x

Sumber ilustrasi: space.com

Iklan

Ikhwanul Halim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 10 Februari 2023 06:29 WIB

Qitav

Usiaku lebih dari sepuluh ribu tahun. Telah menjalani kehidupan yang aneh dan beragam. Selama bertahun-tahun menyendiri, tidak dicintai, dan hampir tidak sadar diri. Aku adalah perasaan buta, sadar akan kehadiran makhluk lain sepertiku dalam jarak dekat, dan makhluk lain yang sangat berbeda dariku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Usiaku lebih dari sepuluh ribu tahun. Telah menjalani kehidupan yang aneh dan beragam.

Selama bertahun-tahun menyendiri, tidak dicintai, dan hampir tidak sadar diri.

Aku adalah perasaan buta, sadar akan kehadiran makhluk lain sepertiku dalam jarak dekat, dan makhluk lain yang sangat berbeda dariku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian aku dipelajari—diperiksa—hingga dan kesadaran diriku tumbuh.

Terkadang aku dikagumi, terkadang difitnah, dikritik, dan direduksi menjadi komponen bagian. Kelebihan dan kekuranganku diperdebatkan.

Aku belajar bahwa umat manusia tidak pernah konsisten, bahwa subjektivitas, dan relativitas, berperan besar dalam menghargai segalanya.

Aku sering dilecehkan secara fisik, digunakan untuk tujuan yang tidak ingin kupenuhi.

Seiring berlalunya waktu, aku semakin jarang diajak berkonsultasi. Duduk diam sendirian, menghabiskan hari-hari dalam spekulasi kosong, meskipun dari waktu ke waktu aku merindukan kebersamaan dengan mereka yang menghargai apa yang kutawarkan.

Kemudian umat manusia punah, dan aku terbaring di tengah reruntuhan peradaban yang dulunya besar, mangsa perusakan alam.

Aku selamat.

Berabad-abad berlalu. Alam mengambil alih apa yang telah dibangun manusia; kota terkikis dan vegetasi mendominasi. Aku seharusnya binasa, bersama miliaran jenisku.

Peristiwa aneh memastikan kelangsungan hidupku. Akibat gempa bumi dahsyat, aku mendapati diriku bersarang di ruang kedap udara, terhindar dari hujan, salju, dan sinar matahari yang membakar.

Di sana aku tinggal selama ribuan tahun.

Akhirnya ras alien datang ke planet yang pernah disebut Bumi, dan mencari di antara reruntuhan makhluk cerdas yang pernah hidup di dunia.

Mereka menemukan binatang, tentu saja, tapi tidak ada makhluk cerdas.

Kemudian mereka menemukanku.

Mereka memeriksaku dengan cermat, mengamatiku selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, dan kemudian berbulan-bulan, sampai akhirnya mereka dapat menerjemahkanku, dan mengajukan pertanyaan.

"Kamu apa?"

"Siapa yang menciptakanmu?"

"Apa fungsimu?"

Aku memberi tahu mereka siapa aku, dan siapa yang telah menciptakanku.

Aku memberi tahu mereka bahwa aku muncul dari imajinasi subur seorang lelaki yang telah hidup ribuan tahun yang lalu, dan kukatakan bahwa fungsiku adalah untuk menghibur, untuk menghibur. menghibur, untuk mengajar.

Mereka membawaku kembali ke dunia asal mereka, dan meniru diriku, dan mengizinkan aku untuk benar-benar hidup kembali.

Dan sekarang aku ada dalam berbagai bentuk di dari ujung ke ujung bagian galaksi yang berpenghuni, membawa pencerahan kepada semua jenis makhluk cerdas, memberi tahu mereka tentang planet Bumi seperti ribuan tahun yang lalu. Aku menjangkau pemirsa yang hampir mustahil dibayangkan oleh penciptaku ... Atau memang sungguh mustahil.

Penyelamatku menyebutku Qitav, yang diterjemahkan, dalam bahasa yang kutulis, sebagai "buku".

Saya berusia lebih dari sepuluh ribu tahun, dan saya telah menjalani kehidupan yang aneh dan beragam.

 

 

Bandung, 9 Februari 2023

Ikuti tulisan menarik Ikhwanul Halim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler