x

Ilustrasi Belanja. Foto Tempo/Fardi Bestari

Iklan

MUUFI

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Oktober 2022

Kamis, 1 Desember 2022 15:06 WIB

Hati-hati Perilaku Impuslif

IMPULSIF adalah kebiasan buruk yang menjadi habbit, sikap yang tidak berfikir dampak akan keberlangsungan hidupnya ke depan, ditambah lagi dengan kebiasaaan mayarakat saat ini yang ingin serba instan. Menambah potensi impulsif yang tinggi bagi masyarakat modern.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jikalau kita diberikan dua pilihan antara harga yang murah dengan harga yang mahal, tanpa berdebat pun kita semua sepakat akan memilih harga yang murah. Terutama perihal yang konsumtif mulai dari perlengkapan yang kita pakai sehari-hari seperti baju, sepatu, dan celana. Begitu untuk kebutuhan pangan, harga yang murah menjadi pilihan paling atas untuk kita ambil. Karena embel-embel harga yang murah itu orang-orang akan mengambil secara berlebihan apa yang mereka inginkan, mereka tidak akan memikirkan persoalan harga.

Kita beri contoh misalnya ada seorang mahasiswa tidak mau memilih 1 piring makanan seharga 15 ribu, tapi malah memilih makanan dengan dua  bungkus kecil harga-nya Rp5 ribuan, dan gorengan tiga buah Rp 2.500an. Mahasiswa tersebut mungkin beranggapan kalo harga Rp5.000an itu lebih murah. Padahal setelah dihitung hitung harga yang dikeluarkannya sama setelah ia mengambil lebih banyak jenis makanan.

Nah, inilah yang di sebut dengan salah satu prilaku impulsif yang berkenaan dengan pola makan. Ternyata impulsif tidak hanya menyoal boros dalam fesyen, dalam pola makanan pun kita bisa terkena prilaku impulsif. Ada banyak orang yang tidak sadar dengan prilaku impulsif yang sering mereka jalani terutama seorang mahasiswa. Alih-alih ingin berhemat justru mereka mengeluarkan lebih banyak uang karena tergoda dengan harga yang murah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana sebenarnya prilaku impulsif ini menjangkit, merujuk dari beberapa literatur Impulsif umumnya merupakan prilaku yang cenderung untuk bertindak namun tidak berfikir dampak setelahnya. Kita akan membelanjakan uang yang ada dengan sesuatu yang tidak kita rencakan sebelumnya.

Syukurnya adalah prilaku ini sifatnya temporal (orang yang berprilaku impulsif lambat laun juga mengerti prilaku yang ia lakukan adalah hal yang salah)  artinya setiap orang pasti pernah berperilaku seperti ini, tinggal bagaimana ia mengkontrol dirinya agar tidak selalu melakukan prilaku tersebut berulang.

Yang juga perlu kita ketahui bahwa prilaku Impulsif ini tidak hanya menyoal apa yang kita makan saja namun gejalanya begitu luas dan ada tanda tanda dan gejala yang dapat kita kenali, apakah kita satu diantara yang terjangkit atau tidak.

Nah diantaranya beberapa gejala dapat kita jumpai yaitu sering melakukan tindakan yang sepontan, kemudian sering kali tidak mempertimbangkan dampak dari tindakannya tersebut, baik terhadap dirinya sendiri maupun juga orang lain. Dan terakhir biasanya ia  hanya akan memikirkan kondisi saat ini dan tidak memikirkan dampak tindakannya dalam jangka panjang.

Sementara itu sebagai penulis ketika menuangkan narasi ini, penulis teringat tatkala ada beberapa kawan sejawat yang berkuliah di Jogja. Ia pernah merasakan penderitaan perilaku impulsif di kota gudeg tersebut. Mereka terlena dengan embel-embel harga murah yang akhirnya membuat mereka menjadi orang yang lebih boros, konsumtif dan impulsif karena selalu disapa dengan harga "murah".

Kota Jogja memang terkenal sangat ramah dengan para perantau atau pendatang tempat tinggal yang murah, orang-orang yang begitu ramah dan tentu saja makanan pun juga murah meriah.

Ini yang sering kali dilupakan oleh pendatang, hitung-hitungan murah itu justru sama saja dengan harga normal ditempat lain tatkala kita jadi lebih impulsif dengan sesuatu yang berbau murah. Tentu saja prilaku impulsif ini menjadi sifat yang buruk dan berbahaya.

Barangkali para pembaca juga merasakan keresahan yang sama setelah membaca tulisan ini atau jangan-jangan kita semua secara tidak sadar sudah terjangkit penyakit impulsif. Jika benar mungkin kita perlu menimbang-nimbang kembali dan berhitung-hitung ulang sisa berapa keuangan kita karena prilaku impulsif yang kita lakukan. Jikalau tidak benar, betapa bijaksana kita dalam menyikapi embel embel harga murah untuk tidak tergoda.

Pada akhirnya narasi tulisan ini semoga akan menjadi pengingat, pembelajaran dan pemahaman mengenai prilaku impulsif yang sering kita jumpai. Hati-hati ya dengan prilaku impulsif kitaa.

Rekening Penulis : 0115-01-118367-50-5 (BRI)

Ikuti tulisan menarik MUUFI lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler