x

Iklan

Ariyo Rizky Valentino

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 September 2022

Kamis, 9 Februari 2023 18:15 WIB

Negara adalah Politik yang Tak Punya Hati

Politik tidak pernah mengenal teman, yang ada hanyalah karektermu dalam berpolitik. Sjahrir memperjuangkan hidupnya, dan ia kalah dengan politik negaranya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kancil Asia: Sjahrir 

Sutan Sjahrir adalah salah satu pahlawan nasional yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat akal dan pikirannya. Jika Jendral Besar Soedirman memperjuangkan kemerdekaan Indonesia menggunakan otot, paduka Syahrir berperang melawan kolonial menggunakan kekuatan otaknya. 

Gelanggang Sjahrir melalui diplomasi bisa kita ingat pada saat beliau dan empat temannya menghadiri sidang di Dewan Keamanan PBB pada 14 Agustus 1947. PBB mengadakan pertemuan ini karena sengketa yang terjadi antara Belanda dan Indonesia yang disebut sebagai dekolonisasi. Sidang ini diselenggarakan untuk mencari jalan keluar dari konflik Belanda dan Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sutan Sjahrir, yang diberikan kesempatan untuk berbicara menginginkan solusi untuk berdamai. Sutan Sjahrir juga menuntut Belanda menghentikan Agresi Militer I dan menarik mundur tentaranya dari Indonesia.

Saya ingin memberi kesimpulan bahwa Sutan Sjahrir adalah salah satu manusia yang berguna, atau mungkin sangat dibutuhkan Indonesia pada masa-masa itu. Tanpa Sjahrir, saya rasa Indonesia akan sedikit kesulitan untuk berbicara di hadapan PBB. Sjahrir memperlancar mulut Indonesia melalui mulutnya sendiri. Beliau memang kancil yang sangat cerdik.

Tahanan Politik: Sjahrir.

7 Januari 1962, ada peristiwa yang sebelumnya sudah terjadi berulang kali, meskipun selalu gagal dan gagal. Peristiwa itu adalah perencanaan pembunuhan Presiden Soekarno. Menurut Merdeka.com, delapan hari kemudian, Panglima Kodam XIV Hasanuddin Brigadir Jenderal M.Yusuf menangkap dua warga negara Belanda. Mereka diduga terlibat dalam upaya pembunuhan itu. Mereka disebut-sebut sebagai anggota jaringan rahasia bernama Vrijwillige Ondergrondse Corps (VOC) alias Korps Sukarelawan Bawah Tanah. "Didesas-desuskan (juga) bahwa sesuatu menunjuk ke arah 'Bali connection'," ungkap Rudolf Mrazek dalam Sjahrir: Politics and Exile in Indonesia.

Setelah mendapat kepastian dari aparatnya, Presiden Soekarno memutuskan menangkap nama-nama yang tertera pada surat penangkapan. Ada nama Sutan Sjahrir juga di surat itu.

Sutan Sjahrir lalu ditangkap di kediamannya di Jalan H.O.S. Cokroaminoto No.61 Jakarta, sekitar pukul 04.00 dan langsung ditahan di Mess CPM, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta. Tetapi karena alasan keamanan, Sutan Sjahrir dipindahkan ke ke wilayah selatan Jakarta, Jalan Daha, Kebayoran Baru. Dan setelah tiga bulan penangkapannya, entah karena alasan apalagi beliau dipindahkan lebih jauh ke Rumah Tahanan Militer (RTM) Madiun.

Sutan Sjahrir tak habis pikir, okelah jika yang menghukum dia adalah Belanda, tapi, ini yang menghukum negaranya sendiri, negara yang dia ikut menyumbang seluruh energi dan tenaganya. Mungkin karena itulah Sjahrir jatuh sakit dan dirawat hampir satu tahun di Rumah Sakit Umum Angkatan Darat RS PAD Subroto.

Kematian dan Pengangkatan Sjahrir Sebagai Pahlawan Nasional.

Tahun 1965 Sjahrir dipindahkan lagi ke Rumah Tahanan Militer, Jalan Budi Utomo. Dipenjara yang lembab dan sempit inilah Sutan Sjahrir terkena stroke. Atas permintaan keluarga, kemudian Sjahrir diizinkan untuk berobat ke luar negeri, yakni ke Zürich, Swiss. Tetapi masih dalam status sebagai tahanan politk. Dan di sini Sutan Sjahrir menghembuskan nafas terakhirnya, 9 April 1966. Sang Kancil Asia itu meninggal dalam balutan yang bertuliskan tapol, oleh negara yang dia sendiri ikut berjuang mati-matian memberikan kebebasan dari cengkraman tangan kotor Belanda.

Ketika jenazahnya melewati Amsterdam, Wim Schermerhorn, pemimpin komisi yang mewakili Belanda pada saat Perjanjian Linggarjati, datang dan berbicara di sisi peti jenazah Sutan Sjahrir. Saya ingatkan lagi, dia adalah lawan Sutan Sjahrir saat bertempur di meja Perundingan Linggar Jati. Kata-katanya sangat ngilu, Schermerhorn berkata, "Sjahrir dan saya sesungguhnya adalah kawan dalam kekalahan."

Dan yang lebih memilukan lagi adalah pada saat Sjahrir terbujur kaku itu  utusan pemerintah Indonesia datang dengan membawa kabar bahwa Sjahrir ditetapkan sebagai pahlawan Nasional Indonesia. Dan karena Sjahrir adalah Pahlawan Nasional, pemakaman Sjahrir akan dilakukan dengan upacara kenegaraan.

Bayangkan, betapa terpukulnya istri beliau. Sjahrir dihempaskan dari Indonesia, dan seketika, pada saat itu juga Sjahrir ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Moh Hatta ditunjuk untuk memberi kalimat terakhir kepada Sjahrir, untuk mengantarnya ke alam fana. Sjahrir adalah temannya teman sejak awal. Sejak didaulat rakyat. Dia berjuang untuk Indonesia merdeka, melarat dalam perjuangan Indonesia, dan ikut serta membina Indonesia merdeka, tetapi, dia sakit dan meninggal justru dalam tahanan Republik Indonesia. Kata-kata Hatta untuk Sjahrir, "Hei pemuda Indonesia, tanamkanlah dalam hati. Sjahrir adalah pahlawan Nasional Indonesia."

Saya mulai paham mengapa Hatta menulis surat wasiat yang berisi bahwa dia tidak ingin nasibnya sama seperti Sjahrir. Memperjuangkan Indonesia dan dilupakan Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Ariyo Rizky Valentino lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler