x

Data Google

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Senin, 14 November 2022 06:34 WIB

Transendental (3)

Halo sahabat Indonesiana. Cerpen Transendental (3) Episode (3) Mitologi Server Divergen. Mahashinta, lenyap di telan sangkala, tak ada tanda secercahpun, secara menyeluruh di visual dari sistem satelit itu. Perasaannya menuju matanya. Dia, mengaum lirih, di estetika purnama raya. Salam baik saudaraku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Episode (3): Mitologi Server Divergen.

Di benak kepalanya “Perpaduan warna semesta pertanda, tidak mudah menyelesaikan polemik, memecah menjadi kekacauan.” 

Langit tak menerima frekuensi warna pelangi sebenarnya benar. Metabolisme analogi siluman raksasa oligarki, manipulatif, berhasil membentuk genre peladen adidaya, namun batas limit itu ada pada masa kritis suhu ledak “Disitu kelemahanmu,” dia, menghitung langkah berikut. Pasukan oligarki, terus menekan gerak-gerik satria pasukannya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peanuts bye bye! Kacang goreng, da.dah.ya!” Melanjutkan memasuki momentum proteksi sandi lawan “Analisis frekuensi pengejaran,” dia, terus membaca tanda-tanda frekuensi lawan, di layar matanya, seraya mengawasi, ibu kota, negeri planet biru di semesta, dari puncak gedung menjunjung langit.  

**

"Bajingan itu tak pernah jera, masih juga menguntitku, baiklah kawan, kita bermain petak umpet,” dia, menyalakan inti.sistem di tubuhnya, basis data kendali program di otaknya menyala. 

“Oke deh, kita bermain lagi dari awal, konspirasi, seperti lendir bekicot mudah menjejaki kemana frekuensimu mengalir di bawah kontra sistem klandestin biro formal versus nonformal, merasuk ke sektor peringkat sandi bersistem bertingkat tingkat, menembus media komunikasi publik. Wah. Bandel ya.”

“Mari kita uji Bung! Anda masuk dari pintu belakang. Maaf ya, aku tak sempat terkecoh, kali ini, sasaran tembak, tepat di pusaran busur lawan,” data alfanumerik dipusat otaknya menampilkan bentuk visual “Nih, telan sepuasnya!” 

“Derrr!” Frekuensi bergetar cepat, peladen bisa meledak sewaktu-waktu, kalau beban meluap. 

“Jangan sombong ya raksasa oligarki pandir,” di benak kepalanya, membina frekuensi acak menarik frekuensi lawan ‘hole to hole’ alias bolong ke bolong, semacam sistem jebakan frekuensi, ini salah satu tekno.taktis 'komando server divergen mitologi’ kekuatan baru bermukim di langit planet biru negeri di semesta.

“Si pandir masuk jebakan. Wow, hendak kemanakah. Ini, cobain sandi bahasa tradisi, hihihi, die bego'k, enggak ngerti ya. Nih, sekali lagi.”

“Deerrr!” Layar bergetar lebih cepat. 

"Frekuensi ente kuno kawan, di sistem lawan, ente ketinggalan kunci. Hehehe, mereka masih memakai argo tak tik tok. Tekno frekuensi matematismu lawas pula icu (itu). Tuh! Jadi linglungkan, sini, masuk ke urutan bolong berikutnya. Nih!” 

“Deerrr!” Layar bergetar hebat.

“Itu, bakso kuda hehehe,” dengan cepat dia merubah sandi si pandir oligarki dari sistem frekuensi kuno, dibuat ngawang, sekaligus terjebak di sistem bolong ke lubang jarum lainnya.

“Hihihi,” terlihat dia menghubungi pusat ‘komando server divergen mitologi’ dipimpin langsung 'Panglima Komando Divergen’ sebuah kapal induk angkasa gigantik adaptif tersamar di langit planet biru negeri di semesta, mengisyaratkan dialektika info singkat langkah selanjutnya.

“Komando siap!” Melanjutkan membuat kekacauan di frekuensi lawan “Biarin. Ayo! Adu panco, monggo,” di kepalanya ribet oleh sistem simpangsiur. Walah! Dia dicegat. Tabrak saja sekaligus pada core.sys, alias inti.sistem, di titik didihnya. 

“Ayo syantik (cantik). Walahkadalah! Hahaha, mana wajahmu ini wajahku, hehehe, wajahmu muram, ini aku tambah dengan daya kekuatan inti.sistem. Lagi, biar kamu terkelepek-kelepek. Siapa kamu sih,” data lawan terkirim ke pusat pengendali komando server divergen mitologi.

“Ya, ini, di.ver.gen, menggeltik peladen lawan. Hajar!" Jaringan terputus, sistem recover, pemulihan golak-galik perangkat berebut waktu. 

Tak lama, kembali seru, sistem frekuensi divergen “Ini, kenali, bahasa dari dusun terpencil. Hahaha kau tak paham, hajar, ini lagi, dengan sistem kampung halaman, langsung menghajar inti.peladen bodohmu. Oligarki kuno. Biar rame sekalian!" Seru banget di benak kepalanya, sistem lantas sekilat stagnan. 

“Bagus! Aku gantung kalian di kawasan tak bernama, ini jazirah bolong ke bolong di dalam lubang hitam,” dia tak ada waktu lagi untuk meladeni “Biarkan saja bajingan pandir itu terus mengejar di ruang kosong tak bernama, hihihi.

**

Suara-suara derap gerombolan makhluk oligarki, kegaduhan di luar. Dia telah bersiap-siap, di tengah deru capur debu suara banyak helikopter. Segera dia mengepak perlengkapan dengan cepat, melesat menuju pintu-pintu. Gerombolan pasukan makhluk iblis siluman raksasa oligarki, menggempur dengan serangkaian tembakan senjata berat, perangkat perang hipermodern “Dasar pandir, tembak saja dirimu sendiri,” dia sudah memelesat ke luar area ruangan bawah tanah tempat itu.

Dia, menyergap salah satu pasukan makhluk iblis siluman raksasa oligarki berseragam, dengan cepat, lantas merubah rupa seperti mereka, berkelebat, memacu dirinya, sirna dalam warna biru malam. 

**

Tak ada kata lain, dia, menuju pusat pengendali laboratorium, menyelamatkan atau menghancurkan, jika situasi mendesak tak terkendali, tak mudah memusnahkan lab itu, berisiko pada lingkungan-udara. 

Hanya dengan hidrogen bersuhu didih beku, demi keselamatan publik secara menyeluruh, terutama dia berkewajiban menyelamatkan, Sang Negeri, dari rongrongan siluman pandir oligarki, itu perintah tugas, beban terberat. Dia bisa, melaksanakan perintah, Panglima Komando Divergen, sekaligus komitmen satria pasukan, tunduk pada sumpah prajurit, untuk planet biru negeri di semesta.

“Semoga belum terlambat.” Benak frekuensi batinnya, dia terus berkelebat di kecepatan supersonik.

**

Mozaik data alfanumerik, instrumen di otaknya menyala, info situasi sangat gawat, dia segera ketujuan, berhasil membekukan sistem di laboratorium itu, inti.sistem matisuri, seluruh eksperimen selsel berbahaya semoga tertangguhkan. 

Mudah-mudahan melemah, nonaktif, tapi, dia tak yakin benar, sampai kapan kebekuan itu bertahan, matahari tak dapat dicegah, kecuali awan tebal sepanjang waktu, tapi tak mungkin matahari mati, gerombolan pasukan iblis siluman raksasa oligarki, terus memburunya.

Ketegangan menunggu siang membuatnya gila, dia tak dapat membayangkan, apa, akan terjadi, jika matahari terbit. Apakah benar lab itu konon 'kan meledak, membakar sistem diri secara otomatis, ketika inti.sistem matisuri, seperti itu.

Lantas, bagaimana dengan selsel berbahaya, akankah menguap ke udara, konon pada titik kritis tertentu-hal itu sungguh tak mampu dia bayangkan akibatnya, semua serba tak pasti, kekacauan pola.sistemik mengguncang di bawah permukaan ulah kaum siluman pandir itu, pada planet biru negeri di semesta ini “Hachh,” menggema suara di batinnya, memecah sunyi. 

Kesabaran. Dia segara sadar. Ya, sabar. Hanya kesabaran mampu mengendalikan taktis kecerdasannya, bakalan hancur lebur makhluk siluman pandir itu. 

Berteriak kesal di angkasa batinnya “Dasar bekicot!”

**

Meskipun, kini, publik tak tahu hal ihwal sesungguhnya, keadaan planet biru negeri di semesta, bagai bara, mencekam, kaum golongan borjuis oportunistis menjual ekosistem, pada kaum siluman oligarki si pandir itu, alih fungsi, secara menyeluruh.

Sementara itu pula, di tengah kekacauan akibat perbuatan siluman oligarki, trah kaum borjuis menguasai pola.politik.konspirasi, terduga, berusaha menguasai jalur multilateral demi satu keuntungan, kepentingan kapital sistem bertingkat, bahkan konon telah menyusup ke kantong-kantong kaum tertentu “Bekicot, siapa sih mereka ini.”

**

Namun, niskala digital.data memberi sandi di frekuensi komando pusat planet biru negeri di semesta, dengan angka perbandingan jejaring kuantum. Berhasil diketahui asalusul siluman itu. Kini, komando server divergen mitologi, telah membangun rancang baru sistem keamanan serat.optis persel.perunit. 

Babak baru dimulai sejak kebocoran data bersilang di kantong biro.klandestin.formal planet biru negeri di semesta, akibat menyepelekan konflik kepentinga, dalam kabut kubu-kubu, terkuak jua. Siapa sesungguhnya harus dibela. Sang Negeri, wajib diselamatkan dari rongrongan kaum siluman pandir itu.

**

Benak kepalanya bergulat dengan berbagai data.info “Kaum oposan terpecah belah, wajah mereka melebur di aksioma-aksioma, aklamasi menjadi suara euforia, sekadar mengembangkan situasi politik di kubu muslihat telah tersusupi kaum siluman pandir oligarki bersembunyi di balik biro klandestin nonformal bentukan kompanyon kaum borjuis manipulator, pemodal gerakan konspirasi itu."

"Dasar bekicot! Bekicot!” Dia, mengaum lebih dahsyat di benak jiwanya, pertanda code of condact, pada pasukannya, ada, dalam sunyi, pada senyap 'kan menyergap lawan, dalam tugas suci, demi planet biru negeri di semesta.

Pemerintahan, terlihat seakan-akan demokrasi mulus, berjalan baik-baik saja di mata global bimasakti. Padahal planet biru negeri di semesta bermuram durja, pertahanan formal sebagai pengayom publik di persimpangan, bergetar bagai gempa bumi, beberapa komando wilayah pelindung planet biru negeri di semesta, terlibat politik praktis, terjebak dalam lingkaran sistem konspirasi, kode.etik, konon mereka kehilangan titian tujuan. 

Itu sebabnya, komando server divergen mitologi, bermukim di kapal induk gigantik di langit planet biru negeri di semesta, wajib andil menyelamatkan planet biru negeri di semesta. Di antara ketidak pastian tautan antar komando formal wilayah negeri itu, demi melindungi publik, sekaligus misi penyelamatan sunyi.senyap, untuk Sang Negeri, dari hempasan konflik bau haram. 

Dia, hanya satria prajurit setia kepada planet biru negeri di semesta. Hatinya bergolak pedih, nurani melihat situasi tak menentu, di tengah kesibukan publik seolah-olah ranah negeri baik-baik saja, bagai bom waktu terus berdetik, perang sunyi dalam senyap telah dimulai, terjadi pergerakan pasukan sunyi, ke tubuh politik, di kubu-kubu kamuflase penyusupan, ke area kaum makhluk siluman oligarki si pandir itu. 

**

Dari ketinggian tepi ibu kota negeri planet biru, dia memantau situasi, terlihat sekilas stabil, terus bergerak, mengirim sinyal pergerakannya terus menerus kepada komando pusat divergen mitologi, meski tetap menyisakan pertanyaan di benak kepalanya. 

Siapa di antara mereka masih setia pada, Sang Negeri, secara tulus kontekstual. Masih adakah ketulusan itu, di tengah pusaran badai tarik menarik kepentingan, umumnya, telah menyeberang pada banyak kepentingan golongan borjuis oportunis, terjalin kuat dengan kaum makhluk siluman oligarki, si pandir itu. 

**

Kota pemerintahan tampak megalopolis sebagaimana wajahnya, seakan baik-baik saja, sungguh biadab kekacauan ini, sebagai satria prajurit, setia pada sumpahnya, dia, tidak rela, planet biru negeri di semesta 'kan terpecah.

“Tidak, tidak boleh terjadi,” dia mengaum ke angkasa batinnya. Gemanya, menandakan kehadiran pasukannya, di target area-dalam sunyi nan senyap. Klandestin, tabu, nongol di media publik. Ngapain, mau jadi bintang film. Informasi, tak perlu pula menyebutkan label secara verbal, infokan saja. Media, atau, jurnalis, insan pintar, mumpuni. Privat.info, cukup pemberitahuan lewat letters of press by email. 

Batinnya gundah gulana “Sang Negeri, terus diguncang rongrongan konspirasi, penyusupan kaum siluman pandir itu. Carut marut, terus menggoyang dari bawah permukaan pemerintahan, Sang Negeri. Jaringan internasional, mencium situasi politik planet biru negeri di semesta.”

**

Dia terus bergerak, membuka pintu-pintu pada sistem, hole to hole, membolongi frekuensi demi frekuensi, menuju back door, masih sulit ditembus, untuk membuka, sandi kode.etik, pada pusat kendali. 

Waktu terus memacu detik, laboratorium itu ancaman, imaji, 'kan merubah realitas. Gerombolan pasukan iblis siluman oligarki padir itu, terus melacak jejak keberadaannya. 

Dia, membuka lensa-lensa di matanya, titik-titik merah masih mengejarnya, terlacak terus. Jika sistem mozaik dimatikan panas tubuhnya masih terlacak, code of conduct dari sandi kode.etik, harus segera terpecahkan. Dia, 'kan bebas dari ion.panas tubuhnya, untuk masuk pada system free fall, terjun bebas hambatan, menuju lubang-lubang, membuka back door.

**

“Bajingan itu. Sial, masih menguntit,” dia geram nian menyala ubun-ubunnya, kembali mengaktifkan sistem pola.adaptif data kendali program. “Siapa di balik sistem supra.molekuler tekno itu.”

Sikuel layar lensa di otaknya bergerak cepat pertanda jawaban. Menampak wajah cantik, Mahashinta, senyum cantik itu membuat pesona, terkesima “Blink!” Bergetar hebat frekuensi jantungnya. Kangen itu telah sekian kilometer kekasih. "Kangenku selangit kekasih ..." Sukmanya hangat.

“Kepo! Jangan bengong! Pasukanmu telah siaga di frekuensi sunyi, di rantai komando. Setia melindungi, Sang Negeri, sandi kode.etik, menunggumu,” suara syahdu Mahashinta, seakan-akan menggaibkan dirinya, bagai mendadak melayang, kesyahduan cantikmu, Mahashinta, nurani campur aduk, dia mengeluarkan suara terperangah.

“Setan kecil, aku kira kamu sudah wafat,” dia amat girang. 

“Anjing kecilku si Poni. Wafat! Cepat. Lepaskan semua tekno mini.molekuler dari tengkukmu, sandi kode.etik akan menyala, ikuti saja perintahnya. Cepat! Tak ada waktu lagi untuk berdebat.” Mahashinta cemas. Cintrong dia sayang banget.

“Darimana kamu tahu. Mahashinta. Kamu siapa sesungguhnya,” dia ragu, tak mudah membuka sandi kode.etik, dia bertanya lagi. “Apa benar semudah itu.” 

Mahashinta, matanya berubah warna pertanda, akan marah, meski ada sesuatu di sana, cinta itu, kangen itu, menghangat pula bersemayam di sukmanya. Mahashinta, menghardik kesal, gemes, tapi rindu banget. “Hih! Ngeselin. Cepat! Tanya lagi kita putus!”  

Dia masih penasaran, nadanya gusar “Apa semudah itu?”

“Terserah, situasi semakin pelik,” lensa layar sikuel mendadak mati. Mahashinta, tak tampak lagi. 

“Baiklah,” batinnya mencoba percaya pada situasi rawan ini, dia menekan dengan ke dua jari kelingkingnya “Klik! Blink!” Terbuka sandi kode.etik. 

“Aku memang sialan, lelaki t.o.l.o.l plus dungu ... Hahaha, ternyata aku si pandir pula hahaha ...” Dia bersegera mengirim sandi pada semua sektor rantai keamanan, komando server divergen mitologi, informasi melaju di kecepatan hiper.gaib.tautan frekuensi.

**

Pasukan sunyi, bersegera perjalanan penyelamatan, Sang Negeri, terlindung sistem proteksi data kendali program anti.mitos, milik, komando server divergen mitologi.

Di dalam plasma pelindung, ion.molekuler positif menyebar, ke seluruh pelosok pengendali hidup keamanan planet biru negeri di semesta, lab menyalakan auto.inti.sistem, sandi kode.etik, bekerja dengan cepat, memburu frekuensi gerombolan pasukan iblis siluman oligarki.

The new wave man. Ayo! Adu panco. Hajar!”

Laboratorium, untuk sementara waktu, aman, selsel berbahaya masuk kembali kedalam perlindungan sistem keberadaannya, terlindung oleh plasma ion.molekuler.positif, hiper.data secara akumulatif dalam hitungan skala.kuantum, masuk, ke labirin semula, tampaknya agak aman meski belum pulih sepenuhnya. 

**

Dia, tersambung dengan sistem keamanan, Sang Negeri “Go! Lending!” Pesawat khusus, Sang Negeri, dikawal ketat, empat puluh lima pesawat superdrone, penjemput, plus dua puluh lima jet tempur canggih bersenjata ultramodern, menembus batas antar benua, hingga masuk perbatasan wilayah planet biru negeri di semesta. Di langit, kapal induk udara gigantik komando server divergen mitologi, telah menunggu.

Landasan pendaratan automatis, siap menerima kedatangan, Sang Negeri, disambut upacara kehormatan militer.formal, dipimpin, Panglima Komando Divergen, setelah segalanya nyaris. 

Penyelesaian konflik sedang berlansung tuntas, evakuasi kantong-kantong sains serentak kebudayaan selesai. Publik dalam perlindungan sistem pengamanan ketat. 

“Publik, menyaksikan di layar kaca, kaum siluman raksasa oligarki, sementara berhasil dibasmi rata tanah dalam waktu singkat, oleh komando server divergen mitologi,” demikian berbagai media melaporkan. Setelah pidato kenegaraan secara singkat oleh, Sang Negeri, dari kapal induk udara gigantik, komando server divergen mitologi. 

Publik, tepuk tangan riuh di tempat mereka bermukim. Menyambut kemenangan. Keselamatan, Sang Negeri. 

**

Dia kehilangan cercah imaji, Mahashinta, pemimpin kelompok sistem komando anonim, pelindung kesetiaan publik planet biru negeri di semesta. Pembuka jalan pencerahan, penyelesaian tugas pasukan, komando server divergen mitologi, membasmi makhluk siluman oligarki, si pandir itu.

Data, masuk di mozaik sistem, di otaknya. Mahashinta, tak juga muncul dari keberadaannya kini. Dia, berfirasat, lantas tersambung dengan sistem neuro.tekno.ekliptika. Melesat menuju satelit luar angkasa “Report! Done!”

Tampaknya durasi antar sistem 'kan segera kembali normal. Seluruh visual titik rawan terlihat bergerak berurutan kondusif, kendali terkontrol. 

Mahashinta, lenyap di telan sangkala, tak ada tanda secercahpun, secara menyeluruh di visual dari sistem satelit itu. Perasaannya menuju matanya. Dia, mengaum lirih, di estetika purnama raya.

***

Jakarta Indonesiana, November 13, 2022.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler