x

Mengenal gunung api dan renewable energy pada pembelajaran karya ilmiah remaja

Iklan

Intan Bahriyah Maulidiyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 November 2021

Minggu, 5 Februari 2023 08:02 WIB

Mengenal Gunung Api dan Renewable Energy Resources pada Pembelajaran Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja

Indonesia merupakan negara dengan posisi geografis yang unik. Terletak diantara dua benua dan dua samudera serta tiga lempeng besar tektonik membuat Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam namun juga resiko terhadap bencana alam geologi ( gempa, tsunami, gunung meletus) dan bencana hidro-meteorologi seperti pemanasan global yang mengakibatkan krisis energi. Dari latar belakang tersebut, ekstrakurikuler karya ilmiah remaja SMA Negeri Pilangkenceng sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran mengenal gunung api dan renewable energy resources sebagai salah satu pengenalan terhadap bencana atau mitigasi bencana guna mengurangi resiko bencana. Pembelajaran ini merupakan salah satu penerapan kurikulum merdeka yang mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek, serta bertujuan untuk mengasah minat dan bakat peserta didik sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengenal Gunung Api dan Renewable Energy Resources 

pada pembelajaran ekstrakurikuler karya ilmiah remaja

Oleh :

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Intan Bahriyah Maulidiyah, S.Si  *

 

      Belum hilang dari ingatan kita akan dahsyatnya tsunami Aceh Desember 2004, belakangan ini bencana alam terasa bertubi-tubi menerpa wilayah tanah air kita, mulai gempa Cianjur, Jawa Barat tahun 2022 kemudian diawal tahun 2023 disusul oleh erupsi gunung Semeru Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tidak hanya bencana geologi, Indonesia juga rawan bencana hidro-meteorologi, seperti banjir, kekeringan dan pemanasan global. Belajar dari pengalaman tsunami Aceh dan Pangandaran, gelombang tsunami menimbulkan dampak kerusakan yang parah begitu juga dengan erupsi gunung Semeru maupun Gunung Merapi.

         Hampir setiap tahun gempa terjadi di negara kita. Indonesia adalah satu dari sekian negara yang rentan terhadap bencana, terletak diantara dua benua dan dua samudera serta tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik serta terletak pada rangkaian Ring of fire  ( cincin api ) yang juga disebut Circum-Pasific Belt adalah rangkaian gunung berapi sepanjang 40.000 km dan situs aktif seismik yang membentang di Samudra Pasifik. Kondisi tersebut membuat Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam namun juga resiko terhadap bencana alam geologi dan bencana alam hidro-meteorologi seperti gempa bumi, tsunami , erupsi gunung api hingga kekeringan, banjir dan pemanasan global.

     Bencana hidro-meteorologi seperti pemanasan global telah membawa dampak terhadap kelangsungan hidup manusia diantaranya masalah energi. Energi, karena hampir sebagian besar pembangkit listrik di dunia menggunakan minyak bumi dan batubara, yang ketersediaannya semakin lama semakin menipis. Krisis energi akan terjadi jika kita tidak bisa berhemat dalam penggunaannya. Untuk itulah perlu ada upaya pencarian sumber-sumber energi alternatif yang bersifat terbarukan (renewable energy resources ) yang ramah lingkungan seperti sinar matahari, angin, hujan, hydropower, geothermal dan biomassa.

       Banyak kerugian harta dan jiwa akibat bencana. Tetapi selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Demikian pula terhadap peristiwa meletusnya Gunung Semeru, ada pembelajaran yang bisa kita ambil sebagai upaya perbaikan di masa depan khususnya dalam hal pengelolaan bencana.

   Dari latar belakang tersebut, ekstrakurikuler karya ilmiah remaja SMA Negeri Pilangkenceng ( salah satu SMA Negeri yang berada di wilayah pinggiran Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur ) sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran mengenal gunung api dan renewable energy resources sebagai salah satu pengenalan terhadap bencana atau mitigasi bencana guna mengurangi resiko bencana.

        Kegiatan pembelajaran mengenal gunung api dan renewable energy resources dengan pembuatan alat peraga sederhana sumber energi terbarukan pembangkit listrik tenaga air ( PLTA ) merupakan inovasi dalam pendidikan sains sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik sehingga dapat belajar secara optimal. Karena pengembangan konsep terarah dan peserta didik bisa menyesuaikan antara teori dengan kenyataan. Selain itu pengembangan inkuiri lebih banyak, peserta didik berlatih lebih banyak menggunakan keterampilan proses dan terlatih kemampuan psikomotornya melalui teknik-teknik penggunaan alat dan bahan serta merangkai alat pada suatu alat peraga sederhana pembangkit listrik tenaga air.

        Pembelajaran pengenalan gunung api dengan bahan yang berada disekitar kita seperti pasir, air cuka, air jeruk, kertas tisu, botol, soda kue, pewarna merah, air serta pembuatan alat penghasil energi sederhana Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) yang bisa menghasilkan daya sebesar 1000 watt merupakan implementasi dari pemahaman konsep materi fisika yang sudah mereka dapatkan pada pembelajaran intrakurikuler. Konsep fisika akan lebih mudah diingat karena siswa melihat fakta / praktik secara langsung.

        Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Pembelajaran mengenal gunung api dan renewable energy resources pada kegiatan ekstrakurikuler karya ilmiah remaja ini merupakan salah satu penerapan kurikulum merdeka yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat peserta didik sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

      Kegiatan ekstrakurikuler karya ilmiah remaja SMA Negeri Pilangkenceng sebagai wadah pengembangan potensi peserta didik, dapat memberikan dampak positif dalam penguatan pendidikan karakter. Hal ini sesuai tujuan dari kurikulum merdeka yang mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek, yaitu peserta didik akan mengimplementasikan materi yang telah dipelajari melalui proyek atau studi kasus, sehingga pemahaman konsep bisa lebih terlaksana.

      Selain itu kegiatan pembelajaran mengenal gunung api dan renewable energy resources pada ekstrakurikuler karya ilmiah remaja dapat membuat pendidikan lebih utuh, lebih lengkap karena dapat menambahkan sisi-sisi yang tidak atau kurang ditekankan dalam pendidikan intrakurikuler di kelas.

     Sebuah pelajaran terbaik dalam hidup banyak ditemukan di kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler ini. Anak-anak di wilayah pinggiran bukan anak yang malas, mereka adalah anak-anak yang cerdas, yang sangat antusias dalam belajar, selalu ingin tahu terhadap hal-hal baru.

      Sebagai guru, kekurangan fasilitas sekolah harus diimbangi dengan inovasi, kemampuan yang rendah siswa harus disikapi dengan kreativitas.

Harapan penulis, semoga diantara mereka suatu saat nanti ada yang bisa menjadi geoscientist yang akan menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk bangsa Indonesia. Mereka adalah aset negara, anak-anak hebat yang harus kita dukung untuk terus berkarya.

Semoga Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang menguasai alam ini meridhoi langkah mereka, amin.

 

* Penulis adalah :

- Guru Fisika dan Pembina ekstrakurikuler SMA Negeri Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur

 -  Anggota HAGI ( Himpunan Ahli Geofisika Indonesia )

Ikuti tulisan menarik Intan Bahriyah Maulidiyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu