x

Ganjar Pranowo memberikan salam kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri dan Katua DPP Puan Maharani, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Juni 2022. Tempo/M taufan Rengganis

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 27 Oktober 2022 13:59 WIB

Puan, Ganjar, Puan, Ganjar, ...

Siapakah nama yang akan ditetapkan Megawati Soekarnoputri untuk menjadi calon presiden dari PDI-P? Puan Maharani atau Ganjar Pranowo? Hingga sekarang keputusan masih digantung. Tampaknya ini cara PDI-P untuk mendapatkan keuntungan politis. Meksipun bisa juga Megawati belum 100% yakin bakal mengusung putrinya sendiri.Puan, Ganjar, Puan, Ganjar...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapakah nama yang akan ditetapkan oleh Megawati Soekarnoputri untuk menjadi calon presiden dari PDI-P? Puan Maharani atau Ganjar Pranowo yang akan dipilih untuk diturunkan ke arana pemilihan presiden 2024? Pertanyaan ini sangat mungkin bukan hanya beredar di masyarakat, tapi juga di antara elite politik sendiri. Siapakah di antara keduanya? Ganjar yang populer dalam survei-survei ataukah Puan yang kurang populer tapi berdarah biru? Hingga kini, pilihan akhir tersebut masih jadi teka-teki: Puan, Ganjar, Puan, Ganjar....

Pemanggilan Ganjar karena pernyataannya yang multitafsir bahwa ia siap menjadi capres  tampaknya tidak mengesankan masyarakat. Sebagian elite PDI-P terkesan sekedar ingin menunjukkan bahwa aturan partai ditegakkan, tapi sanksi yang diberikan memperlihatkan bahwa Ganjar pun masih disayang. Beberapa kritik keras oleh sebagian elite PDI-P memang pernah dilontarkan kepada Ganjar, tapi hingga kini belum pernah ada sanksi serius yang dijatuhkan kepada Gubernur Jawa Tengah itu. Ia tetap senang tampil di media sosial, turun ke masyarakat, serta ada himpunan relawan yang siap mengusungnya. Apakah semua ini dapat diartikan bahwa Ganjar dijadikan pemain cadangan?

Upaya untuk mempopulerkan dan mengendorse Puan Maharani sebagai calon yang layak untuk maju ke pemilihan presiden memang akan terus dilakukan. Namun, ini bukan berarti bahwa Ganjar mesti disingkirkan mentah-mentah karena popularitasnya yang terkesan kurang ajar bila dibandingkan dengan Puan selaku putri Megawati dan Ketua DPR. Lagi pula, bila Ganjar ditendang ke luar, langkah ini justru dapat merugikan PDI-P di hadapan masyarakat. Cukuplah Ganjar diberi sanksi lisan yang ringan, yang terkesan basa-basi keorganisasian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah, sebagai pemain cadangan, bukan tidak mungkin Ganjar akan diturunkan ke lapangan manakala nanti menjelang Pilpres 2024 popularitas dan elektabilitas Puan tidak kunjung meningkat drastis. Tapi bukankah goal Megawati dan PDI-P bukan hanya partai memenangkan pemilihan legislatif nasional tiga kali berturut-turut, melainkan juga terpilihnya Puan sebagai presiden ketiga dalam trah Soekarno? Memang iya, kelihatannya itu targetnya, namun bila pencalonan Puan nanti dinilai oleh PDI-P berpotensi besar akan gagal, terpaksalah pemain cadangan diturunkan.

Bila Ganjar diturunkan sebagai capres, maka harus ada peran penting yang disediakan untuk Puan. Jabatan ketua umum PDI-P mungkin dapat menjadi obat penawar bagi putri Megawati ini. Menjadi ketua umum partai besar seperti PDI-P berarti pula memiliki kekuasaan besar untuk ikut mengatur negeri ini. Bila kemudian Ganjar terpilih, sebagai ketua umum partai Puan bisa kapan saja mengunjungi Istana Presiden dan menemui Ganjar. Bukankah Ganjar, sebagaimana halnya Jokowi di masa kepemimpinan Megawati, adalah petugas partai saat Puan menjabat ketua umum?

Belum diputuskannya nama capres dan cawapres PDI-P ini tampaknya juga dijadikan faktor menguntungkan bagi partai, karena dengan demikian partai-partai lain hanya bisa menduga-duga siapa yang akhirnya dimunculkan. Partai-partai pendukung Presiden Jokowi khususnya akan sangat berkepentingan dengan siapa nama yang dimunculkan Megawati nanti. Gerindra, misalnya, akhirnya akan menggandeng siapa, begitu pula dengan Golkar. KIB pun mungkin juga menanti-nanti kemunculan nama ini.

Sementara itu, koalisi PKS, Demokrat, dan Nasdem sudah memiliki posisi yang jelas, walaupun mungkin tetap menunggu untuk menggodog strategi yang tepat menghadapi calon yang diusung PDI-P. Jadi, menunda pengumuman capres merupakan cara PDI-P untuk mendapat keuntungan politis, di samping mungkin pula karena PDI-P, khususnya Megawati, belum seratus persen yakin untuk mengusung putrinya sendiri. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB