x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 19 Oktober 2022 10:48 WIB

Keajaiban yang Kita Cari di Luar Ada di Dalam Diri

Tidak sedikit orang tua yang terpesona dengan sukses orang di bidang tertentu lalu memaksa anaknya meniru. Sedangkan potensi anak anaknya bisa saja beda. Bagaimana idealnya sikap orang tua? Baca terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keajaiban yang Kita Cari di Luar Ada di Dalam Diri

Bambang Udoyono, penulis buku

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

We carry inside us the wonders we seek outside us. (Rumi)  Kita membawa di dalam diri keajaiban yang kita cari di luar diri. Lagi lagi Maulana Jalaludin Rumi menyuguhkan sebuah quote yang indah dan menginspirasi.  Mari kita bahas.

 

Barangkali ada beberapa tafsir atas quote ini. Saya juga punya tafsiran sendiri. Semuanya sah sah saja.

 

Saya sering melihat orang yang sangat terpesona dan sangat takjub dengan kemegahan dunia ini.  Mereka sampai melongo saking takjubnya melihat kemajuan yang dicapai orang lain.  Kadang tindakan selanjutnya ada yang aneh.  Ada yang memberi nama anaknya dengan nama orang atau tempat yang dia kagumi.  Ada yang memakainya untuk memberi julukan pada dirinya sendiri. Yang dikagumi itu bisa negri, orang atau sekelompok tertentu.  Ada yang meniru busananya atau penampilannya.  Yang paling parah sebenarnya adalah mereka yang lupa dengan jati dirinya dan menjadi orang lain.

 

Rumi mengingatkan bahwa Allah swt sudah memberi anugerah di dalam diri kita   berupa bakat, minat, kecerdasan dll.  Itulah ‘tambang emas’ kita yang bisa berbeda dengan orang lain.  Boleh saja mengidolakan orang lain tapi kalau potensinya beda maka justru potensi diri sendiri bisa dilupakan.  Kalau sama tidak masalah, malah bagus.

 

Dalam perspektif parenting maka tugas orang tua adalah mengembangkan semua potensi anak anaknya.  Amatan orang tua itu sebaiknya disampaikan kepada anak anaknya agar mereka tidak lupa dengan potensinya.  Orang tua harus memusatkan perhatian pada potensi anaknya. Jangan sampai orang tua terlalu terpesona dengan kemajuan orang lain lantas memaksakan anaknya menjadi orang lain.  Akibatnya buruk.  Potensi anak anaknya bisa tidak berkembang karena mereka bekerja dengan setengah hati lantaran tidak mencintai bidang yang dipaksakan orang tuanya.

 

Sekarang ini saya sering melihat di berbagai kalangan di Indonesia sebagian orang yang sangat mengidolakan artis.  Akibatnya mereka ingin anak anaknya menjadi artis.  Kalau bakat, minat dan semua potensi anak anaknya sesuai ya tidak ada yan salah dengan itu. Masalahnya kalau bakat, minat dan semua potensi anak anaknya tidak mendukung.

Saya sering melihat juga orang tua yang memaksa anak anaknya menjalani profesi tertentu yang dianggap mentereng.  Ukurannya apalagi kalau bukan uang.  Hanay karena si orang tua kagum berat dengan seseorang yang sukses di suatu bidang tertentu lantas dia memaksa anak anaknya meniru.

 

Dengan kata lain banyak orang tua yang memaksa anak anaknya menjadi orang lain. Maksudnya memaksa mereka mengembangkan potensi yang tidak dimilikinya.

 

Tindakan itu tidak akan berhasil dengan maksimal. Idealnya orang tua mengembangkan segenap potensi yang sudah ada di dalam diri anak anaknya.

 

Jadi amati mereka dan tunjukkan potensi yang ada di dalam diri mereka. Lalu bantu mereka mengembangkannya dengan doa dan tindakan.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB