x

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Senin, 6 Februari 2023 20:17 WIB

Seandainya Aku Anak Aspal Buton

Aku akan mengusulkan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia agar Pulau Buton dijadikan “Suaka Alam Pertambangan Aspal Alam”. “Suaka Alam Pertambangan Aspal Alam” maksudnya adalah mengambil manfaat dari kekayaan sumber daya aspal alam, tetapi tanpa boleh merusak lingkungan dan habitatnya. Dengan demikian interaksi antara operasi penambangan, lingkungan hidup, dan manusia akan terjadi hubungan yang sangat ideal, harmonis, dan serasi. Dan dampak positipnya, Pulau Buton akan menjadi kawasan daerah wisata “Suaka Alam Pertambangan Aspal Alam” satu-satunya di dunia. Dan siapa tahu, suatu saat nanti, akan menarik banyak investor-investor asing yang berminat untuk berinvestasi di Pulau Aspal Buton. Karena selain untuk meningkatkan produksi aspal alam Buton, mereka juga ingin ikut berpatisipasi melestarikan keindahan dan keasrian alam “Pulau Surga”. Inilah sejatinya “Surga” anak-anak aspal Buton.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seandainya saja aku dilahirkan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, aku ingin disebut sebagai “Anak Aspal Buton”. Mengapa ? Karena selain Pulau Buton memiliki panorama alam dan laut yang sangat luar biasanya indahnya. Pulau Buton juga memiliki deposit aspal alam yang sangat melimpah. Kedua karunia dan nikmat ciptaan Allah SWT ini, apabila dikelola dengan amanah, maka Pulau Buton akan menjadi “Pulau Surga”. Apa lagi kalau ditambah dengan karunia nikmat penduduknya yang ramah tamah, bersahaja, dan berbudaya tinggi. Maka rasanya tidak ada satupun pulau di dunia ini yang akan bisa mengalahkan keharmonian Pulau Buton dari perspekstif “keberuntungan”nya.

Aku akan mengusulkan kepada Bapak Gubernur Sulawesi Tenggara, untuk mengubah nama Pulau Buton menjadi nama “Pulau Aspal Buton”. Mengapa? Agar anak-anak yang akan lahir kemudian, menjadi “Anak-anak Aspal Buton”. Alangkah bangga dan bahagianya mereka. Karena mereka adalah anak-anak yang paling beruntung hidup di dunia ini. Mereka di lahirkan di pulau yang sangat indah panorama alam dan lautnya, yang sangat kaya raya dengan sumber daya aspal alamnya, dan berada di lingkungan yang sangat ramah tamah penduduknya. Siapakah yang tidak akan menyukuri semua karunia nikmat Allah SWT yang sangat luar biasa besarnya ini ?

Seandainya saja aku anak aspal Buton. Aku akan mengajak kamu, dan seluruh penduduk Pulau Buton, untuk merenung dalam keheningan alam batin. Tutup matamu dan dengarkan hening hembusan angin yang berpacu dengan suara desah napasmu. Dengarkan suara daun-daun yang saling bergesekan ditiup hembusan angin sayup-sayup. Dan juga dengarkan dari kejauhan suara deburan ombak yang menggelegar terhempas di tepi pantai. Adakah kamu mampu membayangkan, betapa Maha Besar, Maha Indah, dan Maha Agungnya Allah SWT yang telah menciptakan Pulau Buton ini ?. Seandainya saja aku dan kamu bisa “melihat” dan merasakan keberadaan Nya. Maka ini bermakna, aku dan kamu adalah anak-anak aspal Buton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Marilah kita bersama-sama berpegangan tangan. Genggam tanganku erat-erat, sehingga kamu akan dapat merasakan betapa hangat dan kuatnya aku. Sekarang marilah kita melangkahkan kaki bersama-sama. Kemana ? Aku dan kamu akan berjalan-jalan menyusuri tepian pantai berpasir putih, mendaki bukit-bukit hijau, dan menerobos hutan-hutan tropis. Tetapi untuk apa semua ini ? Aku ingin mencium segarnya bau aroma laut, rerumputan hijau di atas bukit, dan lembab basahnya hutan-hutan. Agar aku merasa yakin, bahwa aku masih hidup di dunia. Dan bukan sedang berada di Surga, seperti yang selalu aku impikan.

Seandainya saja aku anak aspal Buton. Aku akan selalu bertanya-tanya terus kepada Allah SWT siang dan malam. Mengapa Allah SWT menciptakan aspal alam satu-satunya di dunia hanya terdapat di Pulau Buton, Indonesia ? Mengapa bukan di tempat lain ? Bukankah Indonesia memilki belasan ribu pulau-pulau?. Mengapa karunia nikmat Mu harus berupa aspal alam? Dan mengapa bukan emas? Mengapa bukan nikel, dan sumber daya alam mineral yang berharga lainnya? Mengapa karunia nikmat Mu harus berupa aspal alam yang jumlahnya sangat melimpah?

Ah, seharusnya aku tidak perlu bertanya lagi. Karena aku sendiri mungkin sudah tahu apa jawabannya. Jawabannya adalah bahwa semua karunia dan nikmat itu Engkau ciptakan, tidak lain dan tidak bukan agar aku, kamu, seluruh penduduk di Pulau Buton, dan rakyat di seluruh Indonesia merasa yakin dan percaya bahwa Allah SWT pasti telah memiliki kehendak dan rencana Nya sendiri. Tidak mungkin Allah SWT telah menciptakan aspal alam di Pulau Buton itu dengan sia-sia.

Mungkin aku masih ingin bertanya satu hal lagi, ya Allah SWT. Mengapa karunia nikmat aspal alam Mu, meskipun sudah hampir berusia seratus tahun, atau 1 abad. Tetapi mengapa masih belum mampu juga dimanfaatkan dan dikelola untuk menyejahterakan dan memakmurkan rakyat di Pulau Buton? Aku hanya bisa menduga-duga bahwa pasti selalu ada rahasia kebaikan Mu di balik semua itu. Dan aku percaya dan yakin bahwa Engkau pasti ingin menggenapkan usia aspal alam Buton itu menjadi 100 tahun, atau 1 abad, sebelum aspal alam Buton dapat dimanfaatkan dan dikelola untuk menyejahterakan dan memakmurkan rakyat di Pulau Buton.

Aspal alam Buton pertama kali ditemukan pada tahun 1924. Apakah itu berarti setelah tahun 2024 nanti, aspal alam Buton akan mulai terbuka tabir “rahasia” Mu, untuk menyejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyat di Pulau Buton? Allahu Akbar. Sungguh, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Aku hanya bisa menduga-duga lagi di dalam hati, mengapa aspal Buton masih belum mampu dimanfaatkan untuk menyahterakan rakyat di Pulau Buton. Mungkin karena kita masih harus banyak belajar dan bercermin diri dari pengalaman-pengalaman dalam pengelolaan sumber-sumber daya alam mineral, seperti nikel, batubara, timah, tembaga, emas, minyak bumi & gas, dan bauksit di tempat lain. Apakah selama ini pengelolaan sumber daya alam mineral ini telah mampu menyejahterakan rakyat dimana tambang-tambang tersebut berada ?.

Banyak cerita-cerita yang telah mengatakan bahwa rakyat bukannya semakin makmur dan sejahtera, tetapi malah justru semakin bertambah menderita dan miskin. Karena lapangan-lapangan pekerjaan yang seharusnya menjadi rezeki mereka, telah diserobot dan dinikmati oleh Tenaga Kerja Asing (TKA). Dan lebih parahnya lagi adalah setelah sumber daya alam mineral tersebut dikuras habis, mereka pergi begitu saja dengan menyisakan dan meninggalkan banyak sekali kerusakan alam lingkungan.

Dengan adanya insiden-insiden buruk dan kisah-kisah tragis mengenai pengelolaan-pengelolaan sumber daya alam mineral di tempat-tempat lain, aku tidak ingin hal ini akan terjadi di Pulau Buton. Pulau Buton harus tetap menjadi “Pulau Surga”. Dan untuk itu pengelolaan aspal Buton tidak boleh sama sekali merusak alam lingkungan. Karena kalau deposit aspal Buton telah habis, dan alam lingkungannya telah rusak berat. Maka apa yang akan masih tersisa lagi untuk anak-anak dan cucu-cucu kita?. Pengelolaan hilirisasi aspal Buton wajib lebih baik dari pengelolaan hilirisasi-hilirisasi mineral-mineral di tempat-tempat lainnya. Harus lebih manusiawi dan ramah lingkungan. Harus berdampak langsung kepada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat setempat.

Aku akan mengusulkan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia agar Pulau Buton dijadikan “Suaka Alam Pertambangan Aspal Alam”. Suaka Alam adalah perlindungan suatu kawasan berupa kekayaan alam dan isinya, meliputi pemeliharaan, penelitian, pendidikan, wisata, rehabilitasi kawasan, dan pengamanan segala aset yang berada dalam kawasan perlindungan. “Suaka Alam Pertambangan Aspal Alam” maksudnya adalah mengambil manfaat dari kekayaan sumber daya aspal alam, tetapi tanpa boleh merusak lingkungan dan habitatnya. Dengan demikian interaksi antara operasi penambangan, lingkungan hidup, dan manusia akan terjadi hubungan yang sangat ideal, harmonis, dan serasi.

Dan dampak positipnya, Pulau Buton akan menjadi kawasan daerah wisata “Suaka Alam Pertambangan Aspal Alam” satu-satunya di dunia. Dan siapa tahu, suatu saat nanti, akan menarik banyak investor-investor asing yang berminat untuk berinvestasi di Pulau Aspal Buton. Karena selain untuk meningkatkan produksi aspal alam, mereka juga ingin ikut berpartisipasi melestarikan keindahan dan keasrian alam “Pulau Surga”. Inilah sejatinya “Surga” anak-anak aspal Buton.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler