Menulis untuk Berjumpa Kebahagiaan

Selasa, 10 Januari 2023 09:00 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada banyak orang yang sibuk mencari kebahagiaan, meski sejatinya kebahagiaan itu bukan dicari tapi dihadirkan.

Sudah beberapa waktu tak lagi bermanja dengan huruf dan kalimat. Seakan ada sekat yang membatasi ketika hasrat menulis menghampiri. Mulai dari fisik yang sedang tidak fit, juga kesempatan yang tak memungkinkan. Kadang, terselip rindu untuk menari dalam untaian kata. Rindu untuk memotivasi diri dengan kalimat-kalimat positif. Hingga akhirnya berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan meyakinkan diri bahwa masih ada esok untuk memulai.

Keyakinan yang terus ada menjadi kekuatan yang menggerakkan hati dan diri untuk memulai lagi kegiatan menulis ini. Mulai dari yang ringan dan bersifat hiburan tanpa perlu merasa memenjarakan diri dengan ketentuan-ketentuan yang kadang mematikan ide yang bermunculan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun ada beberapa teman yang mengapresiasi, sejatinya kegiatan menulis ini merupakan sarana untuk membahagiakan diri. Terus belajar dan belajar setiap hari supaya nanti dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Untuk saat ini, dengan menulis, jujur , ada banyak manfaat yang sudah saya rasakan, walau belum mendapat manfaat finansial. Setidaknya dengan menulis, saya dapat mengasah rasa dan keterampilan saya, dimana dengan rasa yang terasah saya dapat menemukan sumber kebahagiaan diri saya, menguatkan diri saya ketika lemah dan juga mengingatkan diri saya ketika jalan mulai tak terarah.

Ada seorang kolega yang sempat bertanya,"Bagaimana cara merangkai kata dari peristiwa yang sederhana, sedang saya sedih atau gembira saja tak mampu menemukan kata yang tepat." Pertanyaan yang sulit untuk dijawab bagi saya yang masih amatir dan dalam proses belajar. Tetapi, proses mengolah kata dari sebuah peristiwa atau kejadian atau keadaan, biasanya saya lakukan ketika ada rasa yang muncul "disana." Baik itu rasa suka atau tidak suka, sedih ataupun gembira, bingung ataupun fokus. Hal ini mungkin dipicu dari sifat saya yang melow atau mudah terbawa perasaan, yang kemudian saya manfaatkan untuk dituangkan dalam kalimat baik itu pantun, puisi atau catatan.

"Pernah tidak , kehabisan ide?". Kalau itu, tentu saja sering, bahkan meski sudah muncul ide ketika dituangkan dalam kalimat ternyata tak sesuai dengan harapan. Akhirnya karya yang digagas tak berlanjut alias buntu. Lalu, bagaimana menyiasatinya?, biasanya saya memilih untuk menyusun kerangka meski tidak dalam bentuk tulisan. Jadi, ketika ide muncul, saya akan bertanya pada diri sendiri, mau seperti apa alur dan isi dari kalimat yang akan dirangkai, kalau sudah ketemu, baru mulai menulis dan menyusunnya.

Teknik itu lebih mudah saya lakukan dan jarang gagal. Meski begitu, sampai saat ini saya belum menemukan genre dari tulisan-tulisan yang saya buat. Prinsip mengalir saja, yang penting terus belajar dan berkarya, biar nanti waktu yang menemukan genre yang sesuai untuk tulisan-tulisan saya. Yang utama untuk saat ini, saya dapat lebih bahagia dengan menulis dan menuangkan rasa dalam rangkaian kata.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Anita Rakhmi Shintasari

Guru BK SMPN 22 Semarang-Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler