x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Jumat, 21 Oktober 2022 15:52 WIB

Pemberdayaan Aspal Buton untuk Memenuhi Kebutuhan Aspal di Dalam Negeri

Satu-satunya solusi untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton, maka aspal Buton wajib diolah terlebih dahulu menjadi aspal Buton ekstraksi. Untuk memproduksi aspal Buton ekstraksi adalah tidak mudah. Diperlukan Teknologi ekstraksi yang mumpuni, ekonomis, dan ramah lingkungan. Dan disamping itu, diperlukan juga Investor untuk membangun pabrik ekstraksi aspal Buton. Dua faktor inilah yang seharusnya sudah menjadi perhatian utama dan istimewa pemerintah sejak lama untuk memberdayakan aspal Buton guna memenuhi kebutuhan aspal di dalam negeri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Target 2 Tahun lagi Indonesia stop impor aspal merupakan visi dan misi pak Jokowi yang telah beliau canangkan dengan tegas, ketika beliau berkunjung ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara pada bulan September 2022 yang lalu. Pak Jokowi mempertanyakan, mengapa selama ini Indonesia impor aspal? Padahal di Pulau Buton terdapat deposit aspal alam yang jumlahnya sangat berlimpah. Mengapa kita tidak memanfaatkan saja aspal Buton untuk mengsubstitusi aspal impor?. Sejatinya pertanyaan Pak Jokowi ini merupakan pertanyaan rakyat Indonesia juga sejak 42 tahun yang lalu.

Indonesia mengimpor aspal sejumlah kurang lebih 1,5 juta ton per tahun. Dan jumlah kebutuhan aspal nasional ini setiap tahunnya akan terus meningkat. Dan nilai impor aspal Indonesia berkisar US$ 600 – 900 per tahun. Apabila pada saat in kurs Dollar dalam Rupiah adalah sebesar Rp. 15.562,05, maka silahkan dihitung sendiri, berapa nilai impor aspal per tahun dalam Rupiah. Kita pasti akan terkejut sekali mengetahui betapa sangat besarnya jumlah itu.

Pada awal tahun 2015, Pak Jokowi sudah pernah menginstruksikan kepada semua jajaran Kementerian-kementerian terkait untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton. Tetapi mirisnya, sampai saat ini instruksi tersebut masih belum juga terwujud. Dan sekarang ini, Pak Jokowi sudah menginsruksikan 2 tahun lagi Indonesia akan stop impor aspal. Instruksi Pak Jokowi pada tahun 2015 saja masih belum terwujud. Lho kok sekarang sudah ada instruksi baru lagi?. Alangkah pusing dan bingungnya para Menteri untuk melaksanakan instruksi-instruksi Pak Jokowi tersebut. Karena istruksi yang pertama saja masih belum selesai dikerjakan, tetapi sekarang malah sudah ada instruksi kedua. Jadi instruksi mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu?.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa aspal Buton sangat sulit untuk menggantikan aspal impor? Karena homogenitas dan karakteristik dari sifat alami aspal Buton adalah parameter utama yang paling dominan untuk menentukan keberhasilan pemanfaatan aspal Buton, baik sebagai bahan aditif, maupun sebagai bahan mensubstitusi aspal impor. Di samping itu, pada saat ini aspal Buton sebagian besar masih diproduksi dalam bentuk aspal Buton butiran. Sehingga dengan demikian, dalam penerapannya di lapangan, aspal Buton butiran dianggap masih kurang efisien dan praktis, apabila dibandingkan dengan penggunaan aspal minyak.

Untuk mensiasati agar implementasi aspal Buton di lapangan sama mudahnya dengan penggunaan aspal minyak, maka aspal Buton harus diolah terlebih dahulu menjadi aspal Buton ekstraksi, yang berupa aspal cair. Apabila aspal Buton ekstraksi ini sudah bisa diproduksi secara masal, dan komersial, maka pertanyaan mengapa instruksi Pak Jokowi pada tahun 2015, untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton sampai saat ini masih belum juga terwujud, terjawab sudah. Untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton, maka satu-satunya solusi adalah aspal Buton wajib diolah terlebih dahulu menjadi aspal Buton ekstraksi.   

Untuk memproduksi aspal Buton ekstraksi adalah tidak mudah. Diperlukan Teknologi ekstraksi yang mumpuni, ekonomis, dan ramah lingkungan. Dan disamping itu diperlukan juga Investor untuk membangun pabrik ekstraksi aspal Buton. Dua faktor inilah yang seharusnya sudah menjadi perhatian utama dan istimewa pemerintah sejak lama untuk memberdayakan aspal Buton guna memenuhi kebutuhan aspal di dalam negeri.

Apa strategi dan kiat-kiat pemerintah untuk mengundang para Investor agar mau berinvestasi pada industri Hilirisasi Aspal Buton? Apakah dengan menargetkan 2 tahun lagi Indonesia akan stop impor aspal, maka para investor akan datang berbondong-bondong untuk berinvestasi pada industri Hiirisasi Aspal Buton? Mungkin ada satu hal yang angat penting, yang selama ini telah luput dari perhatian pemerintah. Sejatinya para investor itu sekarang ini sedang menunggu signal keseriusan pemerintah untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton dengan sebuah tindakan nyata. Bukan hanya dengan sekedar wacana, 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal.

Tindakan nyata yang seperti apa yang bisa meyakinkan kepada para investor bahwa pemerintah Indonesia sesungguhnya memang sangat serius untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton? Tindakan nyata yang harus pemerintah lakukan, sebagai contoh adalah seperti cara orang memancing ikan. Untuk mendapatkan ikan besar, maka umpan pancing juga harus besar. Untuk “memancing” mendapatkan Investor guna membangun pabrik ekstraksi aspal Buton, maka pemerintah harus mau “memberi umpan pancing” membangun pabrik ekstraksi aspal Buton terlebih dahulu.

Mungkin dari pada Pak Jokowi menginstruksikan 2 tahun lagi Indonesia stop impor aspal yang masih berupa wacana, alangkah bijaknya apabila Pak Jokowi mau langsung menunjuk dan menugaskan kepada sebuah perusahaan BUMN untuk segera membangun “Mini Plant” pabrik ekstraksi aspal Buton. Ini merupakan sebuah tindakan nyata yang telah sejak lama sangat diharapkan oleh rakyat Indonesia. Dan juga oleh para Investor.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan Pak Jokowi untuk menunjuk sebuah perusahaan BUMN untuk membangun “Mini Plant” pabrik ekstraksi aspal Buton, maka pemerintah akan mengeluarkan peraturan bahwa produksi aspal Buton ekstraksi tersebut akan diizinkan untuk diekspor. Lho kok produksi aspal Buton ekstraksi malah diekspor? Dan bukan untuk menggantikan aspal impor? Tujuan dari strategi ini adalah karena harga jual aspal alam atau aspal Buton ekstraksi di luar negeri akan jauh lebih mahal dari pada harga aspal Buton ekstraksi di dalam negeri. Maka keuntungan yang besar, yang akan diperoleh, akan digunakan untuk membangun pabrik-pabrik ekstraksi aspal Buton yang baru dengan kapasitas yang lebih besar.

Kebijakan Pak Jokowi untuk menunjuk sebuah perusahaan BUMN guna membangun ”Mini Plant” pabrik ekstraksi aspal Buton, dan mengizinkan produksi aspal Buton ekstraksi untuk diekspor, diharapkan akan mampu memancing para Investor luar negeri untuk mau dan berminat segera berinvestasi di industri Hiliriasi Aspal Buton, di sisa pemerintahan Pak Jokowi yang tinggal 2 tahun lagi. Lalu kapan Indonesia akan stop impor aspal? Itu adalah “Pekerjaan Rumah” untuk Presiden baru yang akan terpilih di tahun 2024 nanti.       

 

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler