x

Iklan

Christian Saputro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2022

Kamis, 16 Februari 2023 14:02 WIB

Tenun Troso, Keindahan dan Pesona Wastra dari Jepara

Tenun Troso Jepara merupakan salah satu kain ikat yang dikenal di Indonesia. Jika banyak kain ikat yang di proses dengan menggunakan mesin, tenun Troso tidak, Ini dikarenakan Tenun Jepara dalam pembuatannya masih menggunakan alat tradisional yang sering di sebut alat tenun bukan mesin (ATBM ). Tenun ikat ini sudah dikenal dan diproduksi warga desa troso sejak tahun 1935 yang bermula dari tenun Gendong warisan turun-temurun. Pada tahun 1943 mulai berkembang tenun pancal dan kemudian tahun 1946 beralih lagi menjadi alat tenun bukan mesin(ATBM) sampai sekarang. Keterampilan ini juga terus berkembang seiring berjalalannya waktu atau zaman,dan produk yang di hasilkan juga semakin bagus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jepara tak hanya terkenal karena kerajinan ukirannya. Tetapi  kabupaten di pesisir utara Jawa ini juga terkenal dengan hasil  industri kreatif tenun ikat yang juga  sudah melegenda.Jadi Jepara bukan semata kota yang penuh dengan hasil furnitur dengan ukiran khasnya. Tetapi kota kelahiran ibunda Kartini ini juga dikenal karena wastra tenun yang berasal dari desa Troso.

Kerajinan tenun  ini juga sudah terkenal di luar Jepara dan mampu bersaing dengan tenun daerah-daerah lainnya.Sentra industri tenun ini berpusat di Desa Troso, di Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, maka hasil tenunnya terkenal dengan sebutan tenun Troso. Dan kini desa Troso pun dikenal sebagai desa wisata dengan daya tarik utama s industri kain Troso.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belanja Kain Tenun

Tenun Jepara di kenal dengan tenun Troso. Tenun Troso Jepara merupakan salah satu kain ikat yang dikenal   di Indonesia. Jika banyak kain ikat yang di proses dengan menggunakan mesin, tenun  Troso tidak, Ini dikarenakan Tenun Jepara dalam pembuatannya masih menggunakan alat tradisional yang sering di sebut alat tenun bukan mesin (ATBM ).

Tenun ikat ini sudah dikenal dan diproduksi warga desa troso sejak tahun 1935 yang bermula dari tenun Gendong warisan turun-temurun. Pada tahun 1943 mulai berkembang tenun pancal dan kemudian tahun 1946 beralih lagi menjadi alat tenun bukan mesin(ATBM) sampai sekarang. Keterampilan ini juga terus berkembang seiring berjalalannya waktu atau zaman,dan produk yang di hasilkan juga semakin bagus.

Hasil industri tenun Troso juga sering diikutkan dalam berbagai pameran. Seiring dengan itu dilakukan banyak inovasi sesuai dengan kebutuhan pasar. Maka kini tentun Troso tak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga dikenal di pasaran Internasional.

Kerajinan tenun Jepara khususnya tenun troso itu pembuatanya tidak dengan mesin tapi menggunakan alat tenun,tenun troso juga memiliki motif diantaranya motif tenun SBY,motif tenun mirsis,motif tenun etnik,tenun sutra,batik troso,dan lain-lain.

Perkembangan tenun troso yang prospektif menginspirasi desa- desa yang berada di dekat desa Troso untuk melakukakn hal sama,seperti;  desa Sowan Lor, desa Pencangaan Kulon yang bersebelahan dengan desa troso pun kini melakukan hal yang sama yakni memproduksi tenun ikat Troso Jepara. Kini  seiring dengan berkembangnya zaman  tenun Troso pun makin  dikenal masyarakat luas.

Model dan  Desain Tenun Troso

Kain Tenun Troso semakin kedepan semakin berkembang puncaknya ialah pada saat pemilu 2009 yang pada saat itu calon presiden dari partai demokrat dengan percaya diri memakai produk indonesia yang tidak kalah dengan misalnya saja Batik sutera,yakni Tenun troso Jepara, bapak Susilo Bambang Yudhoyono mengawali kemajuan dari kain troso jepara, seiring dengan berkembngnya zaman maka kain troso yang di pakai bapak SBY pun di namai sebagai Kain Troso SBY dan nama tersebut sudah melekat di tenun Troso Jepara, bahkan seorang presiden amerika pun tidak mau kalah Obama  juga pernah memaikai kain yang asli dari Jepara, namanya juga Kain Obama dengan begitu kain Troso Jepara akan semakin di kenal di kancah dunia, sementara itu untuk di daerah jepara sendiri Pemda Jepara mewajibkan bagi para pegawai negeri sipil (PNS) untuk memakai kain tenun Troso. Maka keberadaan tenun Troso semakin lama semakin membumi.

Penenun

Peran dan Perhatian Pemerintah

Berkembangnya Tenun Troso Jepara tak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Jepara. Pada  Tahun 2006, Bupati Jepara Hendro Martojo mewajibkan PNS di lingkungan kabupaten untuk mengenakan seragam batik pada hari Sabtu. Batik yang diutamakan adalah produk lokal yang tak lain batik Troso. Kebijakan tersebut diikuti beberapa sekolah di Jepara dengan mewajibkan mengenakan seragam batik Troso Jepara pada hari-hari yang ditentukan.

Dalam mempromosikan kain Troso tenun Jepara, Pemkab Jepara tidak hanya bergerak di dalam negeri, tapi sampai mancanegara. Ini diakui Hendro, ketika melancong ke luar negeri, Hendro selalu membawa kain troso tenun jepara. Namun sekali lagi, usaha konkret untuk memasyarakatkan kain Troso kepada masyarakat Jepara sendiri justru lebih penting. Mengingat banyaknya investasi yang disumbangkan dari hasil produksi kain tersebut.

Sudah saatnya kain Troso yang ada di Jepara sejak 1935 ini mulai bergantungan di pasar-pasar. Dampaknya tentu sangat besar. Karena disela-sela belanja orang bisa melihat-lihat kain Troso, dan jika tertarik mereka bisa langsung membeli tanpa harus pergi ke Desa Troso. Apalagi di momen-momen tertentu seperti lebaran yang sebentar lagi akan datang. Sambil belanja jajanan untuk lebaran, pengunjung langsung bisa memilih baju lebaran  yang tak lain pakaian produksi Troso.

Di samping itu, perajin juga harus aktif meningkatkan kualitas kain yang diproduksi seiring dengan berjalannya waktu. Termasuk memperkaya motif, terutama motif-motif baru yang lebih modern. Untuk proses produksi atau pembuatan kain, perajin kain troso tenun jepara tidak bisa selamanya mengandalkan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Karena jika order naik tentu dibutuhkan mesin yang bisa memproduksi kain dengan jumlah banyak dalam waktu singkat. Jadi sudah seharusnya pemerintah merealisasikan rencananya untuk memodernisasi alat-alat tenun.

Namun, di samping mengganti alat tenun dengan mesin yang lebih modern perajin harus tetap mempertahankan ATBM sebagai alat sampingan, karena penggunaan ATBM akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli.Mungkin bisa dengan membedakan harga antara kain hasil olahan mesin dan ATBM. Pemkab Jepara musti turut berperan menyediakan tempat-tempat penjualan kain tenun Troso, Jepara. Langkah strategis yang juga bisa ditempuh adalah memamerkan Tenun Troso di tempat-tempat wisata.

Inovasi Tenun Troso

Kembali Tenun Troso menawarkan banyak tenun produk untuk kaum muda. Ini batik T-shirt dengan warna yang berbeda untuk gaya dalam warisan negara mereka. Untuk anak perempuan kita membawa blus batik yang mempengaruhi kain kontemporer seperti jeans dan aksen glitter.Selain kain pakaian, tenun Troso,  juga memiliki produk-produk fungsional seperti; taplak meja tenun dan bantal selimut, dll. koleksi pakaian tenun kami memiliki area tema yang berbeda seperti pola dengan warna kalemnya Yogyakarta, Solo, karya seni berwarna-warni, tapi lembut dan turunannya pola Pekalongan dikenal gres terang nan warna. Kain Troso menawarkan harga yang relatif terjangkau anda bisa mendapatkan berbagai jenis produk Tenun troso untuk pribadi dan keluarga.

Desa Wisata Troso

Suara gemeretak alat tenun bukan mesin (ATBM) tak henti-hentinya bersahutan tanpa jeda. Inilah sebuah sensasi unik yang bisa dinikmati wisatawan ketika memasuki Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara.

Troso adalah desa di kecamatan Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Troso merupakan sentra kerajinan Tenun Ikat dan merupakan produk unggulan Kabupaten Jepara setelah industri mebel. Sesuai dengan namanya, Kerajinan

Kain Troso dibuat dengan alat tenun tradisional (non-machine). Proses produksi dari benang menjadi kain yang mempunyai nilai seni tinggi dilakukan dengan ketrampilan yang diwariskan turun-tenurun oleh masyarakat desa Troso Kabupaten Jepara.

 

Tenun Troso menghasilkan kain jenis misris, antik, sutra dan natural dengan berbagai corak. Salahsatu keistimewaan tenun Troso adalah mempu mengadaptasi berbagai corak dari berbagai budaya baik nasional maupun internasional.

 

Surga Belanja Tenun

 

Untuk menuju Desa Troso, pengunjung dimudahkan dengan petunjuk gapura besar melingkar di tengah jalan pada ujung pertigaan Jalan Semarang-Jepara. Tulisannya jelas: “Sentra Tenun Troso”.

 

Tenun ikat Troso memiliki berbagai corak yang sangat berbeda dengan tenun ikat Bali, Lombok, Asmat, Toraja, Pedan, dan Yogyakarta. Berbagai inovasi corak terus dilakukan untuk memenuhi pasar.

 

Ada ratusan corak tenun ikat Troso yang dimiliki para perajinnya. Setidaknya ada 50 corak khas Troso yang kini dijaga keasliannya, seperti corak ikat lusi, ikat pakan, dan lurik.

 

Sepanjang jalan menuju Desa Troso, berdiri sekitar 30 toko dan outlet sebagai pusat belanja kain ikat tenun Troso. Pemerintah Kabupaten Jepara menjadikan sentra tenun Troso sebagai tempat belanja wisata kain dan fashion setelah mebel ukir.

 

Galeri Tenun di Troso

Hampir tiap hari, sentra belanja desa Troso itu tidak pernah sepi pengunjung. Mereka datang dari berbagai kota, dan termasuk para turis asing. Sebagian besar para pengunjung yang singgah di sentra itu selalu menyempatkan belanja tenun lurik atau tenun ikat Troso sebagai buah tangan.

 

Hasil industri yang ditawarkan meliputi;  kemeja, kebaya, selendang, kain jarik, kain sarung, dan segala kain fashion. Juga untuk jenis interior, taplak meja, tatakan makan, hiasan dinding, sarung bantal, sajadah, karpet, jok kursi, hingga aksesori lainnya. Harga yang ditawarkan mulai Rp 50 ribu sampai Rp 400 ribu.

Desa Wisata Troso

Hisyam juga memproduksi tenun aplikatif sutra dan katun untuk masyarakat kelas atas, dengan harga Rp 1-2 juta. “Omzet penjualan toko bisa berkisar Rp 12,5 juta per hari,” ucap Istikhomah, istri Hisyam. Jika keseluruhan omzet per tahun Rp 3 miliar, “Keuntungan kami berkisar 25 persen”.

 

Di toko itu juga digelar produk sampingan buatan Hisyam, yakni kain batik printing dan tulis. Karena Hisyam belum memiliki pembatik sendiri, ia menjalin kerja sama dengan pembatik Solo dan Pekalongan. Produk batiknya berupa kemeja, kain kebaya, dan produk fashion lainnya. Desainnya dibuat sendiri, di antaranya ada kombinasi corak Pekalongan diperkaya warna tenun, seperti ikat, bordir, dan jumputan.

 

*) Christian Heru Cahyo Saputro, pejalan, suka motret, tukang tulis, suka berbagi kisah tinggal di Semarang.

 

Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler