Aku lihat daun hijau yang jatuh dari tangkai pohonnya. Ia tak kuasa menahan serbuan angin gila. Perlawanan telah ia berikan sekuat tenaga: dlohir-batin.
Kutahu ia tak menginginkan perpisahan antara dirinya dan tangkainya yang menghindarkannya dari injakan kaki-kaki. Namun ia hanya sesuatu yang diciptakan.
Tangkai dari daun hijau menatapnya sembari menahan air mata yang hendak mengalir perlahan. Tatapannya merepresentasikan perasaan yang entah: (harusnya) sukacita atau dukacita.
Ia tak berniat memisahkan ikatan yang telah dibuat. Namun ia sadar bahwa daun dan dirinya hanyalah entitas untuk menghiasi bumi.
Aku memperhatikan dari kejauhan dan tak kuasa untuk andil dalam urusan Tuhan. Hanya mengomel sendiri: semoga prasangka baik selalu dibumikan kepada Langit.
Ikuti tulisan menarik Muhammad A lainnya di sini.