x

image: Bright Side

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Senin, 20 Februari 2023 15:49 WIB

Performa Anda di Usia 54 Tahun Dipengaruhi Faktor-faktor Berikut

Riset dari Ohio menyebutkan beberapa faktor yang jarang dikutip dari variasi fungsi kognitif pada usia 54: tingkat pendidikan pribadi, pendidikan orang tua, pendapatan dan kekayaan rumah tangga, ras, pekerjaan dan status depresi. Semua itu menyumbang sekitar 38% performa anda kelak.  

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Neurology pada Oktober 2022 menyatakan, 1 dari 10 manula Amerika saat ini hidup dengan demensia, dan 22% lainnya dari mereka yang berusia 65 tahun ke atas mengalami gangguan kognitif ringan. Salah satu sinyal awal bahwa tantangan kognitif yang lebih serius mungkin akan terjadi. Itu sekitar sepertiga dari semua individu berusia 65 tahun ke atas.

Penurunan kognitif secara alami terjadi seiring bertambahnya usia; wajar jika kemampuan kita untuk mengingat detail, memahami, belajar, dan berpikir sedikit menurun seiring waktu. Tetapi ketika itu mulai memengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang bahagia, sehat, dan aman, saat itulah diagnosis terkait otak mungkin terjadi.

Riwayat keluarga tentu berperan dalam risiko demensia dan kondisi terkait kognisi lainnya, dan para ilmuwan telah menemukan berbagai kebiasaan juga dapat menggerakkan jarum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian tersebut lantas disandingkan dengan  temuan dari riset  para peneliti di Ohio State University dan University of Michigan memutuskan untuk memfokuskan upaya mereka baru-baru ini untuk membantu menjernihkan kebingungan kognitif dan berpotensi mencegah kasus penurunan kognitif di masa depan yang diterbitkan 8 Februari di jurnal PLoS ONE.

Riset dari Ohio menyebutkan, beberapa faktor yang jarang dikutip dari variasi fungsi kognitif pada usia 54: tingkat pendidikan pribadi, pendidikan orang tua, pendapatan dan kekayaan rumah tangga, ras, pekerjaan dan status depresi ternyata menyumbang sekitar 38%.  

Berkaitan dengan riset ini, peneliti  utama Hui Zheng, Ph.D., profesor di Departemen Sosiologi di Ohio State University dan timnya mengumpulkan responden lebih dari 7.000 orang dewasa Amerika yang lahir antara tahun 1931 dan 1941 yang telah mendaftar di Health and Retirement Study.

Studi terkait kognisi ini mencakup biometrik kesehatan peserta dari tahun 1996 hingga 2016, dan juga memiliki detail tentang gaya hidup, seperti olahraga, status merokok, diagnosis medis, dan faktor sosial ekonomi.

Zheng dan timnya menggunakan pendekatan statistik untuk mencoba memperkirakan peran (jika ada) dan persentase masing-masing faktor yang mereka pelajari mungkin berdampak pada neuropatologi (alias penyakit brian, seperti penurunan kognitif).

Mereka menemukan bahwa kondisi kehidupan awal dan penyakit serta perilaku orang dewasa memainkan peran yang cukup kecil—sekitar 5,6%. Akan tetapi,  dalam riset tersebut ditemukan kontribusi sebesar 38% dalam tingkat risiko adalah gabungan dari status sosial ekonomi, ras dan kesehatan mental.

 

Sebelum penelitian ini, para dokter dan ilmuwan menyarankan bahwa pilihan dan tindakan seseorang paling penting dalam mempertahankan fungsi kognitif. Studi ini menunjukkan bahwa sudah waktunya untuk mengalihkan perhatian pada determinan sosial kesehatan juga. ***

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler