x

Pinterest

Iklan

Dien Matina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Jumat, 10 Februari 2023 06:29 WIB

Semacam Puisi (19)


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cerita lalu dan mimpi-mimpi yang belum selesai

 

 [ 1 ] 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

menuju tengah malam 

setelah menjaring hari

seruang kosong nyaman

seprei merah darah

berserakan koran-koran

meski telah jauh—Kla Projects 

secangkir kopi tak murni

pena warna warni 

kartu nama saling tindih

beberapa batang racun yang pasrah menunggu terbakar

dan ingatan lalu yang melelahkan 

serupa wajah-wajah jengah

kata-kata sunyi, sisa kecemasan rasa

juga lengkung senyum manis yang terasa miris

hatiku begitu rancu

ya sudahlah, sudahi saja

setidaknya sayatan tak lagi menganga, sebab luka telah sedikit reda 

 

[ 2 ] 

kubakar racun, asapnya kulemparkan pada udara

lantas kubiarkan airmata menggenang

jeda sejenak, kubuang sesak 

kini aku kembali bersembunyi di punggung pagi yang melipat mimpi dan mantra-mantra penguat hati 

hingga terang menyapa mata tetap terjaga

lantas sebuah pesan bernyanyi begitu pelan

inikah kamu?

sejumput kisah yang tak pernah usang, pun saat ilalang mati dalam gersang 

 

[ 3 ] 

otak berontak, bahwa jantung miliki debar tersembunyi

dan aku masih menunggu diriku kembali

ternyata, aku terbiasa perih tanpamu 

 

 [ 4 ] 

pada hitam malam, rembulan pucat memilah dingin angin lalu 

tergugu menahan rindu

kau laki-laki bayangan

diam-diam tenggelam, aku sesak seketika di seluruhmu 

 

 [ 5 ] 

di kuning pagi, sepanjang jalan yang kulewati senyumanmu berlari mengikuti

membuatku sejenak lupa akan warna cakrawala

lantas senja kembali membuat segala menjadi begitu jingga membara

serupa kesedihan yang menyusup diam-diam

sungguh! 

dan aku hanya diam masih terheran-heran

mengapa senyummu itu begitu menyenangkan? 

 

[ 6 ] 

setelah malam kesekian

saat bayang rembulan mencari-cari tempat untuk sembunyi 

laki-laki dalam bayangan datang lebih cepat mendahului air mata yang jatuh di tanahku

lantas aku pun bertanya-tanya, apakah kita memang layak untuk bahagia?

sebagaimana halnya aku, mungkin kamu, kita, tidak akan bahagia

atau harus pura-pura bahagia di tengah ketidakmungkinan yang ada

barangkali kita sama-sama terluka

tapi kita tahu, kita sama-sama ada untuk saling menggenggam asa 

 

[ 7 ] 

kusebut senja untuk mengenangmu

sambil mengirim pesan-pesan yang seringnya tak tersampaikan

ia lebur dalam diam kata-kata

dalam sekulum senyum, dalam tumpukan harapan yang kau suguhkan

meski aku mengerti bahwa esok hari, kenyataan akan menyadarkanku kembali 

 

[ 8 ] 

kusebut rindu, debar yang tak kumengerti, perih berkali-kali

hingga aku pun diam tersadar, betapa aku begitu takut kehilangan

hingga kuputuskan, mulai kini, saat senja datang dan sepanjang malam akan kucuri bayanganmu

meski aku mengerti, malam akan hilang dilumat pagi dan kamu pun hilang direnggut kenyataan 

 

[ 9 ] 

catatan ini dipenuhi napasmu

mengantarkan kisah tentang hati, mimpi dan pertemuan pada suatu hari

mungkin esok atau empat belas hari dari sekarang, atau empat belas tahun lagi, bahkan mungkin bila kita sudah mulai lamur

sayang, apa yang akan kutanyakan padamu nanti? apa yang akan kita bicarakan?

sungguh, terlalu banyak yang tertinggal di dada

tetapi bagaimana mungkin aku sanggup menulis jika kamu tak ada?

kamu laki-laki bayangan, sampai hatikah kau tak ada

kumohon, sisakan sedikit cahaya, agar bayanganmu tetap nyata 

 

[ 10 ] 

serupa angin yang tak pernah sepi dari riuhnya debu

aku masih saja setia pada musim 

menunggu janji terpenuhi

bertahan demi angan, demi ingin, demi luka-luka 

aku memang tak punya apa-apa dan mungkin takkan pernah punya apa-apa

tapi untukmu laki-laki bayangan, atas nama semua doa yang melayang naik hari ini, kuharap kau mau mengerti

sungguh! 

akan kucoba mengerti apa yang juga ingin kau mengerti

sebelum segala terlanjur layu dan aku menjadi debu yang tersebar ke segala penjuru 

 

[ 11 ] 

hari yang kesekian kalinya, aku mengenangmu lagi

sunyi yang semakin, kosong yang terlalu

kau laki-laki bayangan, berhentilah tenggelam bersama sepi, atau aku akan tetap seperti ini 

 

[ 12 ] 

rindu menunggu di hari minggu

debarnya bertalu-talu

kupunguti cemas yang tiba-tiba melintas

dan tentang rasa ini kuharap tak lagi ada luka, sebab separuh aku dirimu

ketika kita bertemu atau ketika kita tak akan pernah bertemu 

 

[ 13 ] 

semalam aku bermimpi, berada dalam mimpimu, mimpi dalam mimpi

saling silang

melayang

kamu diam

aku diam 

 

[ 14  ] 

ini tentang cinta lalu dan mimpi-mimpi yang belum selesai

gemuruh rasa, catatan-catatan hati padamu, laki-laki bayangan

jika kamu terganggu, maafkanlah aku

 

 

*** 

 

 

Ikuti tulisan menarik Dien Matina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler