x

Pemberian Loadspeaker Dr. Asparian, S.K.M, M.Kes., CIQAR. selaku Dosen perwakilan FKIK Universitas Jambi yang membawa Mahasiswa dan pembimbing OK GEMPITA SAD.

Iklan

Rheyna Leony

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2022

Jumat, 25 November 2022 12:57 WIB

Mahasiswa Universitas Jambi Bersama OK Gempita SAD Melakukan Kegiatan Pengabdian ke Sekolah Halom Putri Tijah


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Negara Indonesia sangat kaya dengan tradisi dan banyak sekali etnik. Memiliki kebiasaan dalam berbagai kehidupan sehari-hari. Para suku yang ada di Indonesia bertempat tinggal di pelosok-pelosok dan terpinggirkan dari kehidupan kota modern. Mereka hidup di antara rerimbunan pohon-pohon besar. Mereka disebut Orang Rimba.

Orang Rimba atau sering dikenal dengan Suku Anak Dalam (SAD) adalah suku etnis asli Provinsi Jambi yang tinggal di dalam hutan dan terkadang masih takut untuk bertemu dan bersosialisasi dengan orang luar.

Namun dengan demikian, Orang Rimba juga layak untuk memiliki fasilitas yang cukup dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Meskipun mereka masih bergantung kepada alam dan hutan, tak menutup kemungkinan mereka akan menjadi penerus generasi modern dimasa yang akan datang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa instansi sudah melakukan penelitian terhadap cara hidup dan kebiasaan mereka, seperti Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi khususnya Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi.

Pada tanggal 10-16 November Mahasiswa berserta beberapa staf pengajar melakukan aksi pengabdian ke Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, menganalisis serta melihat langsung kehidupan SAD di daerah Pematang Kabau.

Menurut hasil observasi langsung anak-anak SAD sudah memiliki fasilitas berupa sekolah, namun hanya sekolah alam yang memiliki satu ruang belajar. Sekolah Alam tersebut adalah Sekolah Halom Putri Tijah. Sekolah ini diresmikan Bupati Sarolangun, Hasan Basri Agus (HBA) pada April 2008 silam.

Beradasar observasi, anak-anak SAD tertarik dengan audio visual.  “Mereka lebih tertarik jika cara belajarnya menggunakan alat peraga atau tontonan, karena anak-anak akan lebih suka dengan menggunakan audio visual,” tutur Ibu Erna, penanggung jawab Sekolah Halom Putri Tijah.

Oleh karena itu, pada saat pengabdian mahasiswa di Pematang Kabau dilakukanlah cara belajar dengan bermain serta dengan bantuan teknologi yang lebih modern.

Demi mendukung proses belajar-mengajar OK Gempita SAD (Gerakan Merangkul Mimpi dan Cita Suku Anak Dalam) memberikan sebuah pelantang suara (speaker) dan dua buah mikropon yang diperoleh dari penggalangan dana pada Sabtu dan Minggu tanggal 4-5 November 2022. Kenang-kenangan untuk anak-anak SAD itu diserahkan berikan kepada Bu Erna oleh Dr. Asparian, S.K.M, M.Kes., CIQAR, dosen perwakilan yang membawa mahasiswa serta pembimbing OK Gempita SAD ke Pematang kabau.

Diharapkan dengan bantuan yang kecil tersebut dapat menghasilkan buah yang besar untuk anak-anak SAD agar semakin semangat belajar dan terus rajin untuk hadir bersekolah dan menjadi penerus bangsa yang cerdas.

 

 

Sumber: Suharti. 2020. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hidup suku anak dalam. Jurnal ilmiah edukasia. Vol 1. No 1.

Kegiatan dilakukan : 10-16 November 2022

Ikuti tulisan menarik Rheyna Leony lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler