x

Ilustrasi Anak Indonesia. Foto: Freepik

Iklan

Malik Ibnu Zaman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Oktober 2022

Jumat, 11 November 2022 21:40 WIB

Ketum PB PMII: Betapa Bersyukurnya Menjadi Bangsa Indonesia

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhammad Abdullah Syukri mengatakan, betapa bersyukurnya menjadi Bangsa Indonesia, bangsa yang dibangun atas kesepakatan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhammad Abdullah Syukri mengatakan, betapa bersyukurnya menjadi bangsa Indonesia, bangsa yang dibangun atas kesepakatan.

“Betapa beruntungnya kita menjadi bagian dari pemuda Indonesia. Betapa bersyukurnya menjadi Bangsa Indonesia, bangsa yang dibangun atas kesepakatan. Kalimatun sawa dari founder-founder berbeda agama, suku, kelompok, ras, partai politik yang akhirnya mencetuskan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya pada Webinar Sumpah Pemuda  deng tema Pemuda, Bersama, Bersuara yang diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Kawasan Timur Tengah & Afrika, Jumat (28/9/2022).

Ia lantas menjelaskan bagaimana konfigurasi kebangsaan yang terjadi di Timur Tengah, di mana Jumlah suku di negara-negara Timur Tengah per negara tidak sebanyak yang ada di Indonesia. Tetapi banyak konflik terjadi di Timur Tengah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saya contohkan di Afganistan. Itu warga negaranya hampir 100 % muslim, konfigurasi kesukuannya juga tidak serumit Indonesia. Tetapi mereka masih belum bisa menemukan titik temu bagaimana kemudian merangkai satu kebangsaan yang sama. Bayangkan Indonesia dengan ribuan suku, bahasa yang berbeda, agama yang diakui pemerintah 6, kepercayaan ratusan. Tetapi kita punya kesepakatan yang sama untuk membangun negara ini,” jelasnya.

Menurut Gus Abe, itu artinya tidak ada satu kelompok yang memaksakan bahwa negara Indonesia harus sama agamanya, harus sama sukunya. Kemudian kesamaan suku, agama pada suatu negara tidak menjamin terbebas dari konflik.

“Kalau teman-teman membaca peta politik di Eropa Tengah, dan Eropa Timur. Itu ada kejadian disebut Balkanisasi, tahun 90-an negara besar yang bernama Yugoslavia itu terpecah menjadi negar kecil berdasarkan kesukuan yaitu Slovenia, Kroasia, Makedonia, Bosnia, Montonegro, Serbia, Kosovo. Nah Itu adalah terpecah berdasarkan suku masing-masing, mereka mengalami peperangan yang sangat rumit, karena adanya kecurigaan-kecurigaan, sampai hari ini mereka masih curiga satu sama lain.” ungkap Gus Abe.

Lebih lanjut Gus Abe mengajak bersyukur menjadi bagian dari Bangsa Indonesia, karena tinggal meneruskan warisan yang sudah ditinggalkan oleh para Founding Father Bangsa Indonesia.

“Kalau memang masih ada yang kurang, kita perbaiki bersama. Di luar sana masih banyak negara yang tertatih-tatih membangun negaranya, membangun kebangsaannya, konfliknya tidak selesai-selesai. Bersyukurlah teman-teman, jadi bagian dari Bangsa Indonesia. Boleh belajar di manapun, ambil ilmunya, ambil yang baik,” pungkasnya.

Ikuti tulisan menarik Malik Ibnu Zaman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler