x

Ritual tradisi ketuk pintu acara yang digelar di Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Semarang Sabtu (14/01/2023) mengawali rangkaian kegiatan Pasar Imlek Semawis untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2574.

Iklan

Christian Saputro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2022

Rabu, 18 Januari 2023 07:45 WIB

Dua Tahun Absen Karena Covid -19 , Pasar Imlek Semawis Kembali Digelar di Pasar Gang Baru

Ritual tradisi ketuk pintu yang digelar di Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Semarang Sabtu (14/01/2023) mengawali rangkaian kegiatan Pasar Imlek Semawis untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2574. Tradisi ritual ketuk pintu ini sarat dengan akulturasi budaya. Gelaran acara yang dihadiri Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu didampingi Ketua Kopi Semawis Harjanto Halim diawali dengan doa bersama secara Islam dengan adat tumpengan ala masyarakat Jawa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah dua tahun absen karena pandemi Covid -19 helat Pasar Imleek Semawis kembali digelar. Ritual tradisi ketuk pintu yang digelar di Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Semarang, Sabtu (14/01/2023) mengawali rangkaian kegiatan Pasar Imlek Semawis untuk merayakan Tahun Baru  Imlek 2574.

Tradisi ritual ketuk pintu ini sarat dengan akulturasi budaya. Gelaran acara yang dihadiri Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu didampingi Ketua Kopi Semawis Harjanto Halim diawali dengan doa bersama  secara Islam dengan adat tumpengan ala masyarakat Jawa. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Doa Bersama

Kemudian dilanjutkan dengan sembahyangan bagi penganut Tridharma.  Ritual ini menunjukan kebersamaan, toleransi dan kebhinekaan. Puncaknya Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu didampingi Ketua Kopi Semawis Harjanto Halim, memotong tumpeng sebagai penanda ritual ketuk pintu telah dilangsungkan.

Ketua Kopi Semawis Harjanto Halim mengatakan, tradisi Ketuk Pintu ini sebagai acara pembuka dari  rangkaikan Pasar Imlek Semawis.

“Ini ritual kita (panitia)  minta doa restu juga minta izin ke klenteng-klenteng, Selamatan dilakukan dengan adat  Jawa,  dan doa secara umat Islam. Juga dilakukan sembahyangan  untuk kebaikan bersama oleh umat Tridharma,” terang Harjanto.

Malam Ji Kau Meh

Ditambahkannya, Pasar Imlek Semawis sudah dua tahun ini absen karena pandemi Covid -19. Untuk merayakan Imlek 2574 ini hadir dengan format baru. “Kalau Pasar Imlek Semawis biasanya digelar di kawasan Wot Gandul, tahun ini dipusatkan di Pasar Gang Baru, Kranggan, Semarang.

“Pasar Imlek Semawis tahun ini di Gang Baru merupakan usulan dari warga Pecinan, untuk mengembalikan ruh awal Pasar Imlek Semawis.Yaitu, malam Ji Kau Meh atau malam kembang yang biasanya diadakan dua malam sebelum Sincia. Untuk tahun ini digelar pada 20 Januari,” beber Harjanto.

Kemudian, dengan diiringi barongsai, rombongan tamu undangan yang terdiri atas Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, Ketua Kopi Semawis Harjanto, Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho, dan jajaran panitia, berkeliling ke klenteng-klenteng untuk membagikan tebu dan terong susu

Keliling Pecinan

Wing mengatakan terong susu berwarna kuning dengan bentuk seperti susu sapi, mengandung harapan agar membawa keberlimpahan rezeki.

Sedangkan tebu bermakna anteping kalbu. Selain itu, tebu berasa manis dan mudah tumbuh yang mengandung makna subur berkembang.

Kembalikan Sejarah Ji Kau Meh

Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, menyambut baik Pasar Imlek Semawis dikembalikan pada ruhnya dengan tradisi malam Ji Kau Meh di Pasar Gang Baru.“Ji Kau Meh merupakan  tradisi  biasanya dua hari sebelum Imlek orang belanja untuk kebutuhan perayaan. Jadi nanti pada 20 Januari2023  sore kita belanja di Pasar Gang Baru. Kemudian dibagikan kepada masyarakat di Pecinan untuk dimasak dan makan bersama di Tuk Panjang,” terang Mbak Ita panggilan karib Plt Walikota Semarang. .

Ditambahkannya, ini mengembalikan ruhnya ke awal merupakan upaya untuk mengembalikan sejarah dan bisa jadi acara semacam ini tidak ada di kota lainnya.

“Pemkot Semarang mendukung kegiatan ini ,  karena ini bagian dari sejarah Kota Semarang. Acara ini juga merupakan bentuk keberagaman etnik yang toleran di Kota Semarang. Menunjukan bergerak bersama sehinga makin guyub dan rukun menuju Semarang Semakin Hebat. Harapannya pada tahun shio kelinci ini membawa keberkahan bersama dan orang bisa bekerja lancar, ” tandasnya.

*) Christian Heru Cahyo Saputro, Pegiat Heritage di Jung Foundation Lampung Heritage dan Pan Sumatera Network [Pansumnet] kini bermukim di Semarang.

 

 

Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler