Seniman (pelukis) Botani kelas dunia Keke ternyata asal Semarang. Karya-karyanya sudah menghiasi kover buku dan ilustrasi terbitan Random House, Penguin, National Geographic, seri prangko di Canada Post, dan menjadi koleksi-koleksi museum botani ternama di dunia.
Terkini Keke sedang pameran bersama dengan seniman botani dunia dalam event Flora of Southeast Asia Exhibition yang digelar di Singapore Botanical Garden dari 15 November 2022 – 15 February 2023 mendatang.
Andai saja pelukis yang punya nama komplet Uenike Kristianti Nugroho ini tak menggelar pameran tunggal bertajuk Pulang dengan Bunga” di Artspace, Artotel Gajahmada, Semarang, orang tak bakalan tahu kalau dia “cah” Semarang.
Setelah satu dasa warsa melanglang akhirnya seniman (pelukis) botani terkemuka Indonesia Eunike Nugroho pulang ke Semarang bumi kelahirannya. Keke sapaan akrab Uenike Nugroho menaja16 lukisannya berobjek flora asli Indonesia dan Asia Tenggara mulai dari yang umum, dijumpai, endemik, hingga yang terancam punah.
Sjjak kecil Keke sangat suka pada tetumbuhan dan binatang. Beranjak remaja , Keke tertairk pada dunia gambar dan lukis sampai akhirnya memutuskan kuliah di Fakultas Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Menurut Keke soal pameran tunggalnya mengusung tajuk Pulang dengan Bunga ini muncul begitu saja, ketika pihak manajemen Artotel Grup menawarinya pameran di Artotel Semarang. Tak banyak komentar Keke langsung menyambutnya.
“Banyak Artotel, kok pas yang ditawarkan Semarang. Wah, pas banget ini saya “pulang kampung” setelah berkiprah di dunia lukis botani yang justru berpameran di kota-kota lain. Momen ini sangat pas sebagai hadiah untuk keluarga —orang-orang terdekatnya—juga warga Semarang yang justru belum banyak tahu karya-karya saya,” kisah Keke.
Putri rohaniawan Tjahjadi Nugroho ini berkisah pameran “Pulang dengan Bunga” ini sangat bermakna bagi dirinya. Sebelum tinggal di beberapa kota di Indonesia dan Inggris hingga menetap di Yogyakarta, Eunike lahir dan tumbuh besar di Semarang. Lewat pameran ini, ia ingin menyajikan apa yang ia capai selama ini di 'rumah sendiri'.
Dalam pameran kali ini Keke memamerkan 16 karya, yang terbesar The Titan –bunga bangkai raksasa – yang dikerjakan sekira dua bulanan. Ini saya ikutkan dalam pameran yang diikuti oleh 25 negara yang masih-masing menaya flora asli dari negaranya. Lukisan “The Titan” alias Bunga Bangkai setinggi dua meteran merupakan karya masterpiece-nya.
Pameran ini menjadi momen khusus baginya untuk menyajikan apa yang didapatnya selama ini di kampung halamannya. Karya-karya yang tampil di pameran ini mewakili perjalanannya dari waktu ke waktu.Perempuan kelahiran Semarang 28 Maret 1981 ini berawal melukis bunga-bunga di negara 4 musim. Tetapi Keke lkini ebih memilih subjek flora asli Indonesia.
Mengakrabi Seni Botani
Keke mengisahkan perjalanan mengakrabi seni botani. Dia baru mulai mulai menekuni seni botani saat tinggal di Sheffield, Inggris pada tahun 2012. Keke mengaku secara tak sengaja berkenalan genre seni botani ini. Kemudian jatuh cinta pada seni botani. Menurut Keke Seni botani adalah perpaduan antara seni visual dengan ilmu pengetahuan botani. Keke merasa menemukan panggilan baru yang menggairahkan. Seni botani ini juga menjadi alasan untuk menggerakan kuasnya kembali juga untuk memenuhi hasrat ingin tahu tetumbuhan lebih dalam,” kisah Keke.
Kemudain Keke juga jadi terdorong untuk mengajar, memperkenalkan, membangun jejaring dan komuitas demi mengembangkan seni botani di Indonesia. Untuk itu, Keke juga bergabung dengan Perkumpulan Seni Botani tertua di dunia Society of Botanical Artists di Inggris. Sejak awal Keke juga berkolaborasi dengan berbagai pelukis botani di seluruh dunia. Keke juga merupakan pendiri Indonesian Society of Botanical Artis (IDSBA).
Founder Indonesian Society of Botanical Artis (IDSBA)ini karya-karyanya selain lukisan juga terbit sebagai seri perangko musim semi Canada Post, National Geographic Indonesia dan banyak lagi. Keke yang baru ditabalkan Australian Council for Arts sebagai salah satu Internasional leaders ini karya-karyanya sering dipamerakan dierbagai negara, bahkan jadi koleksi permanen Hunt Institute for Botanical Documentation di Amerika Serikat, Victorian State Botanical Cllection di Australia dan Florilegium dari Royal Edinburgh Botanic Garden di Skotlandia.
Terkini Keke sedang pameran bersama dengan seniman botani dunia dalam event Flora of Southeast Asia Exhibition yang digelar di Singapore Botanical Garden dari 15 November2022 – 15 February 2023
Pameran ini diselengarakan Botanical Art Society (SG)/@botanicalart_singapore dan Singapore Botanic Gardens/@nparksbuzz bekerja sama dengan Indonesian Society of Botanical Artists/@IDSBA, @ThaiBotanicalArtists & @PhilippineBotanicalArtSociety. Pameran akbar ini menampilkan beragam spesies asli Asia Tenggara dalam #botanicalart dan #botanicalillustration
Dalam pameran ini bisa dinikmati 120 karya seni yang menampilkan 115 spesies tanaman laut oleh 85 seniman dari Singapura, Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam, India, Inggris, AS, Jepang, Denmark, UEA, dan Kanada.
Keke Berbakat Sejak Remaja
.Pengamat Seni Rupa yang juga pensiunan Soden Seni Rupa UniversitasNegeri Semarang (UNNES)Aryo Sunaryo mengatakan mengenal Keke sejak masih remaja. Keke pernah menjadi siswa di Pusat Pelatihan Merbabu, yang diampunya.
Dikatakannya, Keke memang dari dulu punya talent dan sangat potensial. Walaupun menggunakan perlengkapan yang sederhana, kuas sintetis, kertas gambar biasa, yang memang saat itu biasa digunakan di tempatnya mengajar mahasiswa Seni Rupa IKIP Semarang, kertas khusus untuk cat air juga belum ada.
Setelah Keke ke Inggris mengikuti suaminya yang studi di sana, papar Aryo, dia bertemu dengan komunitas lukis cat air, khususnya dengan obyek botani. Di situlah Keke memperoleh banyak pengalaman, dan tahu banyak tentang teknik dan media yang digunakan. Di Inggris memang lukisan cat air sangat diapresiasi. Tradisi lukis cat air di sana telah lama berlangsung. John Constable adalah pelukis terkenal di abad IX.
Begitulah sekarang, imbuh Aryo, kita bisa melihat kemahiran lukis cat air Keke. Lukisan cat air Keke saya bilang lukisan yang fungsional. Artinya, tidak semata sebagai sarana ekspresi, melainkan dapat aplikasikan untuk kepentingan ilustrasi.
Lukisan atau gambarnya merupakan paduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Lewat seni, gambarnya mendeskripsikan dengan rinci tentang struktur obyeknya, yakni seluk beluk botani. Secara timbal balik seni gambarnya juga menangkap keindahan obyek alam itu, misalnya soal irama, bagaimana keteraturan daun atau mahkota bunga itu tumbuh dan berkembang, bercak-bercak pada daun yang menghasilkan pola dan tekstur yang menarik, nuansa warnanya, keserasian, kesetangkupan, dan sebagainya.
“Belum banyak yang memiliki keterampilan seperti pendiri IDSBA ini. Pendek kata lukisan atau gambarnya mampu mendeskripsikan dengan jelas dan sangat tajam, melebihi sekadar gambar foto. Melalui gambar atau lukisannya kita bisa banyak belajar tentang obyek yang ditampilkankan Keke, ” sambung Aryo.
*) Christian Heru Cahyo Saputro, Pegiat Heritage di Jung Foundation Lampung Heritage dan Pan Sumatera Network [Pansumnet] kini bermukim di Semarang.
Seniman (Pelukis) Botani kelas dunia Keke ternyata asal Semarang. Karya-karyanya sudah menghiasi cover buku dan ilustrasi terbitan Random House, Penguin, National Geographic, seri prangko di Canada Post, dan menjadi koleksi-koleksi museum botani ternama di dunia.
Terkini Keke sedang pameran bersama dengan seniman botani dunia dalam event Flora of Southeast Asia Exhibition yang digelar di Singapore Botanical Garden dari 15 November 2022 – 15 February 2023 mendatang.
Andai saja pelukis yang punya nama komplet Uenike Kristianti Nugroho ini tak menggelar pameran tunggal bertajuk :” Pulang dengan Bunga” di Artspace, Artotel Gajahmada, Semarang, orang tak bakalan tahu kalau dia “Cah” Semarang.
Setelah satu dasa warsa melanglang akhirnya seniman (pelukis) botani terkemuka Indonesia Eunike Nugroho pulang ke Semarang bumi kelahirannya. Keke sapaan akrab Uenike Nugroho menaja16 lukisannya berobjek flora asli Indonesia dan Asia Tenggara mulai dari yang umum, dijumpai, endemik, hingga yang terancam punah.
SEjak kecil Keke sangat suka pada tetumbuhan dan binatang. Beranjak remaja , Keke tertairk pada dunia gambar dan lukis sampai akhirnya memutuskan kuliah di Fakultas Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Menurut Keke soal pameran tunggalnya mengusung tajuk : “Pulang dengan Bunga” ini muncul begitu saja, ketika pihak manajemen Artotel Grup menawarinya pameran di Artotel Semarang. Tak banyak komentar Keke langsung menyambutnya.
“Banyak Artotel, kok pas yang ditawarkan Semarang. Wah, pas banget ini saya “pulang kampung” setelah berkiprah di dunia lukis botani yang justru berpameran di kota-kota lain. Momen ini sangat pas sebagai hadiah untuk keluarga —orang-orang terdekatnya—juga warga Semarang yang justru belum banyak tahu karya-karya saya,” kisah Keke.
Putri rohaniawan Tjahjadi Nugroho ini berkisah pameran “Pulang dengan Bunga” ini sangat bermakna bagi dirinya. Sebelum tinggal di beberapa kota di Indonesia dan Inggris hingga menetap di Yogyakarta, Eunike lahir dan tumbuh besar di Semarang. Lewat pameran ini, ia ingin menyajikan apa yang ia capai selama ini di 'rumah sendiri'.
Dalam pameran kali ini Keke memamerkan 16 karya, yang terbesar The Titan –bunga bangkai raksasa – yang dikerjakan sekira dua bulanan. Ini saya ikutkan dalam pameran yang diikuti oleh 25 negara yang masih-masing menaya flora asli dari negaranya. Lukisan “The Titan” alias Bunga Bangkai setinggi dua meteran merupakan karya masterpiece-nya.
Pameran ini menjadi momen khusus baginya untuk menyajikan apa yang didapatnya selama ini di kampung halamannya. Karya-karya yang tampil di pameran ini mewakili perjalanannya dari waktu ke waktu.Perempuan kelahiran Semarang 28 Maret 1981 ini berawal melukis bunga-bunga di negara 4 musim. Tetapi Keke lkini ebih memilih subjek flora asli Indonesia.
Mengakrabi Seni Botani
Keke mengisahkan perjalanan mengakrabi seni botani. Dia baru mulai mulai menekuni seni botani saat tinggal di Sheffield, Inggris pada tahun 2012. Keke mengaku secara tak sengaja berkenalan genre seni botani ini. Kemudian jatuh cinta pada seni botani. Menurut Keke Seni botani adalah perpaduan antara seni visual dengan ilmu pengetahuan botani. Keke merasa menemukan panggilan baru yang menggairahkan. Seni botani ini juga menjadi alasan untuk menggerakan kuasnya kembali juga untuk memenuhi hasrat ingin tahu tetumbuhan lebih dalam,” kisah Keke.
Kemudain Keke juga jadi terdorong untuk mengajar, memperkenalkan, membangun jejaring dan komuitas demi mengembangkan seni botani di Indonesia. Untuk itu, Keke juga bergabung dengan Perkumpulan Seni Botani tertua di dunia Society of Botanical Artists di Inggris. Sejak awal Keke juga berkolaborasi dengan berbagai pelukis botani di seluruh dunia. Keke juga merupakan pendiri Indonesian Society of Botanical Artis (IDSBA).
Founder Indonesian Society of Botanical Artis (IDSBA)ini karya-karyanya selain lukisan juga terbit sebagai seri perangko musim semi Canada Post, National Geographic Indonesia dan banyak lagi. Keke yang baru ditabalkan Australian Council for Arts sebagai salah satu Internasional leaders ini karya-karyanya sering dipamerakan dierbagai negara, bahkan jadi koleksi permanen Hunt Institute for Botanical Documentation di Amerika Serikat, Victorian State Botanical Cllection di Australia dan Florilegium dari Royal Edinburgh Botanic Garden di Skotlandia.
Terkini Keke sedang pameran bersama dengan seniman botani dunia dalam event Flora of Southeast Asia Exhibition yang digelar di Singapore Botanical Garden dari 15 November2022 – 15 February 2023
Pameran ini diselengarakan Botanical Art Society (SG)/@botanicalart_singapore dan Singapore Botanic Gardens/@nparksbuzz bekerja sama dengan Indonesian Society of Botanical Artists/@IDSBA, @ThaiBotanicalArtists & @PhilippineBotanicalArtSociety. Pameran akbar ini menampilkan beragam spesies asli Asia Tenggara dalam #botanicalart dan #botanicalillustration
Dalam pameran ini bisa dinikmati 120 karya seni yang menampilkan 115 spesies tanaman laut oleh 85 seniman dari Singapura, Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam, India, Inggris, AS, Jepang, Denmark, UEA, dan Kanada.
Keke Berbakat Sejak Remaja
.Pengamat Seni Rupa yang juga pensiunan Soden Seni Rupa UniversitasNegeri Semarang (UNNES)Aryo Sunaryo mengatakan mengenal Keke sejak masih remaja. Keke pernah menjadi siswa di Pusat Pelatihan Merbabu, yang diampunya.
Dikatakannya, Keke memang dari dulu punya talent dan sangat potensial. Walaupun menggunakan perlengkapan yang sederhana, kuas sintetis, kertas gambar biasa, yang memang saat itu biasa digunakan di tempatnya mengajar mahasiswa Seni Rupa IKIP Semarang, kertas khusus untuk cat air juga belum ada.
Setelah Keke ke Inggris mengikuti suaminya yang studi di sana, papar Aryo, dia bertemu dengan komunitas lukis cat air, khususnya dengan obyek botani. Di situlah Keke memperoleh banyak pengalaman, dan tahu banyak tentang teknik dan media yang digunakan. Di Inggris memang lukisan cat air sangat diapresiasi. Tradisi lukis cat air di sana telah lama berlangsung. John Constable adalah pelukis terkenal di abad IX.
Begitulah sekarang, imbuh Aryo, kita bisa melihat kemahiran lukis cat air Keke. Lukisan cat air Keke saya bilang lukisan yang fungsional. Artinya, tidak semata sebagai sarana ekspresi, melainkan dapat aplikasikan untuk kepentingan ilustrasi.
Lukisan atau gambarnya merupakan paduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Lewat seni, gambarnya mendeskripsikan dengan rinci tentang struktur obyeknya, yakni seluk beluk botani. Secara timbal balik seni gambarnya juga menangkap keindahan obyek alam itu, misalnya soal irama, bagaimana keteraturan daun atau mahkota bunga itu tumbuh dan berkembang, bercak-bercak pada daun yang menghasilkan pola dan tekstur yang menarik, nuansa warnanya, keserasian, kesetangkupan, dan sebagainya.
“Belum banyak yang memiliki keterampilan seperti pendiri IDSBA ini. Pendek kata lukisan atau gambarnya mampu mendeskripsikan dengan jelas dan sangat tajam, melebihi sekadar gambar foto. Melalui gambar atau lukisannya kita bisa banyak belajar tentang obyek yang ditampilkankan Keke, ” sambung Aryo.
*) Christian Heru Cahyo Saputro, Pegiat Heritage di Jung Foundation Lampung Heritage dan Pan Sumatera Network [Pansumnet] kini bermukim di Semarang.
Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.