x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Senin, 14 November 2022 06:31 WIB

Digempur Era Digital, Ternyata Masih Ada Anak-anak yang Rajin Membaca Buku

Sekalipun di tengah gempuran era digital, ternyata masih ada anak-anak yang rajin membaca di taman bacaan. Di manakah anak-anak itu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jam baca tiap hari Minggu di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor biasanya dimulai pukul 10.00 WIB. Tapi dari sejak pukul 08.30 WIB, selalu saja ada beberapa anak yang datang duluan dan "mencuri start" untuk membaca buku. Saya menyebut mereka, anak-anak yang rajin baca. Datang duluan sepagi mungkin, lalu memilih buku bacaan. Duduk tenang dan membaca. Di taman bacaan, anak-anak model ini adalah aset berharga. Perilaku dan kebiasaan membacanya sudah terbentuk. Jadi taman bacaan tinggal merawat mereka, anak-anak yang rajin baca.

 

Tepat pukul 10.00 WIB pun, rombongan besar anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka berdatangan. Anak-anak usia sekolah dari Desa Tamansari, Jami, Sukajaya, dan Warung Loa berjalan kaki menuju taman bacaan. Jujur, pemandangan anak-anak yang berbondong-bondong ke taman bacaan tergolong langka. Anak-anak yang mau membaca buku di tengah gempuran era digital itu luar biasa. Maka TBM Lentera Pustaka hanya menjaga komitmen dan konsistensi dalam memfasilitasi dan sediakan akses bacaan untuk anak-anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Sementara di luar sana. Harus diakui, Mungkin masih banyak anak-anak atau orang dewasa yang kian malas membaca. Tidak lagi mau membaca buku, apalagi ke taman bacaan. Alasannya, sibuk main atau merasa tidak punya waktu. Itulah realitas yang "dilawan" oleh taman bacaan. Karena sejatinya, membaca itu ibadah, baik, dan bermanfaat untuk siapapun.

 

Siapapun harus waspada. Saat seseorang mulai malas mengerjakan yang baik dan bermanfaat. Maka di situ, maksiat dan mudharat siap menghampirinya. Pilihannya, mau rajin atau malas membaca? Semoga bisa menjadi renungan bersama.

 

Jangan malas membaca. Karena siapapun yang malas, berarti telah membuang kesempatan dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Padahal, Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu di dunia ini dengan sia-sia. Iqra atau bacalah. Bahwa bukan nasib yang menentukan hidup seseorang. Tapi diri sendirilah yang menentukan nasib dan masa depannya. AYO MEMBACA DI TAMAN BACAAN. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler