Di tengah keheningan, hati ini sedang khusyuk bermunajat kepada Robb semesta alam. Rukuk, sujud menyebut nama-Mu Yang Maha Suci. Sesekali berdoa agar kegundahan hati menghilang. Agar kesedihan setiap kali mendengar suara parau yang terbayang-bayang kabur, entah kemana.
“Nak ambilkan obat bapak ya di atas lemari”.
Oh tidak, suara itu kembali masuk meronta-ronta di dalam jiwa.
Sang imam mengucap salam, tanda sholat telah usai. Aku mengangkat kedua tanganku dan berdoa.”Ya Allah tuhanku, sembuhkanlah ia yang berada di atas ranjang, tak bisa bergerak bahkan duduk pun sulit. Sembuhkanlah ia yang melindungiku sewaktu aku kecil tak berdaya. Panjangkan umurnya agar aku selalu melihat senyumannya.”
Kemudian aku berdiri, hampir saja terjatuh karna terlalu lama duduk.
Kuharap bunga tak rapuh, berdiri tegak di atas potnya. Tapi takdir berkata lain.
Kali ini bahkan pot bunga terjatuh, pecah dan menyisakan bunga tanpa perlindungan. Perlahan aku masuk di tengah kerumunan rumahku dan melihat bahwa orang yang kusebut-sebut dalam doa, telah pergi meninggalkanku duduk menangis di dalam hati.
Dunia ini terasa hampa. Kosong.
Tapi biarpun aku kehilangan sosoknya, aku harus bisa ikhlas menerima karena ini bagian dari takdir-Nya. Aku hanya bisa berdoa semoga dia merasakan ketenangan di atas sana.
-dafinza
Ikuti tulisan menarik Komunitas Shohafiyah lainnya di sini.