Kepiluan barjalan di bawah rinai hujan, seperti awan yang berarak dalam hatiku. Berjalan pasrah mendekap lara dibelakang iring- iringan Jenazah.
Dan airmata menyatu pada tonggak nisan menapak pasrah tinggalkan pesan. Ketika wajahmu terpampamg dalam alur kehidupanku, ketika haruku luruh dalam ketiadaanmu.
Menjadi kuat lagi mungkin aku tak pasti, namun sebaris nasehat akan terus ku pegang Jadilah tegar, sebab hidup tak memberi pilihan.
Dalam tidur abadimu, semoga hidupku kelak mengganti asa juangmu yang tanpa batas impian.
Ikuti tulisan menarik Nur Ardianti lainnya di sini.