x

Iklan

Nando Rifky

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2020

Senin, 14 November 2022 21:18 WIB

Cara Menghitung dan Menentukan Kapasitas Pompa Hydrant

Pentingnya fungsi pompa hydrant disebuah gedung maka untuk menentukan kapasitas hisap harus memenuhi standar hitungan yang berlaku

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pompa hydrant adalah komponen penting di sebuah gedung untuk penanggulangan kebakaran yang berfungsi sebagai penghisap air dari reservoir atau ground tank. Selanjutnya, air dari reservoir akan didorong serta dialirkan ke jaringan pipa hydrant untuk menuju ke hydrant pillar, valve, dan sprinkler.

Pentingnya fungsi pompa hydrant disebuah gedung maka untuk menentukan kapasitas hisap harus memenuhi standar hitungan yang berlaku, Salah satunya dengan cara menghitung yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan National Fire Protection Association (NFPA).

Untuk di Indonesia dalam membuat instalasi pompa hydrant, standar SNI dan NFPA yang wajib diterapkan agar instalasi hydrant bisa berfungsi optimal agar bisa memberikan perlindungan maksimal pada saat terjadi keadaan darurat, yaitu kebakaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Standar SNI dan NFPA yang wajib diterapkan.

  • SNI 03-1735-2000 : Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
  • SNI 03-1745-2000: Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
  • NFPA 13 : Standar untuk Instalasi Sistem Sprinkler
  • NFPA 14 : Standar untuk Instalasi Slang dan Pipa Tegak
  • NFPA 20: Standar untuk Instalasi Pompa Sentrifugal

Cara Menghitung Pompa Hydrant Menurut SNI dan NFPA

Salah satu standar yang mengatur tentang instalasi pompa hydrant adalah SNI 03-1745-2000. Peraturan ini membahas mengenai tata cara perencanaan dan pemasaman sistem pipa tegak dan slang untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. Sistem ini dibagi menjadi tiga klasifikasi atau kelas, yaitu:

  • Sistem Kelas I : sistem ini harus menyediakan sambungan slang ukuran 2 ½ inci (63,5 mm) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran serta mereka yang terlatih.
  • Sistem Kelas II : sistem yang menyediakan kotak slang ukuran 1 ½ inci (38,1 mm) untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan maupun petugas pemadam kebakaran selama tindakan awal.
  • Sistem Kelas III : Sistem yang harus menyediakan kotak slang ukuran 1 ½ inci (38,1 mm) untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan serta sambungan slang ukuran 2 ½ inci (63,5 mm) untuk pasokan air dengan volume besar yang digunakan oleh mereka yang terlatih atau petugas Damkar.

Cara menghitung pompa hydrant harus disesuaikan dengan sistem kelas kebakaran tersebut. Gedung bertingkat seperti perkantoran diklasifikasikan dalam Sistem Kelas I karena risiko kebakaran yang terjadi di kantor termasuk rendah. Menurut SNI 03-1745-2000, cara perhitungan pompa hydrant pada Sistem Kelas I adalah sebagai berikut.

  • Laju aliran minimum dari pipa hidraulik terjauh harus sebesar 550 USGPM
  • Laju aliran pipa tegak tambahan harus sebesar 250 USGPM
  • Totalnya tidak melampaui 1250 USGPM

Pada bangunan yang dilengkapi dengan fire sprinkler system, perhitungan laju aliran pompa hydrant yang digunakan adalah 150 GPM untuk tingkat hunian bahaya kebakaran ringan dan 500 GPM untuk tingkat hunian dengan bahaya kebakaran sedang.

Contoh Cara Menghitung Pompa Hydrant

Cara menghitung pompa hydrant bisa dilihat dari contoh berikut ini. Jumlah total pipa tegak yang direncanakan aktif saat kebakaran pada sebuah gedung perkantoran adalah sebanyak 3 buah. Berdasarkan rencana tersebut, maka perhitungan total laju aliran pada sistem pompa hydrant adalah sebagai berikut:

Jumlah total laju aliran

=3 pipa tegak
=550 USGPM + 250 USGPM + 250 USGPM
=1050 USGPM

Berdasarkan perhitungan laju aliran pada sistem hydrant tersebut, maka kapasitas pompa kebakaran yang dapat dipilih adalah 1000 USGPM. Kapasitas pompa kebakaran tersebut sudah sesuai dengan standar SNI 03-1745-2000, yaitu tidak melampauai 1250 USGPM.

NFPA mengatur perhitungan volume cadangan air untuk pompa hydrant pemadam kebakaran. Menurut standar tersebut, perhitungan volume cadangan air pemadam kebakaran ditentukan berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh pompa hydrant untuk memadamkan api, yaitu antara 30 – 60 menit.

Jika instalasi hydrant pada sebuah gedung menggunakan pompa hydrant berkapasitas 1000 USGPM dengan lama waktu pemadaman api selama 60 menit, maka perhitungan volume cadangan air pompa hydrant pada sistem hydrant tersebut adalah sebagai berikut:

Volume air pemadam kebakaran
Kapasitas pompa hydrant x Lama waktu pemadaman api
=1000 USGPM x 60 menit
=60.000 USG
=227 m3 (hasil konversi)

Berdasarkan hasil perhitungan volume cadangan air pompa hydrant tersebut, maka volume air yang dibutuhkan untuk pemadam kebakaran selama 60 menit adalah sebesar 230 m3 (dibulatkan).

Ikuti tulisan menarik Nando Rifky lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB