x

Photography by Tasch 2022

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Rabu, 1 Februari 2023 19:31 WIB

Anonim (7)

Puisi sederhana, menulis kejujuran cerita perasaan. Bening, Sublim. Hadir, dari kebaikan hati. Anonim (7) Niskala alegoris. Salam kasih sayang saudaraku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

1/

Kalau mau minum madu, murni dari nurani. Vitamin tubuh, bersih tak berdebu. Sebening janji pada waktu. Apakah kenyataannya begitu, atau berbeda. Setelah benih berbunga kenduri (?) 

Banyak corong minyak wangi. Bau tak sedap menyelinap di saku ajaib. Melembung ke angkasa mendung menutup janji pada langit. Badai menggelegarkan berjuta petir. Bengong wajah-wajah. Siapa peduli.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Partitur mengalun bunyi sumbang tak menepati tanda-tanda irama sebagaimana tertulis. Notasi, berubah-ubah tak tepat pada ketukan. Putusan terlanjur bergulir di atas harapan tak semestinya. 

Omong-omongan, menempati titik pusat janji dari kitab moral, menyimpan asal muasal sejarah. Namun, bunyi aturan-aturan dunia hidup, telah tergadai, murah, menunggu remisi gaib.

"Oh, wara kata sas sis sus. Kak! Auw!" Pertanda, surat gadai dalam laci telah sempurna menyelinap, adaptif. Kalau sudah begitu tak ada suara dari tak ada rupa, atau sebaliknya. Para bintang sembunyi dari langit, semakin menyirna pelahan-lahan.

Cuaca bisu biru tua. Kualitas hak hik huk, mati suri.

**

2/

Apakah siapa itu, akan. Waktu membeku mungkin sampai memfosil. Isyarat makna tak ada rupa. Ketika palu-palu beterbangan mengetuk tanah di pijak. Apalah artinya kita atau kamu ataukah engkau wahai-wahai. Dalam kotak permen karet.

Masuk cetak biru kelam sketsa diapositif. Blur, teks acuan-acuan, muskil namun kenyataan telah ditetapkan. Putusan telah digariskan. Fakta bantahan tak penting lagi, sebab benar menjelma pisang goreng, pepes tahu ataupun keripik singkong pedas manis.

Acapkali hanya mampu menguap, mengantuk terhipnosis. Kata. Ajaib. Lidah tak bertulang tak lagi menyampaikan kisah cinta nan, tulus, telah bercampur sambal kecap tomato cabai rawit. 

Menelan pedih  membisu. Terinjak ataupun tidak, putusan telah ditetapkan. Kecewa atau tidak, satu sunyi jawaban pula.

**

3/

Oratorium, menetapkan mazmur kasih kepada zaman berlari. Sangkala, kepastian datang, sewaktu-waktu di luar antara jarak penantian. Pertobatan diberikan kepada siapapun memahami, sublim. Tanpa tawar menawar, menghitung-hitung berat timbangan.

Tujuh pesan kau sematkan. Tujuh pesan kau semayamkan, di lubuk hati. Awan-awan bergolak. Teguh. Kau basuh semua luka. 

Katastrofe, jangan singgah. 
Sampai akhir perjamuan.  

***

Jakarta Indonesiana, 1 Februari, 2023.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB