x

sumber ilustrasi: motherandbaby.co.uk

Iklan

Gokhan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 November 2022

Rabu, 25 Januari 2023 13:49 WIB

Kenaikan Angka Dispensasi Menikah di Indonesia

Awal tahun baru 2023 diwarnai dengan berita mengharukan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Halo semuanya, Minggu ini termasuk minggu yang berat menurut saya. Kenapa? Karena saya melihat dua berita yang sangat memilukan dan menyesakkan untuk dibaca. Berita pertama tentang pembunuhan berencana yang dilakukan oleh anak di Makassar. Dan berita kedua tentang kasus kehamilan di luar nikah di Ponorogo. Yah, sabar yah, memang di negara tetangga banyak masalah, semoga tak bosan mencari solusi penyelesaian masalah.

Dalam artikel kali ini, saya akan coba bahas berita terbaru dari Ponorogo yaitu kasus kehamilan di luar nikah. Diberitakan bahwa terdapat ratusan pelajar SMP dan SMA hamil diluar nikah. Hal tersebut bisa diketahui dari banyaknya jumlah dispensasi nikah. Jika dihitung dari tahun 2021 hingga akhir tahun 2022, jumlahnya mencapai 400an lebih pelajar. Ya, sangat memilukan sebenarnya melihat berita tersebut di awal tahun 2023 ketika semua orang membicarakan resolusi, euforia yang penuh harap, dan perayaan menyambut tahun baru.

Tapi perlu dicermati juga, data yang ditampilkan hanyalah angka dispensasi nikah para pelajar yang belum berusia 19 tahun (Berdasarkan UU Terbaru ). Artinya kebenaran setiap berita masih perlu ditelusuri juga, apakah memang benar angka ratusan pelajar tersebut benar-benar hamil diluar nikah (hamidun). Atau memang yah pada mau nikah muda aja gitu.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hadirnya berita tersebut di berbagai headline berita menandakan bahwa berita tersebut perlu ditindaklanjuti di tahun baru ini. Kehadirannya ibarat pengingat bahwa semestinya di akhir tahun 2022, kita melakukan monitoring, evaluasi, dan mengakui bahwa masih banyak problem yang harus segera diatasi di negeri ini. Kalo misalnya benar-benar terjadi hamidun secara masif, kira-kira yang salah siapa yah, para korban? orang tua? institusi pendidikan? pemerintah? atau gak ada yang salah, toh itu pilihan hidup mereka.

Haduh, capek yah saling menyalahkan, saya sampai muak baca komentar salah satu wakil pimpinan institusi agama menyalahkan orang tua para siswa karena dia anggap kurangnya pengawasan lah, gagal mendidik anak lah, dan lain-lain. Walaupun yang dikatakan memang benar, ada kemungkinan kurangnya pengawasan orang tua, tapi kasihlah pandangan yang lebih solutif gitu. Tapi tak masalah lah, mungkin memang benar para orang tua yang sudah punya anak perlu diberi teguran agar benar-benar memperhatikan anaknya dari segala aspek, tidak hanya diberi makan dan uang saja.

Namun , saya setuju dengan pernyataan lain yang beliau sampaikan terkait fokus kajian selama ini. Beliau mengatakan mungkin selama ini kita terlalu fokus pada isu politik dan ekonomi. Kita mungkin abai terhadap isu agama dan budaya. Tapi tetap aja, program dari lembaga terkait yang memang jobdes tugasnya mengurus masalah tentang anak, remaja, perempuan, mereka progress nya kemana. Syukurnya ada dinas yang akan lakukan evaluasi. Semoga beneran di evaluasi yah.  Dan tolong kalo bikin program bukan cuma seminar reproduksi gitu-gitu, minta tolong banget dikemas agar lebih menarik. Isu pengembangan SDM di Indonesia memang jarang dilirik yah, karena investasinya butuh dana besar dan belum tentu juga memberi Return On Investment dalam waktu dekat. Lagi-lagi kacamata yang sering digunakan adalah politik dan ekonomi. Kapan isu sosial di Indonesia selesai kalo misalnya rakyat disuruh hanya fokus pada politik dan ekonomi

Kadang-kadang yang lucu, gadget jadi tumbalnya. Semua kesalahan diarahkan ke gadget, akses internet bebas, dan banyaknya tontonan kurang senonoh. Kita harus akui bahwa gadget bisa membuka akses kesana, tapi akar permasalahannya ada pada anak yang membuka situs tersebut. Kenapa dia bisa dan mau membuka situs tersebut, ini yang perlu kita kaji dan selesaikan. Mungkin penyebab anaknya buka akses tersebut karena pola asuh orang tuanya yang sembarang atau tidak sesuai. Makanya, literasi digital itu jangan cuman berhenti di blokir situs. Buatlah literasi digital yang benar-benar menyasar anak-anak dan orang tua. Orang tua ini selalu disalahkan ketika kasusnya naik. Coba kalo sebelum ada kasus, gak ada tuh upaya preventif yang massif buat orang tua dalam hal mendidik anak. Tapi mungkin salah orang tua juga karena terlalu fokus kerja dan kesibukan lainnya. Lagi-lagi masalah politik dan ekonomi. 

Hal lain yang menjadi lucu adalah ketika kasus naik, ajaran agama mulai bermunculan. Bahasan tentang larangan, hukuman, dan konsekuensi melakukan hubungan intim diluar nikah bermunculan dimana-mana. Nah, saya khawatir hal tersebut ditangkap masyarakat sebagai sebuah solusi dengan cara memperbolehkan menikah muda. Ini bahaya dari segi medis, anak remaja begitu masa disuruh menikah muda. Dari segi mental dan tanggung jawab, saya sendiri sangat meragukan kapasitas dan kapabilitas anak muda jaman sekarang. Kecuali orang dulu yah, yang banyak kerja fisik dan memang sudah bekerja dari usia muda, paling tidak secara ekonomi bisa matang walaupun aspek lainnya seperti pendidikan keluarga mungkin kurang. Kalo sekarang yang saya lihat adalah anak muda banyak rebahan dan nongkrong (segala aspek zero). Cuman gak semua anak muda yah, nanti saya diserang lagi. Banyak juga anak muda yang kreatif, negara kita kan hampir diakui sebagai negara maju beberapa tahun lalu. 

Terakhir saya ingin menyampaikan, minta tolong daerah lain juga dong melakukan evaluasi. Jadi jangan Ponorogo aja, seolah cuman disitu yang terjadi kasus demikian. Masing-masing daerah bisa lebih peka dan sadar untuk membenahi daerah masing-masing. Dan juga kalo ada kasus gini, tak usah malu, adanya data buat dicari solusinya dan diselesaikan bukan malah disembunyikan. Kita perlu akui bahwa angka dispensasi nikah para pelajar di Indonesia cukup tinggi. Meskipun dispensasi nikah para pelajar tersebut tidak melulu hamil diluar nikah. Iya, meskipun sudah ada anjuran batasan usia pernikahan, tapi edukasinya masih perlu ditingkatkan. 

Ikuti tulisan menarik Gokhan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler