x

Digital Photography by Tasch 2020

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Jumat, 28 Oktober 2022 16:24 WIB

Elaborasi Esai Bilik Kelambu

Elaborasi Esai Bilik Kelambu. Cinta, mungkin hanya ada di langit, sejak waktu berjalan dalam detik cuaca tanpa limit. Bumi tampak indah dari sudut pandang atmosfer, senantiasa memberi kesejateraan oksigen, konon. Salam kasih sayang saudaraku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ketika semarak warna semusim penggayaan membentangkan diri pada kelam di sunyi adaptif. Sampailah pesan kepada marun, sekalipun mencoba bersegera meretas diri dibalik hitam. Musim telah menulis cuaca kepada waktu. Jika mungkin badai 'kan datang kepada marun, di transisi, entah mungkin di waktu kapanpun.

Ketika itulah awal dari degradasi menuju titian kelahiran pesona aktualitas nila pada secercah noktah di antara sepia meski tak serupa coklat muda. Kabarkan kepada nyanyian, tentang sembunyi di senyap temaram warna daun, bahwa prosesi baru saja dimulai, meski hujan memberi makna, namun surga dianggap tak ada, lebih baik memilih neraka, sebab karma.pun telah dianggap fatamorgana.

**

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentang warna sekunder atau primer, sekadar memenuhi keinginan dari komposisi sebelum di kanvaskan menjadi lukisan halusinasi alegoris surealisme Salvador Dali, atau mungkin kelabu tak perlu risau, hibitat 'kan segera terbentuk ketika nirmana degradasi menawarkan cahaya kelam, seolah-olah pertemuan kehidupan di antara pelangi, sekalipun bersifat kesementaraan waktu tenggat, parodi tonil hua.hihi.hi.

Mungkin, ketika itulah metabolisme pewarnaan nila setitik rusak susu sebelanga, hitam berevolusi semakin pekat sempurna, melibas, putih.pun merana oh tra.lala. Molekuler toksik telah melebur pewarnaan metahistoris, neogenetika, bersegera absolut. Barangkali. 

Meski tak seiring musikalisasi partitur pujangga dalam gelap, 'kan tetap mengisahkan lagu tentang asmaradahana di sebalik kisah Pharaoh ataupun Medusa, di zaman bintang kelabu ber.zodiac cuaca ramalan para empu tarih masehi zaman. Kresna, 'kan memanah matahari jika insan semesta, enggan memahami makna tentang bening. 

**

Simfoni lagu asmara, menulis cinta di bawah bayang-bayang, berkisah pada musim bahwa warna bara dalam sekam bermakna magma, menyulut langit birahi neraka, berserentak euforia senandika menari-nari di siang bolong. 

Alur semarak dramaturgi, monolog kaki langit sosio.alfanumerik, meraih bintang meminjam rembulan, sekalipun langit berbeda peradaban bumi, cinta dibeli dengan setangkai mawar berduri ... Oh sya.lala ... 

Cinta, mungkin hanya ada di langit, sejak waktu berjalan dalam detik cuaca tanpa limit. Bumi tampak indah dari sudut pandang atmosfer, senantiasa memberi kesejateraan oksigen, konon. Salam kasih sayang saudaraku.

***

Jakarta Indonesiana, Oktober 28, 2022.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB