x

Iklan

Affan Ghiyatsa Hadiid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Oktober 2022

Rabu, 9 November 2022 18:35 WIB

Islam di China Sekarang Ini

Bagaimana kondisi Islam di Negeri Tirai Bambu yang sekarang menjadi minoritas? Juga kita akan membahas tentang nasib muslim etnis Uighur yang bertolak belakang dengan muslim di bagian- bagian China yang lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kini, pemeluk Islam di China memang masih menjadi minoritas, namun kebijakan pemerintah yang memisahkan antara urusan agama dan kenegaraan membuat umat muslim di China lebih leluasa beribadah. Tercatat ada 10 etnis di China yang menganut agama Islam, yaitu Hui, Uighur, Kazakh, Dongziang, Kyrgyz, Salar, Tajik, Uzbek, Bonan, dan Tatar.

Hui dan Uighur adalah etnis yang paling besar yaitu masing-masing berpopulasi 10 juta jiwa. Sebagai etnis minoritas, muslim China mendapatkan hak istimewa yaitu pengecualian dan boleh memiliki lebih dari satu anak, dan hak istimewa yaitu memiliki daerah otonomi khusus sejak tahun 1958. Ada dua daerah otonomi khusus untuk umat muslim di China yaitu Hui Autonomous Region dan Xinjiang Uighur Autonomous Region yang berlokasi di China Bagian Barat Laut.

Tetapi umat Islam di Uighur diperlakukan berbeda dengan umat Islam di bagian - bagian China lainnya, bahkan mendapatkan kekerasan dan penindasan dari dulu hingga sekarang. Mereka adalah kaum muslimin beretnis turki dan berjumlah sekitar 11 juta orang. sebagian besar mereka bermukim di bagian barat negeri itu.  Nasib malang itu terjadi sejak perang dunia pecah. Saat itu warga Xinjiang ingin berusaha bergabung ke Soviet tapi dihadang oleh pasukan nasionalis RRC kiriman Beijing yang memaksa warga Uighur dalam wilayah kedaulatan RRC pada 1949. Sejak itu warga Uighur dicap punya kecenderungan pemberontak oleh petinggi di China. Kebijakan ekonomi di China yang sering mengutamakan etnis Han makin memperburuk suasana.

Pada tahun 1977, China melancarkan aksi polisionil yang keras terhadap para demonstran Uighur, menewaskan puluhan dan ratusan di penjara. Peristiwa ini disebut Kampanye Hantam Keras (Strike Hard). Pemerintah China juga menaruh rasa curiga terhadap Uighut yang membuat 10 juta warga Uighur dipersulit membuat paspor yang sangat berbeda dengan Etnis Han yang leluasa ke luar negeri. Pada tahun 1990-an, warga Uighur mulai memprotes penindasan dan perlakuan tak adil oleh pemerintah China. Akibat kebencian mereka yang meluap, pada tahun 2003 Etnis Uighur menyerang kembali Etnis Han dan sasarannya adalah aparat keamanan dari Etnis Han. Diperkirakan 18 orang etnis Uighur ditembak mati.

Pada tahun 2009 bulan Juli, kekerasan ekstrem terjadi antara Etnis Han dan Etnis Uighur pecah kembali. Hampir 200 orang tewas danlebih dari 1700 orang luka-luka akibat kerusuhan hebat yang terjadi di Urumqi, XinjiangPihak berwenang di China merespons dengan menindak orang - orang Uighur yang curigai sebagai pembangkang dan separatis. Dan selama beberapa tahun kemudian, ada penembakan yang didokumentasikan dan penangkapan serta hukuman penjara yang panjang. Bahkan, Beijing sempat membangun sebuah kamp yang diduga sebagai tempat kerja paksa.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pun merespons dengan melontarkan pernyataan keras kepada China terkait etnis muslim Uighur di wilayah Xinjiang. Badan global itu menyebut ada kemungkinan kekerasan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Beijing terhadap masyarakat di wilayah itu. Dugaan kekerasan ini pun telah mendorong beberapa negara Barat seperti Amerika Serikat (AS) untuk menjatuhkan sanksi pada Beijing. Washington juga memblokir komoditas kapas yang datang dari wilayah Xinjiang dengan alasan pelanggaran HAM dan kerja paksa.

Ikuti tulisan menarik Affan Ghiyatsa Hadiid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler