x

MATA KUCING TERTUTUP HUJAN

Iklan

Nisya Aprilia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Desember 2021

Senin, 17 Oktober 2022 08:05 WIB

Malaikat Kecil Pembawa Kebahagiaan

Ucuy seperti berpesan, walaupun dia sudah tiada, tetapi aku tidak boleh berhenti untuk mengurus kucing, terutama kucing-kucing terlantar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Awal tahun 2020 menjadi hari-hari yang berat bagiku. Bagaimana tidak, aku baru saja kehilangan kucing kesayangan sekaligus kucing satu-satunya yang tersisa setelah beberapa kali mendapat anak kucing selalu saja pergi di umur tiga atau empat bulan. Kucingku dan kucing-kucing sebelumnya memang bukan kucing ras yang harganya mahal. Mereka adalah kucing domestik yang tidak berpemilik dan aku adopsi karena khawatir banyak tangan-tangan jahil yang akan mengganggu mereka.

Kucing kesayanganku itu bernama Ucuy, dia hidup selama dua puluh dua bulan. Awalnya aku kira Ucuy akan lebih lama tinggal bersamaku dan menemani hari-hariku, tetapi ternyata Tuhan berkehendak lain, Ucuy harus pergi menghadap Tuhan dan akan tinggal di jembatan pelangi. Berat memang untuk merelakan kepergiannya. Namun, mau bagaimana lagi, aku harus sadar bahwa setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada Tuhan.

Aku seperti kehilangan semangat untuk hidup. Hatiku hampa dan selalu menangis jika melihat tempat makan dan minumnya, tempat tidurnya, dan apa pun yang berkaitan dengan Ucuy. Sebagian orang akan bilang aku lebay, akan tetapi untuk seseorang yang pernah ditinggal mati oleh hewan peliharaannya, pasti akan merasa amat kehilangan dan sedih yang tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Biasanya setiap subuh Ucuy pasti selalu mengeong untuk segera diberi makan. Dia juga selalu mengganggu mama saat akan menjemur pakaian, menggangguku saat menyapu halaman belakang. Ucuy juga akan marah jika dipanggil "si gendut" juga selalu buru-buru menghampiri kalau ada suara kriuk dari makanan. Kini semuanya tinggal kenangan dan aku harus merelakan Ucuy pergi. Aku sempat berpikir bahwa mungkin saja aku tidak akan bisa lagi memelihara seekor kucing.

Sesuatu yang tak terduga pun terjadi. Minggu itu tanggal 8 Maret 2020 sekitar pukul 06.00 WIB, papaku menemukan seekor anak kucing yang sepertinya usianya belum genap dua bulan sedang berkeliaran di teras rumahku. Dari mana datangnya anak kucing itu, papaku pun tidak tahu, lalu beliau mencari-cari siapa tahu ada induknya tetapi tidak ada tanda-tanda akan kehadiran induk kucing tersebut. Papaku kemudian memutuskan untuk meletakkan anak kucing itu di luar gerbang rumahku dan memastikannya aman dari bahaya.

Setelah berkali-kali dikeluarkan dari gerbang rumah, anak kucing tersebut terus kembali masuk ke rumah dan akhirnya mamaku memutuskan untuk mengadopsi anak kucing tersebut. Sejak saat itu, kami sekeluarga memberinya nama Jeannie yang kemudian lebih sering dipanggil Jenong.

Rasanya seperti mimpi bisa memelihara lagi kucing. Aku bahagia karena Tuhan masih memberikanku kepercayaan untuk mengurus kucing. Saat pemerintah menerapkan PSBB dimana semua kegiatan harus dilakukan dari rumah guna memutus rantai penularan Covid-19, aku sama sekali tidak merasa keberatan karena ada Jenong yang akan menemaniku. Jenong seperti malaikat kecil yang dikirim Tuhan untuk membawa kebahagiaan untukku, mewarnai hari-hariku, dan membuatnya cerah di tengah masa karantina yang sebenarnya sulit untuk dijalani. Andai saja tidak ada Jenong saat masa karantina, mungkin aku bisa stres berat.

Aku sangat bersyukur akan kehadiran Jenong. Mungkin Ucuy yang meminta kepada Tuhan supaya aku dikirimi lagi seekor kucing untuk menghapus kesedihanku. Ucuy seperti berpesan, walaupun dia sudah tiada, tetapi aku tidak boleh berhenti untuk mengurus kucing, terutama kucing-kucing terlantar.

 

*Tulisan ini sebelumnya pernah dimuat di LINE Today dan terpilih sebagai tulisan terbaik dalam #ThrowbackTODAY yang diadakan pada Desember 2020

Ikuti tulisan menarik Nisya Aprilia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB