x

Digital Photography by Tasch 2019.

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Senin, 24 Oktober 2022 15:37 WIB

Seduh Esai Melukis Batik

Seduh Esai Melukis Batik. Artikel Cinta Bumi Indonesia. Lagian udah enggak musim kale hai, menghalau massa pelajar mahasiswa dengan cara mobilisasi represif, cara itu kuno banget sangat terbelakang. Demonstrasi, misalnya, karena massal di sebut massa unjuk rasa. Mereka hanya ingin bertanya. Biasakan pemangku kepentingan, berani, bertemu perwakilan demonstran. Peace deh negeriku. Salam Baik Saudaraku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nusantara terbentuk oleh kebudayaan multikultur zamannya, ketika sejarah membangun imperium raja-raja membentuk teritorial antar kekuasaan imperial tapal batas dalam etos budaya keragaman-Nusantara. 

Telah ada tata krama kekuasaan di lingkar esensial keyakinan masing-masing, perilaku budaya cipta kreasi jagat kreatif, independensi pilihan bentuk-bentuk perupaan dwimatra hingga trimatra, sakral dalam upacara tradisi-tradisi lampau.

Sejak manusia lampau, mengenal kehidupan berkelompok-kelompok, barangkali hal itu pula awal mula membentuk lakon budaya, senantiasa mencipta identitasnya, lewat beragam gambar, warna, juga bentuk-bentuk simbolis kisah-kisah langendrian dalam syair-syair langenswara spirit tinggi susastra tradisi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sakral ‘cipta ning jagat budaya’ di zamannya, dalam rangkaian ragam peradaban, dinasti-dinasti hingga upacara seni rakyat sederhana, tak henti, saling memberi inspirasi, secara filosofis, antropologis, sosiobudaya, sains, tekno lampau-modern, di ranah akalbudi, dicatat sejarah.

Itu sebabnya pula paradigma pesona estetika menerawang jauh, memesona pandangan kultural edukatif senantiasa terpana, pada ragam estetis warna-warni ‘ambhatik atau bathik, lantas kini dikenal menjadi-Batik’ telah di tetapkan oleh UNESCO sejak 2009, sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. 

Membatik, suatu pola laku perupaan mewarnai di atas bentangan serat kain mori, cukup lebar, seluas umumnya kain itu akan indah untuk mode pakaian dunia anak, remaja, pria maupun wanita, cipta pesona kesantunan, kepribadian pembuatnya, penciptanya, pelukisnya maupun pemakainya, terasa Nusantara-Indonesia.

Tercermin pada corak rancangan membatik, tergambarkan pola kesantunan, tentu inheren tata krama keramahan, kemuliaan multikultur. Betapa luasnya Nusantara ketika itu, betapa hebatnya hingga berubah wajah menjadi Indonesia. 

Indonesia, tidak semata-mata terjadi sedemikian rupa muncul dari kaki langit, akan tetapi di dalamnya tertulis 'Iman Ilahiah,' membentang perjuangan anak-anak bangsa, kini telah melahirkan generasi unggul untuk terus mencipta kreasi tertib nurani cerdas mandiri. 

Dalam ranah tekno pascamodern membentuk citra kontemporer sepenuh jiwa menuju masa depan hipertekno maupun ilmu pengetahuan masa datang, untuk negeri bercita-cita unggul ini. 

Karena itu, jangan memberi contoh watak koruptif kepada generasi kini. Itu sebabnya pula jika generasi jujur.adil.milenial kini, bertanya pada pemangku kepentingan, sesungguhnya seorang anak tengah menyapa bapaknya, sebaiknya diterima, didengar, dilaksanakan, terutama perihal antikorupsi. 

Lagian udah enggak musim kale hai, menghalau massa pelajar mahasiswa dengan cara mobilisasi represif,  cara itu kuno banget sangat terbelakang. Demonstrasi, misalnya, karena massal di sebut massa unjuk rasa. Mereka hanya ingin bertanya. Biasakan pemangku kepentingan, berani, bertemu perwakilan demonstran.

Mereka hanya ingin bertanya, semisal nih ya 'kenapa sih harga naik,' jawab saja, jelaskan pada temu perwakilannya. Damailah negeriku, kan asyik tuh ngobrol-ngobrol mengenai kebijakan bapak dengan anak, sembari ngopi bareng perwakilan pelajar mahasiswa, misalnya, peace deh negeriku.

Ada kenangan masa kecil, melekat takkan terlupakan, membawa pesan moral sejak usia dini, saling menghormati sepanjang waktu, lagu ciptaan Ibu Soed, ‘Pergi Belajar’ lagu ini telah menjadi milik keindahan, kesantunan multigenerasi. 

PERGI BELAJAR
(Lagu anak ciptaan Ibu Soed)

Oh, ibu dan ayah, selamat pagi
Kupergi sekolah sampai kan nanti

Ibu dan ayah:
Selamat belajar nak penuh semangat
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayangi teman
Itulah tandanya kau murid budiman 

(sumber, kapanlagi.com)

Ibu Soed, panggilan akrab dekat dengan dunia anak Indonesia, beliau bernama, Saridjah Niung (1908-1993) salah satu tokoh pergerakkan kemerdekaan Indonesia, ahli membatik (seniman batik), kain mori, canting bersama malam, adalah teman sepanjang hidupnya, dikenang sepanjang masa, sebagai Pahlawan Nasional-Bidang Pendidikan. 

Jakarta Indonesiana, Oktober 24, 2022. 

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler