa semuanya berawal dari mimpi.

Harapan saya tentu saja gagasan rekayasa budaya ini bisa menginspirasi para orang tua untuk memilih dan memilah berbagai aspek budaya yang mendukung perkembangan anak anaknya.  

Semoga kita mampu menyeleksi budaya kita agar generasi penerus jadi unggul.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler