Kulihat air mata menggelinding membasuh pipi. Matamu berkaca-kaca. Menerawang kehilangan.
Isak tangis perlahan menabuh gendang telingaku. Kudengar rintihanmu perihal kisah-kisah yang tak kesampaian tujuannya. Meski telah kau kerahkan seluruh daya melawan kenyataan.
Barangkali, kenyataan ialah entitas yang tak pantas dliawan. Ia menjadi iblis bagi yang dikecewakan. Ia jadi malaikat bagi yang diberkahi.
Kau mulai mengumpat. Sumpah serapah kau rapalkan. Entah pada (si)apa kau tunjukan.
Air matamu menyentuh tanah. Ia lenyap tanpa bekas dilahap bumi. Kukira begitulah jadinya, perasaan atas setiap kisah
: suka cita pun duka cita
Ikuti tulisan menarik Muhammad A lainnya di sini.