x

pixabay

Iklan

Rizal De Loesie .

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Oktober 2022

Selasa, 1 November 2022 13:26 WIB

Perahu Pincang

sebuah puisi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rizal De Loesie

 

Aku ingin tidur telentang di atas jarum-jarum waktu,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah deras hujan. Dan kembang taman mekar bersamaan

Dalam gulita cakrawala, mengayuh lautan mimpi

Bersandar di selat matamu

Rinai hujan menjelma tangkai-tangkai puisi

Tak ada gemericik kecuali degub jantung-ku

 

Aku tabur sepanjang jalanan itu, syair yang masih

be remah diksi. Seperti acak rambutmu ditiup nasib

Pun aku, menyaru perahu pincang di tengah badai

Dari masa teramat purba,

Dari cadas-cadas yang tersandar puluhan tahun

Aku hapal, tiap tiupan angin

Aku hafal suara matahari atau bulan

Di tiap tangkai mawar yang selalu patah

 

Sepanjang titian rel itu,

Masih tercecer rangkai kisah perjalanan rindu

Jari menyatu di bawah rerintik hujan

Malam perawan.

Mengikuti lingkaran pagar waktu

Di titik yang paling hening

 

Akankah ku tanak kata-kata maaf

Dengan api lentera dari kejauhan diriku?

Dari kerendahan paling rapuh

Meniupkan bara-bara pada gunung salju

Hingga jangkar yang melilit perahu tak menujumu

Dalam bayang-bayang pekat cakrawala

Di kening, di wajah

Yang memecahkan ombak dadaku

 

Bandung,  

Rizal De Loesie  nama pena dari Yufrizal, seorang Pamong Belajar di SKB Kota Bandung, Jawa Barat. Menyukai sastra dan artikel-artikel pendidikan.

Ikuti tulisan menarik Rizal De Loesie . lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler