x

Sedang tersenyum

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Selasa, 18 Oktober 2022 18:52 WIB

Stop Impor atau Ganti Aspal Impor dengan Produksi Buton, Instruksi Pak Jokowi yang Mana yang Lebih Tepat Sasaran?

Pada tahun 2015, Pak Jokowi sudah pernah menginstruksikan: “Gantikan Aspal Impor dengan Aspal Buton”. Tetapi mirisnya, sampai saat ini instruksi tersebut masih belum juga terwujud. Pada tahun 2022, Pak Jokowi sudah menginstruksikan:”2 Tahun Lagi Indonesia Stop Impor Aspal”. Mengapa harus ada 2 buah instruksi yang berbeda? Apakah maksudnya sama? Atau serupa, tetapi tak sama? Apa sebenarnya inti permasalahan aspal Buton? Apakah terdapat pada “aspal Buton”? Atau terdapat pada “impor aspal”? Pak Jokowi dan para Menteri harus mampu menjawab pertanyaan ini dengan tepat dan benar, sebelum akan membuat instruksi atau keputusan yang baru.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada tanggal 27 September 2022 yang lalu, Pak Jokowi sudah berkunjung ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Pak Jokowi baru sadar bahwa di Pulau Buton ternyata terdapat “Harta Karun” aspal alam yang sangat berlimpah. Pak Jokowi bertanya-tanya, mengapa selama ini Indonesia impor aspal?. Padahal deposit aspal alam di Pulau Buton, apabila diproduksi tidak akan habis dari 100 tahun lebih. Pak Jokowi geram dan jengkel melihat fakta bahwa aspal Buton selama ini tidak dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur jalan-jalan di seluruh wilayah Indonesia. Tetapi Pak Jokowi lupa bahwa pemerintahan Pak Jokowi sudah berjalan selama 8 tahun.

Apabila Pak Jokowi geram dan jengkel sehubungan dengan aspal Buton. Maka sebenarnya rakyat di Pulau Buton sudah sejak lama merasa kecewa dan prihatin dengan nasib aspal Buton. Mengapa perhatian pemerintah sangat minimal sekali untuk mau membangun dan mengembangkan industri hilirisasi aspal Buton?. Sudah banyak sekali pejabat tinggi negara yang telah datang berkunjung ke Pulau Buton, tetapi tidak ada tindakan nyata. Sekarang, rakyat di Pulau Buton bertanya-tanya. Apakah kedatangan Pak Jokowi kali ini akan ada tindakan nyata?

Pak Jokowi telah menargetkan 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal. Tetapi ini baru sekedar wacana. Belum ada tindakan nyata. Tindakan nyatanya baru mau akan dilakukan 2 tahun lagi. Rakyat menyambut pernyataan Pak Jokowi ini dengan harap-harap cemas. Apakah mungkin Pak Jokowi akan benar-benar stop impor aspal 2 tahun lagi? Sedangkan 2 tahun lagi masa pemerintahan Pak Jokowi akan berakhir. Seandainya saja 2 tahun lagi Indonesia masih terus impor aspal ? Bagaimana dengan nasib aspal Buton? Apa yang masih bisa Pak Jokowi lakukan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun 2015, Pak Jokowi sudah pernah menginstruksikan: “Gantikan Aspal Impor dengan Aspal Buton”. Tetapi mirisnya, sampai saat ini instruksi tersebut masih belum juga terwujud.

Pada tahun 2022, Pak Jokowi sudah menginstruksikan:”2 Tahun Lagi Indonesia Stop Impor Aspal”. Mengapa ada 2 buah instruksi yang berbeda? Apakah maksudnya sama? Atau serupa, tetapi tak sama?

Mungkin Pak Jokowi telah menginstruksikan 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal, karena 2 tahun lagi masa pemerintahan Pak Jokowi akan berakhir. Sebenarnya penekanan atau fokus instruksi tersebut pada kata “2 tahun lagi”. Bukan pada “stop impor aspal”. Karena selama 2 tahun itulah Pak Jokowi masih berkuasa. Pak Jokowi masih bisa berbuat sesuatu untuk aspal Buton. Instruksi ini sejatinya merupakan kelanjutan dari instruksi sebelumnya yang sudah pernah beliau ucapkan di tahun 2015. Tetapi konteksnya kali ini kelihatannya sudah berubah.

Pada tahun 2015, instruksi Pak Jokowi adalah untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton. Tetapi instruksi tersebut masih belum juga bisa terwujud. Seharusnya Pak Jokowi melakukan introspeksi dan evaluasi diri. Mengapa instruksi untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton tidak dapat atau belum terwujud? Apa penyebabnya ? Apakah inti permasalahannya terdapat pada “aspal impor”? Atau inti permasalahannya terdapat pada “aspal Buton”? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus dijawab terlebih dahulu oleh Pak Jokowi dan para Menterinya, sebelum membuat instruksi atau keputusan baru.

Instruksi Pak Jokowi untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton, kelihatannya Pak Jokowi melihat inti permasalahannya terdapat pada “aspal Buton”. Oleh karena itu mengapa bukan masalah “aspal Buton” ini yang harus diselesaikan terlebih dahulu oleh Pak Jokowi?

Instruksi Pak Jokowi agar 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal, kelihatannya Pak Jokowi melihat permasalahannya terdapat pada “impor aspal”. Oleh karena itu Pak Jokowi berharap, dengan nada “mengancam” 2 tahun lagi Indonesia akan stop impor aspal, maka memaksa para Menterinya untuk bekerja lebih keras, lebih cepat, dan lebih inovatif lagi. Karena mereka hanya diberi waktu 2 tahun saja. Padahal, mungkin Pak Jokowi lupa, bahwa sudah 8 tahun pemerintahan Pak Jokowi berjalan, dan aspal impor masih belum juga mampu digantikan oleh aspal Buton.

Seharusnya Pak Jokowi tidak terburu-buru dulu untuk menginstruksi 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal, sebelum Pak Jokowi tahu pasti, apa sebenarnya inti permasalahan dari aspal Buton. Sudah banyak upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan aspal Buton guna pembangunan infrastruktur jalan-jalan. Tetapi upaya-upaya ini kelihatannya masih kandas di jalan. Dan belum sesuai dengan harapan. Yaitu, untuk mampu menggantikan aspal impor. Untuk menjadi perhatian Pak Jokowi, bahwa sejatinya inti permasalahan “aspal Buton” adalah karena aspa Buton belum mampu menggantikan aspal impor. Jadi bukan karena masalah “impor aspal’. Oleh karena itu, instruksi Pak Jokowi pada tahun 2015, adalah sudah tepat dan benar. Yaitu, menggantikan aspal impor dengan aspal Buton.

Oleh karena sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2022, instruksi “Menggantikan Aspal Impor dengan Aspal Buton” masih belum juga bisa terwujud, mungkin ada sesuatu yang kurang pas dari instruksi Pak Jokowi tersebut. Sehingga para Menterinya mengalami kesulitan untuk mampu memahami, melaksanakan, dan mewujudkannya.

Permasalahan “aspal Buton” adalah karena aspal Buton masih belum mampu menggantikan aspal impor. Mengapa? Karena aspal Buton selama ini diproduksi dalam bentuk butiran. Aspal Buton butiran kandungan aspalnya tidak seragam, karena merupakan hasil tambang yang kandungan bitumennya berbeda, dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Dalam pelaksanaannya, aspal Buton butiran ini memerlukan penanganan khusus, karena berbeda dengan penggunaan aspal cair. Agar aspal Buton ekstraksi dalam pelaksanaan, dan pengoperasian di lapangan sama dengan aspal minyak atau aspal impor. Maka kesimpulannya aspal Buton harus diproses lebih lanjut menjadi aspal Buton ekstraksi.

Sekarang sudah jelas bahwa permasalahan “aspal Buton” sebenarnya terdapat pada “aspal Buton”. Bukan terdapat pada “impor aspal”. Meskipun masalah “impor aspal” juga merupakan suatu masalah lain, atau masalah berikutnya yang harus diselesaikan secara “high level” oleh Pak Jokowi. Solusi agar aspal impor dapat digantikan oleh aspal Buton, maka aspal Buton harus diolah terlebih dahulu menjadi aspal Buton ekstraksi. Hal inilah yang harus menjadi perhatian utama Pak Jokowi. Dengan demikian instruksi Pak Jokowi pada tahun 2015, sekarang harus dirubah menjadi “Menggantikan Aspal Impor Dengan Aspal Buton Ekstraksi”.

Apabila Pak Jokowi menginstruksikan kepada semua jajaran Kementerian-kementerian terkait untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton ekstraksi, maka sekarang para Menteri akan memahami instruksi ini dengan lebih baik dan benar. Sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan akan dilakukan dengan cara yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pak Jokowi. Sedangkan apabila Pak Jokowi menginstruksikan stop impor aspal dan menggantikan aspal impor dengan aspal Buton, maka Pak Jokowi akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama seperti apa yang sudah pernah dilakukan pada tahun 2015.

Apabila aspal impor sudah dapat digantikan oleh aspal Buton ekstraksi, maka kapan Indonesia akan stop impor aspal adalah sangat mudah menentukannya. Kita hitung saja berapa besar kapasitas total dari produksi aspal Buton ekstraksi. Apakah sudah bisa menggantikan semua aspal impor, atau hanya sebagian saja?. Yang jelas, apabila Pak Jokowi dapat memahami apa sejatinya inti permasalahan aspal Buton, dan memberikan instruksi yang benar dan tepat, maka apa yang dicita-citakan oleh rakyat Buton selama 77 tahun Indonesia merdeka untuk membangun industri hilirisasi aspal Buton akan dapat segera terwujud. Silahkan Pak Jokowi membuktikan sendiri masukan dan saran ini.

Sekarang sudah jelas bahwa permasalahan “aspal Buton” sebenarnya terdapat pada “aspal Buton”. Bukan terdapat pada “impor aspal”. Meskipun masalah “impor aspal” juga merupakan suatu masalah lain, atau masalah berikutnya yang harus diselesaikan secara “high level” oleh Pak Jokowi. Solusi agar aspal impor dapat digantikan oleh aspal Buton, maka aspal Buton harus diolah terlebih dahulu menjadi aspal Buton ekstraksi. Hal inilah yang harus menjadi perhatian utama Pak Jokowi. Dengan demikian instruksi Pak Jokowi pada tahun 2015, sekarang harus dirubah menjadi “Menggantikan Aspal Impor Dengan Aspal Buton Ekstraksi”.

Apabila Pak Jokowi menginstruksikan kepada semua jajaran Kementerian-kementerian terkait untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton ekstraksi, maka sekarang para Menteri akan memahami instruksi ini dengan lebih baik dan benar. Sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan akan dilakukan dengan cara yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pak Jokowi. Sedangkan apabila Pak Jokowi menginstruksikan stop impor aspal dan menggantikan aspal impor dengan aspal Buton, maka Pak Jokowi akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama seperti apa yang sudah pernah dilakukan pada tahun 2015.

Apabila aspal impor sudah dapat digantikan oleh aspal Buton ekstraksi, maka kapan Indonesia akan stop impor aspal adalah sangat mudah menentukannya. Kita hitung saja berapa besar kapasitas total dari produksi aspal Buton ekstraksi. Apakah sudah bisa menggantikan semua aspal impor, atau hanya sebagian saja?. Yang jelas, apabila Pak Jokowi dapat memahami apa sejatinya inti permasalahan aspal Buton, dan memberikan instruksi yang benar dan tepat, maka apa yang dicita-citakan oleh rakyat Buton selama 77 tahun Indonesia merdeka untuk membangun industri hilirisasi aspal Buton akan dapat segera terwujud. Silahkan Pak Jokowi membuktikan sendiri masukan dan saran ini.

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB