x

Iklan

Dhien Favian

Mahasiswa Sosial-Politik
Bergabung Sejak: 19 November 2021

Senin, 30 Januari 2023 19:18 WIB

Buku Demokrasi Dikorupsi


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Resensi Demokrasi Dikorupsi: Diskursus Teoretis dan Kajian Empiris Ekonomi-Politik Korupsi

Judul Buku: Demokrasi Dikorupsi: Diskursus Teoretis dan Kajian Empiris Ekonomi-Politik Indonesia

Penulis: Atha Nursasi, Hanif Abdul, Ali Fikri Hamdhani, Achmad Najib, Talbyahya Herdy Putra

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Inteligensia Media 

---

Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia memang patut mendapatkan pujian dari dunia internasional dikarenakan kesanggupan segenap bangsa Indonesia sendiri dalam mempertahankan dan mengonsolidasikan demokrasinya pasca Reformasi. Selain itu, dengan kondisi demokrasi yang sudah bertahan selama 20 tahun, maka tidak bisa dipungkiri bahwa prospek Indonesia untuk mencapai konsolidasi demokrasi seutuhnya akan terwujud dalam beberapa tahun mendatang.

Namun demikian, prospek tersebut seolah terpatahkan dengan realita yang terjadi sejak 10 tahun terakhir dengan analisis dari berbagai ilmuwan sosial-politik menyebutkan bahwa demokrasi justru tidak berkembang ke arah yang diharapkan oleh karena kondisi demokrasinya justru mengalami stagnasi di era Yudhoyono dengan berbagai sebab seperti klientelisme, praktik korupsi, dan lain sebagainya.

Stagnasi di era Yudhoyono ini kemudian diperburuk di era Jokowi dengan banyaknya pelanggaran terhadap norma-norma demokrasi. Kondisi ini pula yang mendorong terjadinya regresi terhadap demokrasi sebagaimana yang dinyatakan oleh Thomas Power dan lain sebagainya. Regresi demokrasi ini pada gilirannya berkaitan erat dengan fenomena desentralisasi korupsi di Indonesia, yang mana korupsi masih menjadi permasalahan akar rumput yang belum terselesaikan.

Kendati sudah diberantas berkali-kali dan korupsi justru mendapatkan legitimasinya melalui ketidaksempurnaan demokratisasi yang berlangsung pasca era Reformasi. Tak ayal apabila pernyataan publik mengenai “korupsi yang semakin melebar di era demokrasi” terdapat pembenarannya meski bukan berarti demokrasi menjadi penyebab utama dari menjamurnya korupsi.

Selain itu, dengan pelemahan demokrasi yang semakin terlihat nyata di era Jokowi, maka agenda pemberantasan korupsi seolah “dinomorduakan” dan dengan konfigurasi politik oligarki yang kental dalam pemerintahan saat ini, korupsi seolah menjadi praktik bisnis biasa yang tidak lagi dipandang merugikan.  

Atas dasar permasalahan di atas, menjadi perhatian bersama bagi beberapa pemuda dari Malang Corruption Watch untuk menuliskan buku terkait dengan fenomena korupsi yang semakin masif di Indonesia dan tersimpan asa bahwa penulisan buku ini akan menjadi catatan organik dari mereka yang berpengalaman dalam gerakan anti-korupsi dan sekaligus menjadi referensi untuk membangkitkan kesadaran kritis masyarakat akan pentingnya bergerak melawan korupsi di seluruh lini.

Buku yang berjudul Demokrasi Dikorupsi: Diskursus Teoretis dan Kajian Empiris Ekonomi-Politik Indonesia merupakan seri pertama dari buku Demokrasi Dikorupsi yang berisikan tentang kajian teoretis dibalik fenomena korupsi yang semakin menjamur di Indonesia dan kajian ini juga dibungkus dalam perspektif ekonomi-politik kritis yang dapat memberikan perspektif baru bagi pembaca dalam mendalami fenomena sosial-politik di Indonesia 

Perspektif ekonomi-politik dipilih sebagai pisau analisis dikarenakan ia mampu memberikan gambaran yang lebih komprehensif dalam mengkaji fenomena desentralisasi korupsi dan penyajian yang ringan namun substansif dalam menjelaskan perspektif tersebut akan memberikan pemahaman menyeluruh kepada pembaca akan pemaparan yang disajikan. Penggunaan perspektif kritis inilah yang kemudian menjadi salah satu keunggulan dari buku ini, dimana sebagian besar literatur yang membahas korupsi saat ini tidak banyak yang membahas dari sisi ekonomi-politik yang kritis terhadap segala fenomena sosial yang ada dan buku ini bisa menjadi alternatif bagi mereka yang ingin mendalami kajian kritis soal fenomena korupsi di Indonesia. Selain itu, dengan penyajian yang padat dalam menjelaskan kajian teoretis ini maka pembahasan yang disajikan juga memberikan keluwesan bagi pembaca dalam mendalami isi buku dan sekaligus membuka cakrawala baru dalam ilmu sosial. 

Meski demikian, terdapat beberapa kekurangan dalam buku ini yang dapat mengganggu pembaca dalam memahami isi buku ini. Kelemahan dari buku ini tertuju pada penggunaan istilah yang masih bersifat akademis, dimana meski buku ini berisikan tentang kajian teori ekonomi-politik namun masih ada penggunaan istilah baku yang tidak diterjemahkan pada penulisan selanjutnya dan ketiadaan penerjemahan ini dapat membingungkan pembaca apabila belum familiar dengan berbagai istilah yang ada. Selain itu, dengan gaya bahasa dan pemilihan judul yang masih dipandang straightforward kepada topik pembahasan, maka buku ini masih perlu upaya pemasaran yang lebih intens supaya menarik minat pembaca khususnya anak-anak muda dalam mendapatkan buku ini. Kekurangan yang dipaparkan di atas bukan berarti membuat buku ini tidak layak untuk dibaca. Buku ini tetap layak bagi mereka yang hendak mendalami kajian teoretis dalam membahas kasus korupsi dan sekaligus menjadi pengantar mata kuliah tertentu bagi mahasiswa sosial-politik

 

Ikuti tulisan menarik Dhien Favian lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler